Wawancara Eksklusif: Morgue Vanguard tentang Single Baru dan Album Solo
Pasca beredarnya single baru Morgue Vanguard berjudul “Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi” hari Rabu (05/06), banyak akun media sosial yang gempar memberikan pujian. Pasalnya, musisi yang juga merupakan penggagas Grimloc Records ini merilis karya yang romantis.
Berangkat dari kehebohan tersebut, Pophariini tergerak menghubungi Morgue Vanguard atau yang akrab disapa Ucok untuk berbincang soal “Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi” yang turut melibatkan Adam Vladvamp sebagai co-writer dan co-producer.
Sesi wawancara diawali dengan menanyakan soal kegiatan bermusik Ucok belakangan ini. Ternyata, 2024 merupakan tahun yang cukup padat baginya untuk menghabiskan waktu di studio.
“Ngerjain beberapa single untuk 7” dengan Madrotter atau Mardial misalnya, lalu garap album revisited edisi 20 tahun Barisan Nisan, dan sejak awal tahun sedang serius-seriusnya garap album solo saya,” kata Ucok via WhatsApp (07/06).
Ucok membuat lagu “Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi” dengan rencana yang cukup spontan, tepatnya hanya sebulan sebelum peluncuran.
Lebih lanjut, kami menambahkan pertanyaan untuk wawancara ini mulai dari perbincangan tentang lagu, kerja samanya dengan Adam Vladvamp, hingga lagu cinta terbaik versi Morgue Vanguard. Simak langsung.
Ceritakan tentang perilisan single “Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi”!
Gak ada yang istimewa sebetulnya, kecuali momennya aja. Single ini bagian dari album solo saya, cuma karena kemarin ulang tahun edisi spesial untuk istri saya, maka saya rilis duluan aja single-nya.
Wishing my other half the greatest birthday yet, semoga daftar mimpi yang tersisa di bucket list tercapai. @lovinghana Lagu barunya bisa disetel di app mana aja, asal jangan di tiqtoq.https://t.co/Rr7iXWy8FW pic.twitter.com/5fRxrsBuXh
— Morgue Vanguard (@lord_kobra) June 4, 2024
Pada prosesnya saya bikin komposisi sederhana yang kemudian saya umpan lambung ke Adam untuk diperkaya elemen lain. Di menit terakhir saya meminta sahabat saya Abo (Adri) untuk mainin saksofon sebagai pemulas akhir, karena saya selalu punya mimpi punya lagu yang berakhir kayak “English Man In New York”-nya Sting [tertawa]. Dan Abo mengeksekusinya dengan sempurna.
Apa yang memicu perilisan karya musik yang banyak ditafsir orang-orang sebagai lagu cinta ini?
Album sih. Narasi album soloku memang personal. Jadi ini bagian dari narasi di album nanti, bagian dari cerita panjangnya. Isinya adalah kelindan antara banyak hal, politikal personal, komunal, dan sebagainya. Jadi kalau ada lagu tentang hubungan dengan partner hidup saya masuk di situ sudah sangat masuk akal. Sesuatu yang agak sulit saya lakukan ketika di Homicide, Bars of Death, atau dengan album berkonsep seperti Demi Masa atau Fateh.
Apa pertimbangan bekerja sama dengan Adam Vladvamp sebagai produser?
Saya sudah beberapa kali kerja sama dengan Adam di beberapa proyek. Mulai dari Bars of Death, (album) Demi Masa, atau album Krowbar kemarin (Galaksi Rima Sakti) yang saya produseri secara artistik. Dari prosesnya saya bisa katakan saya dan Adam punya kesamaan di banyak hal soal selera musik. Kami berbagi banyak kegemaran; misalnya sama-sama fans Depeche Mode, sama-sama suka Yann Tiersen, sama-sama mengagumi Psalm 69-nya Ministry, sama-sama jadiin “In Your Eyes”-nya Peter Gabriel sebagai personal favorite, dan sebagainya. Jadi ketika saya mulai garap album solo yang secara musikal arah artistik musik dan paletnya keluar dari apa yang biasa saya lakukan di album-album yang pernah saya buat, Adam adalah orang pertama di benak saya ketika cari orang untuk membantu menggarapnya. Saya cuma punya arahan dan imajinasi musik saja, milih dan mainin samples, dan mengkomposisi. Urusan nada dan menerjemahkannya sama teknis saya kasih ke Adam, karena skill saya main alat musik itu nol besar [tertawa].
Lalu, bagaimana lo mendefinisikan cinta?
Itu serumit orang nanya ke saya soal politik.
Menurut lo lagu cinta terbaik seperti apa?
Entah kalau harus seperti apa, tapi salah satu lagu favorit saya sepanjang masa adalah “In Your Eyes”-nya Peter Gabriel tadi (yang saya colong drum breaks-nya untuk lagu “Membebaskan Hujan Dari Tirani Puisi”) dan “Love Me Like There’s No Tomorrow”-nya Freddie Mercury.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Sambut Album Perdana, Southeast Rilis Single By My Side
Band R&B asal Tangerang bernama Southeast resmi merilis single dalam tajuk “By My Side” hari Rabu (13/11). Dalam single ini, mereka mengadaptasi musik yang lebih up-beat dibandingkan karya sebelumnya. Southeast beranggotakan Fuad …
Perantaranya Luncurkan Single 1983 sebagai Tanda Cinta untuk Ayah
Setelah merilis single “This Song” pada 2022 lalu, Perantaranya asal Jakarta Utara kembali hadir dengan single baru “1983” (08/11). Kami berkesempatan untuk berbincang mengenai perjalanan terbentuknya band ini hingga kisah yang melatarbelakangi karya terbaru …