16 Pertanyaan: Cantika Abigail

Nov 7, 2021

Perjalanan karier solo Cantika Abigail dimulai saat ia merilis single “START OVER” dua tahun lalu, sampai akhirnya ia secara resmi merilis sebuah mini album solo perdana berjudul Ode To Blue di akhir Oktober 2021.

Cantika bertemu dengan kolaborator yang berbeda di karier solonya ini. Tak seperti saat ia bersama GAC. Ketika ditanya siapa sosok yang selalu dipercaya untuk bekerja sama dalam hal musik terutama untuk mini albumnya. Cantika menjawab, Kamga dan Kenny Gabriel.

“Kamga dan Kenny menurut gue bisa banget menggali potensi atau sebatas nge-trigger inspirasi yang tadinya mungkin ada di back of my mind yang gue enggak pernah sadar. Pun untuk ngobrol, enggak cuma sekadar memproduksi karya, tapi juga untuk bertukar referensi. Itu dua orang yang sejauh ini memang selalu nyambung kalau gue ajak ngobrol tentang musik,” kata Cantika kepada Pophariini.

 

Meskipun sedang tidak bersama Gamal dan Audrey, bukan berarti GAC tamat kisahnya. Cantika sendiri mengakui tentang apa yang sebenarnya ingin ia raih di karier solonya. Ia mengaku ingin mengekspresikan apapun yang sedang dirasakan sebelum nantinya balik ke GAC.

“Menantang diri sendiri bahwa gue bisa enggak ya, memperkuat karakter gue sendiri di luar GAC. Kayak pembuktian ke diri sendiri juga sih dengan adanya solo karier ini bahwa ‘Oh ternyata gue masih ingin meng-explore yang di luar GAC yang kesenangan si Cantika nih, gambaran si Cantika Abigail yang mungkin belum pernah terealiasasikan di GAC, bisa ini saatnya untuk direalisasikan’,” jelasnya.

Tak muluk-muluk soal rencana tahun depan, Cantika sambil memantau dan menyesuaikan sikon pandemi. Ia ingin sekali mengadakan pertunjukan intim Ode To Blue di beberapa kota. Selain itu, ia juga berkeinginan untuk menghasilkan album penuh untuk karier solonya.

“Pengin juga bisa memproduksi lagu. Either buat sendiri atau buat orang lain dan sudah dimulai dengan mengumpulkan teman-teman musisi dan produser juga yang punya visi yang sama untuk ‘Yuk bikin-bikin lagu yuk, iseng-iseng mungkin bisa kita yang pakai atau mungkin bisa buat orang lain’. Sebenarnya pengin mengasah kreatifitas dan juga sensitifitas diri akan segala perasaan dan bentuk-bentuk inspirasi yang mungkin ada di kehidupan sehari-hari tapi belum disadari saja sih. Cuma kalau untuk solo karier ya itu tadi, showcase dan mudah-mudahan bisa ada full album di tahun depan,” tutup Cantika.

Inilah jawaban dari Cantika Abigail untuk 16 pertanyaan yang kami ajukan kepadanya.


1. Apa tato pertamamu?

Tato di tangan kiri, tepatnya di nadi. Tatonya bentuk hati kecil banget. That’s my first tattoo.

2. Satu perubahan yang kamu belum berani lakukan?

Mencoba aliran musik di luar R&B. Tapi, pengin. Cuma masih belum tau dan belum berani.

3. Vinyl record yang terakhir kamu beli?

Ugh… Probably Hiatus Kaiyote. Band dari Australia.

4. Hidup akan terasa lebih mudah jika…

Jika gue memahami dan menerima konsep bahwa banyak hal yang memang di luar kontrol gue dan itu normal [tertawa].

5. Bagaimana cara kamu mendukung kampanye pengurangan sampah plastik?

Bawa tote bag kalau pas belanja, terus kalau mau pergi dari rumah sebaiknya bawa botol minum yang sudah diisi air. Jadi kalau di jalan kehausan enggak harus beli minuman di jalan. At least untuk 600ml pertama.

6. Ceritakan pengalaman horor dalam hidupmu!

Gue satu hari mau mulai komsel, atau kayak pengajian versi Kristen gitu. Lagi di kamar, lampu kamar gue mati. Dan ternyata bukan karena listrik, cuma memang ada yang klik saklar lampu di kamar gue karena semua listrik tetap nyala, semua perabot elektronik tetap nyala. AC nyala, lampu kamar mandi nyala. Cuma lampu kamar doang yang tiba-tiba mati. Dan ternyata memang ada yang matiin. Ada anak kecil yang ngajak gue main di kamar yang gue enggak bisa liat. Tapi nyokap gue bisa liat, dan masih banyak lagi.

7. Apa kecantikan utama seorang wanita?

Kalau seseorang sudah kenal dirinya atau at least selalu punya keinginan untuk mengenal dirinya and get connected to her self each and everyday dan pintar kecantikan yang utama. Pengenalan diri dan kecerdasan.

8. Lagu Indonesia yang pernah sering kamu nyanyikan untuk melatih vokal?

Merenda Kasih.

 

9. Restoran di Jakarta yang hampir semua menu makanan dan minumannya kamu sukai?

Rembulan.

10. Jenis pakaian yang menurut kamu nyaman tiap kali memakainya?

Oversized T-shirt sama biker short.

11. Siapa penulis buku favoritmu?

Salah satunya Mitch Albom.

12. Kesuksesan musisi itu bisa dilihat dari apa?

Dari seberapa besar impact yang dihasilkan dari musiknya dan selama apa satu karya bisa dinikmati. Contohnya kayak “Heal The World”-nya Michael Jackson.

13. Apa olahraga yang rutin kamu lakukan?

Wall climbing.

14. Pendapatmu tentang cinta tak harus memiliki?

Butuh tingkat kedewasaan yang tinggi karena rasanya enggak enak dan berat.

15. Di mana kamu biasa menghabiskan waktu berlama-lama untuk menyendiri?

Di pantai.

16. Sebutkan tiga solois pria Indonesia yang kamu kagumi beserta alasannya!

Teza Sumendra. Karena dia punya, dikaruniakan oleh Tuhan suara timbre yang sangat amat bagus dan enak didengar dan mau nyanyi di low register atau pun high register. Semuanya enak.

Kedua Rizky Febian. Karena I think he’s a musical genius juga untuk bikin lagu yang enak. Walaupun sebenarnya secara komposisi tidak mudah tapi tetap enak, bisa dinikmati dengan mudah. 

Yang ketiga itu Kamga Mo. Karena kalau Kamga very soulful. Mau nyanyi lagu kayak gimana pun dia kayak menaruh jiwanya dia di dalam lagu itu and if you listen to the song you would think as if that song was his song padahal lagu orang lain.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang