16 Pertanyaan: Jubilee Marisa
Penyanyi pendatang baru, Jubilee Marisa Guitarra yang hadir dengan nama panggung Jubilee Marisa mengawali karier bermusiknya lewat single “twentysixteen” yang dirilis sekitar pertengahan Januari lalu.
Dalam kesempatan 16 Pertanyaan ini, Jubilee pun menceritakan bagaimana awalnya ia memutuskan untuk merilis karya musik perdananya.
“‘Twentysixteen’ aku tulis tahun 2019 bulan Januari, tanpa ekspektasi dan rencana apapun. Sampai akhirnya aku kasih demo ke beberapa teman-teman dan dapat respons yang menyenangkan. Banyak yang minta untuk dirilis properly. And here I am with Wonderland Records,” kata Jubilee kepada Pophariini tentang single yang diproduseri CVX tersebut.
Selain bermusik, penyanyi kelahiran 7 Agustus ini tengah menjalani perkuliahan jurusan Sastra Perancis. Ia juga mengaku suka menggambar yang diunggah melalui akun Instagram @ubitspaper.
Setelah memperkenalkan diri lewat nomor “twentysixteen”, Jubilee ingin terus menuliskan lagu untuk menemani banyak orang. Ia mengungkapkan tentang rencana bermusiknya tahun ini.
“Pengin banget bisa bikin lagu untuk membantu pendengar musikku yang kesulitan untuk menyampaikan apa yang sebenarnya mereka rasakan. Always have this thought in my head, ‘Let me write and tell the world the things you wanted to say but you can’t. Let me help you through my music’,” tutupnya.
Simak langsung jawaban-jawaban Jubilee untuk 16 Pertanyaan berikut ini.
1. Momen ulang tahun yang tak terlupakan sejauh ini?
Waktu ulang tahun umur 17, bangun-bangun di depan rumah sudah ada papan bunga. Menarik dan enggak akan terlupakan [tersenyum].
2. Biasanya kamu mendapatkan referensi musik dari mana atau dari siapa?
Sebenernya untuk bisa dapet referensi musik itu bisa dari mana saja. Tapi, selama ini sejauh yang aku sadari. Aku selalu dapet referensi dari musik Indonesia akhir 70an-80an. Menarik banget karena kalau diperhatiin, mereka selalu jujur dengan karyanya. Liriknya sangat sederhana. Tapi, di situlah yang bikin karyanya jadi magis. Ketika lirik yang ditulis kayak lagi ngobrol saja gitu, seperti lagu “Geneva” dari Candra Darusman yang selalu bikin kita ngerasa kaya lagi diceritain, atau “Keraguan di Hatimu” dari Dian Pramana Poetra yang setiap kali dengerin lagu itu, rasanya lirik yang ditulis begitu sederhana tapi blak-blakan dan selalu bisa melebur dengan nada-nadanya. Pasti selalu seru kalau lagi belajar musik di era itu.
3. Tunjukkan tiga foto terbaik hasil jepretan dari kamera film kamu! (silakan sertakan fotonya dan jelaskan)
Ini adik perempuanku yang paling cantik sedunia, Jannalee. Setiap lihat foto ini, langsung seneng saja rasanya.
This is me and my great-grandmother. She’s the sweetest. Kami suka koleksi perangko bareng-bareng. Beliau juga sering kali cerita tentang kehidupannya dulu ketika masih gadis.
Ada cerita menarik di balik jepretan ini. Aku selalu suka sama suasana Jakarta Pusat kalau malam hari. Foto ini aku ambil karena lampu Hotel Menteng yang kesannya jadul itu seperti berdiri sendiri di tengah hiruk pikuk kota dan modernisasi yang sudah bisa kita lihat di mana-mana. Ditambah lagi karena diabadikannya pakai kamera film. Suasana lampunya selalu terasa kalau lagi lihat foto satu ini.
4. Malam minggu: total hang out with your friends or stay all night in your room with your fave music?
Stay all night in my room alone with my favourite music loud on speakers. I mean that’s what I’ve been doing. I rarely go out untuk malem minggu bareng temen to be really honest [tersenyum].
5. Satu buku yang berhasil mengubah pandangan hidupmu?
Honestly anything from Pramoedya Ananta Toer. Tapi, kalau harus pilih satu, “Nyanyi Sunyi Seorang Bisu”.
6. Figur ayah menurut kamu?
A friend. Menurutku, a father – daughter relationship itu aku liat seperti teman yang bakalan selalu ada dan enggak akan pernah hilang, dekat atau jauh. Temen cerita yang asik, walaupun pasti ada beda pendapat. Tapi, at the end of the day akan menemukan jalan untuk bisa jadi 911-ku at times when I need him.
7. Lagu pertama yang kamu pelajari saat belajar main alat musik?
“Naik Naik ke Puncak Gunung”. Soalnya chords-nya cuma 3 dan repetitive. Jadi, gampang untuk beginner yang masih pengen belajar untuk jari tangannya menari-nari di atas senar.
8. Kamu suka masakan rumah atau jajan di luar?
Untuk makanan aku lebih prefer masakan rumah and shout out to Mbak Nila because she makes great meals at my house. Kalau jajanan dari luar itu biasanya kalo lagi pengen something sweet.
9. Apa arti angka 26 buat kamu?
Special in it’s own way that I couldn’t describe.
10. Apa yang paling kamu takut benar-benar terjadi dalam hidup ini yang awalnya hanya kekhawatiran di hati dan pikiranmu?
Losing someone I love.
11. Ingatkah cerita dongeng yang pernah kamu dengar semasa kecil?
My grandma would always tells stories about Rapunzel and how she would run away dari tokoh antagonisnya, Madam Gothel. Such a great time to be alive back then. would turn back the time just to experience that again.
12. Seperti apa kriteria laki-laki yang sudah pasti membuatmu jatuh cinta?
Someone who can keep me calm and sane when I’m anxious. And listens to great music would be a plus [tersenyum].
13. Manggung di hall besar dengan penonton yang ramai atau di small cafe dengan penonton yang sedikit tapi intim?
Tough question. Dua-duanya punya keseruan yang beda sih. Ketika manggung di hall besar dan banyak yang nonton, proses timbal balik energinya pasti berbeda dibanding kalau ada di small cafe. Untuk sekarang aku lebih pilih ada di ruang kecil bareng penonton yang sedikit dulu deh karena rasanya untuk saat ini aku ingin mengenal secara pribadi beberapa pendengar musikku.
14. Tempat yang biasa kamu pilih untuk menyendiri?
My bedroom. I feel like the walls in my bedroom are alive and they’re the ones who keeps me companied when I really need to be on my own.
15. Adakah barang yang menjadi impianmu untuk dibeli?
It’s this one pretty thing that I have always wanted, James Lamerton’s Safra Electric Guitar.
16. Sebutkan tiga band Indonesia yang kamu tak bosan saat menontonnya secara langsung!
White Shoes And The Couples Company, Elephant Kind, dan Barasuara.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …