Setelah mengeluarkan single “Ruby Biru” Desember 2024 lalu, YoRI akhirnya meluncurkan album penuh perdana bertajuk 21 grams (17/02).

Dilansir siaran pers, album ini bukan sekadar kumpulan lagu, melainkan refleksi mendalam tentang perjuangan, ketakutan, dan pencapaian jati diri yang relevan bagi siapa pun yang pernah merasa tersesat dalam perjalanan hidupnya.

Lagu utama dalam album ini, “Anti-climax”, menjadi representasi paling kuat dari dilema perubahan dan ketidakpastian. Dengan lirik yang lugas dan emosional, YoRI merangkum perasaan takut keluar dari zona nyaman, menghadapi masa depan yang penuh tanda tanya, dan akhirnya menemukan keberanian untuk melangkah maju.

Terinspirasi dari teori kontroversial bahwa manusia memiliki berat 21 gram, album ini menjadi metafora tentang beban pengalaman hidup dan dampaknya terhadap perjalanan seseorang. Melalui delapan lagu yang penuh makna, YoRI menggambarkan fase kehidupan–dari kehilangan, hingga penerimaan.

Lagu-lagu seperti “Unlock”, yang mengangkat motivasi di balik tindakan seseorang, “Ripple” yang mengeksplorasi keterbatasan manusia, hingga “Shojo Manga” yang menyajikan ironi dari kisah cinta ideal, memperkuat karakter album ini sebagai karya pop dengan sentuhan artistik yang unik dan berbeda.

YoRI bersama sang produser, Vit Alian yang mendampingi, membimbing dan mengembangkan dirinya sejak pertama kali memutuskan untuk berkarir solo, ingin membuktikan bahwa musik pop yang dianggap niche pun bisa menemukan tempatnya di industri musik Indonesia.

“Sekali seumur hidup, album ini haru didengar oleh siapa pun. 21 grams adalah perjalanan penuh emosi yang bisa dirasakan oleh semua orang yang pernah merasa ragu, takut, atau kehilangan arah dalam hidup mereka,” ungkap YoRI.

Sang solois berharap 21 grams akan menjadi titik balik dalam perjalanannya yang mampu menembus industri musik Indonesia.