10 Lagu Psikedelik Indonesia 70-an Favorit Pophariini
Artikel ringan ini menyambung dari resensi saya tentang album MOMO’S MYSTERIOUS SKIN. Sadar atau tidak, secara tidak langsung BAP. membuka cakrawala musikal pendengarnya tentang khazanah musik Indonesia di masa lalu begitu “PAINTING WITH SUWAGE” dimainkan dengan sebuah intro breaks yang indah dari “Evil War” milik Sharkmove, band psikedelik rock asal Bandung.
Adakah musik psikedelik di Indonesia? Pertanyaan yang bagus. Sejauh pengamatan saya yang berangkat dari cerita-cerita dari narasumber yang pernah saya kenal di perjalanan musik saya, kisah seru tentang psikedelik, baik musik dan budayanya sendiri memang marak di era 70-an. Kebebasan yang dianut dari turunnya Orde Lama ditambah wacana tentang hippies di barat dirayakan dengan berbagai ragam ekspresi, dari rambut gondrong, celana cut bray, baju ketat, narkoba dan seks bebas serta tak ketinggalan, musik.
Jakarta dan Bandung, yang menjadi sentra budaya dan musik psikedelik pada saat itu melahirkan rekaman-rekaman rock yang disusupi psikedelia. Sharkmove adalah salah satunya. Grup bawah tanah yang digawangi Benny Soebarja ini memang satu dari antara penyembah rock dan psikedelia kelas berat. Simak album Gede Chokra’s dan kita bisa menyimak bagaimana kadar psikedelia yang sedikit banyak terwakilkan di album ini secara utuh.
Di luar itu, psikedelia secara sembunyi-sembunyi menyempil dalam tracklist di beberapa album Indonesia yang keluar tak hanya di era 70-an, bahkan dari pertengahan 60-an meskipun populer di tahun 70-an.
Pophariini secara ‘sadar’ mencoba menghadirkan paling tidak beberapa perwakilan dari lagu-lagu psikedelia yang pernah direkam dan diedarkan secara komersil bumi pertiwi ini. Tentunya, seperti biasa, daftar ini tidak bisa mewakilkan selera kalian. Kalian pun bisa membuat daftar sendiri sesuai dengan favorit dan penelusuran musikal masing-masing.
“Turn on, tune in, drop out“, inilah 10 lagu psikedelik Indonesia favorit Pophariini.
Ariesta Birawa – Di Dunia Yang Lain
Terambil dari album s/t nya, grup asal Surabaya ini menelurkan album yang meskipun tidak sepenuhnya disebut psikedelik, namun diam-diam mereka menyisipkan satu nomor mengawang-awang ini. Lagu ini juga sempat masuk dalam kompilasi Those Shocking Shaking Days.
Dengarkan di sini.
Sharkmove – Madat
Salah satu lagu Sharkmove yang direspon oleh BAP. selain dari “Evil War” adalah lagu ini. Sebuah lagu down tempo yang berbicara tentang kegiatan memakai candu ini kurang lebih melukiskan (atau merayakan?) apa yang sedang terjadi di generasi muda pada saat itu.
Dengarkan di sini.
Abbhama – Air
Terambil dari album Alam Raya, ini adalah satu perwakilan terbaik dari persinggungan antara psikedelik dengan rock progresif. Kita bisa lihat perpindahan antara nuansa mengawang dan sinkopasi yang rumit pada setiap aransemennya.
Dengarkan di sini.
The Brims – Anti Gandja
Sebuah lagu yang kerap dipasang di DJ booth di tiap perhelatan musik di Jakarta. Lagu ini bahkan sudah dijadikan sample dari rekaman hip hop internasional. Sebuah lagu yang awalnya direkam sebagai bagian dari ‘kampanye anti narkoba’ yang digalakkan oleh Brimob, korps kepolisian yang membentuk band ini, namun turns out, lagu dengan bumbu-bumbu fuzz psikedelia ini malah cenderung berbicara sebaliknya.
Dengarkan di sini.
Harry Roesli Gang – Borobudur
Terambil dari album pertama dari unit yang dibentuk musisi progresif asal Bandung, lagu instrumental ini banyak disusupi banyak elemen dari jazz, progresif, funk juga bumbu-bumbu psikedelik. Vinyl serta CD mereka kini dihadirkan ulang oleh La Munai Records, label asal Jakarta.
Dengarkan di sini.
Benny Soebardja & Lizard – 18 Years Old
Benny Soebardja & Lizard adalah petualangan selanjutnya dari musisi Benny Soebardja selain Sharkmove. Di grup ini, ia sekali lagi menancapkan jangkar-jangkar psikedeliknya di dalam rekaman-rekaman di album ini secara utuh. Mengawang maksimal!
Dengarkan di sini.
The Favourites – Aku Tak Berdosa
The Favourites adalah band pop yang dibentuk di era 70-an. Dimotori oleh A. Riyanto, Mus Mulyadi, Is Haryanto, Tommy WS dan Hari Toos ini adalah ide dari A. Riyanto yang ingin membuat grup baru yang lain dari Band 4 Nada yang hanya sebagai band pengiring penyanyi kala itu. Seiring perjalanan, rekaman-rekaman pop The Favourites merekam jaman. Yang menarik adalah lagu ini. Sebuah lagu yang memotret fenomena razia rambut gondrong yang terjadi di era itu. Dikemas dalam nuansa pop psikedelik yang ringan namun tetap mengawang.
Dengarkan di sini.
Panbers – Haai
Ketika vinyl kompilasi Those Shocking Shaking Days ‘pecah’ di Indonesia tahun 2011 silam, semua mata tertuju pada rekaman-rekaman hard rock, funk, psikedelik, progresif dari Indonesia yang seolah ‘bangun’ dari kubur. Salah satu rekaman yang menjadi perhatian adalah “Haai”, rekaman dari album debut Panbers yang sangat nyaring melengking, menyalak dengan bumbu psikedelia ‘timur atau melayu’ di tengah-tengah.
Dengarkan di sini.
Koes Plus – Kau Tinggalkan Aku
“Kelelawar” lagu rock ‘n roll dengan sedikit bumbu psikedelia telah menjadi anthem dari pemuja musik terutama cakram hitam seantero tanah air. Track ini bahkan sudah diamini di skena musik internasional ketika disematkan dalam track Cut Chemist. Namun saya tidak membicarakan lagu tersebut. Di luar “Kelelawar” sebetulnya Koes Plus punya satu dua lagu yang menyerempet sedikit ke psikedelik, baik dari struktur lagu maupun pemakaian instrumen-instrumen yang dikemas mengawang-awang, seperti “Kau Tinggalkan Aku” ini. Dipetik dari album Koes Plus Volume 2 dengan cover yang kontroversial itu, “Kau Tinggalkan Aku” memuat bunga-bunga pop psikedelia ala Velvet Underground, vibraphone-nya yang dimainkan dengan echo yang berlebih ibarat mendengarkan “Sunday Morning” dengan versi yang lebih hangat.
Dengarkan di sini.
Arie Kusmiran – Langit Ketudjuh
Di suatu masa, ada seorang penyanyi perempuan yang masih di bawah umur, bernyanyi tentang sebuah lagu tentang nikmatnya menghisap ganja. Band 4 Nada pimpinan A. Riyanto bermain kesetanan dengan beat dan aransemen yang sangat psikedelik. Suara- suara ekstase di bagian tengah lagu, rona-rona fuzz dan organ menambah ‘tinggi’nya lagu ini sampai ke puncak.
Dengarkan di sini.
_____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …