16 Pertanyaan: Rasyiqa

Mar 27, 2022

Tak hanya single perdana “Reckless” yang dibuatkan versi berbeda dengan menghadirkan Vintonic, Rasyiqa yang kembali dengan single terbaru “Get Up (Get Out!)” sekitar pertengahan Maret lalu siap membuat versi lain lagu ini.

“Gue awalnya menulis lagu ini sangat berbeda dengan versi yang sudah dirilis. Jadinya gue pengen orang-orang juga bisa menikmati sisi berbeda gue dalam lagu ini,” kata Rasyiqa kepada Pophariini (24/03).

Demi melanjutkan karier bermusiknya, ia berharap bisa mengeluarkan karya musik lebih banyak lagi. Rasyiqa memperkirakan ada dua lagu baru yang siap dilepas. Jika ia dapat merealisasi targetnya di tahun 2022 ini, kemungkinan lagu-lagu terpilih bakal dirangkum untuk sebuah mini album.

 

Selain bermusik, Rasyiqa bekerja secara penuh di perusahaan entertainment yang sedang merambat ke dunia permusikan. Ia bertanggung jawab untuk beberapa musisi yang baru masuk ke perusahaannya. 

“Jadi, mostly yang gue handle sebenarnya ada rilisan musik mereka sih. Ibaratnya mirip seperti pekerjaan seorang A&R di label rekaman. Di satu sisi, gue juga beberapa kali mengambil pekerjaan sampingan menjadi seorang publicist buat beberapa musisi yang memang teman-teman sendiri sekaligus ingetin mereka ngumpulin aset dan juga deadline upload materi kapan ke aggregator [tertawa],” ungkap Rasyiqa yang juga mengaku tengah belajar menjadi manajer artis. 

Berbicara tentang awal ketertarikan Rasyiqa terhadap musik sudah tampak sejak masih kanak-kanak. Ia ditawarkan banyak film dan acara televisi yang penuh dengan sebuah musical number, “80% dari film-film itu berasal dari Disney. The Lion King, selain menjadi film favorit gue, soundtrack-nya juga juara. Misalnya, ada yang bikin karaoke night Disney. Sudah itu pasti mikrofonnya kalau hilang gue jadi tersangkanya.” 

Soundtrack film bukan alasan untuk yang selanjutnya. Ketika ditanya soal bagaimana ketertarikan dirinya bermusik, Rasyiqa mengaku berasal dari beberapa musisi yang manggung di acara musik MTV maupun Nickelodeon yang sempat menampilkan banyak musisi di acaranya.

Ia sering membawa music player saat masa sekolah untuk memutar CD atau kaset dari artis favoritnya seperti Britney Spears, M2M, Michelle Branch, dan Hilary Duff. Bahkan, beberapa band pop rock seperti The All American Rejects, Fall Out Boy, Panic! At The Disco sampai My Chemical Romance. 

Seiring berjalannya waktu, sejak memulai karier bermusik tahun 2021 lalu, Rasyiqa memang tidak memiliki ekspektasi apapun sebagai musisi. Ia bahkan tidak menyangka karya yang dihasilkan olehnya bisa diterima. 

“Kalau ternyata banyak yang akhirnya suka dengan rilisan perdana gue kemarin si ‘Reckless’ karena itu gue bikinnya cukup impulsive. Gue inget banget ngobrol sama teman gue si cellosux dan Rama Harto yang bantu garap. Rilisan ini tujuannya adalah sebagai kado untuk my younger self karena gue sudah menguburkan niat gue untuk menjadi seorang penyanyi. Akan tetapi karena gue ngeliat feedback dari ‘Reckless’. Gue jadi mikir, apa gue lanjutin saja ya dan akhirnya ya di sini lah gue dengan baru saja merilis single kedua,” tutup Rasyiqa. 

Semesta akhirnya bisa mempertemukan Rasyiqa dengan banyak kebaikan yang datang untuk terus bermusik. Sikap pantang mundurnya tak lain datang dari dirinya sendiri karena ia melakukan itu semua terutama untuk dirinya.

Dan inilah jawaban Rasyiqa untuk 16 Pertanyaan yang kami ajukan.


1. Kamu benci ketika sedang merasakan apa?

Gue paling enggak suka ngerasa gabut sih sebenarnya, atau posisi di mana gue diminta untuk menunggu atau enggak ngapa-ngapain. Makanya, gue sering ngomong, “How can I help you?” dan ketika gue ngomong itu maksud gue beneran.

2. Siapa sosok yang mengubah pandangan kamu terhadap karier bermusik?

Sosok yang cukup mengubah pandangan gue terhadap karier bermusik sebenarnya adalah teman-teman gue sendiri. Gue amazed dengan bagaimana mereka sangat memperjuangkan kejujuran dalam karyanya dan tentunya pantang nyerah, to name a few gue banyak belajar nulis dari cellosux, Sade Susanto, terus Sambadha (Coldiac). Gue sangat senang bagaimana beliau selalu memikirkan apa yang bisa dilakukan atau kontribusi untuk orang-orang sekitar ditambah semangat untuk mau menaungi orang-orang yang ingin bermusik. Respect. Terus gue juga cukup senang bisa dapat banyak masukan dan pelajaran dari Marco Steffiano, Heston Prasetyo, dan juga ada Kamga yang menurut gue memberikan confident boost untuk gue melakukan this whole music thing.

3. Kapan terakhir kali kamu putus cinta sampai akhirnya harus bisa memaafkan diri?

Kalau putus cinta dalam sebuah hubungan resmi sudah lama banget di 2018. Terakhir jujur pengalaman yang satu itu lebih cocok jadi komedi. OK tapi kalau semisalnya dikecewakan oleh cinta, sering. Hubungan gue sering kali platonic, di mana orang bisa nyaman sama gue tapi ya hanya sebagai teman. Terakhir mungkin di awal tahun 2021, setelah kita ngobrol cukup lama sekitar 2 tahun ya pada akhirnya gue sadar beliau tidak mungkin melihat gue sebagai sosok untuk menemaninya lebih dari seorang teman. Tapi, ya mungkin dia juga bukan sosok yang tepat juga akhirnya gue sadar.

4. Sesuatu yang bikin kamu enggak bosan untuk melakukannya?

Mencoba pendekatan yang berbeda ketika melakukan sesuatu yang terlalu sering sih.

5. Katanya nasib tidak akan berubah kalau tidak melakukan apa-apa. Apa yang kamu sudah lakukan untuk hidupmu? 

Merilis lagu yang sesuai dengan apa yang gue mau arahannya. Di mana dengan melakukan ini gue melakukan sesuatu yang membuat gue sendiri bahagia dan bukan untuk kepentingan orang lain. Choosing myself for once is a leap for me.

6. Apa kelebihan yang kamu punya namun orang lain tidak sadari?

Memahami perilaku seseorang tanpa ada kata-kata dari orang yang tersangkut, kayaknya banyak orang yang masih underestimate kalau gue bisa membaca apa yang membuat mereka nyaman atau enggak.

7. Gaya berpakaian yang menurut orang lain aneh tapi kamu suka dan bodo amat kata orang?

Ke lamaran sama nikahan pakai Converse. Biasanya gue pakai sendal kalau mau pamit dari rumah. Cuma kenyataannya gue ganti sepatu sebelum naik mobil atau kendaraan yang gue pakai. Gue ngikut kata Demi Lovato saja, kata siapa gue enggak boleh pake dress sama Converse gue? [tersenyum].

8. Kamu pernah melakukan sesuatu yang alay tapi baru menyadari itu enggak banget sekarang ini. Hal apa itu?

Sulit pertanyaannya, karena yang gue lakukan dulu yang dianggap alay sekarang pada enggak sadar itu enggak alay. I was an emo kid in elementary school. Cuma mungkin yang bisa gue jawab adalah gue dulu sering overpost ketika gue emosi sih. Ada kejadian di mana gue sempet ada masalah sama guru gue di SMP, di mana gue lagi dengerin lagu di kelas di saat nugas dan ketahuan, HP gue disita selama sehari. Gue nulis kekesalan gue di Twitter dan juga di blog gue. Enggak ketahuan sih sama beliau tapi ketahuan sama orang tua gue. Sampai hari ini gue sudah enggak ingat akses blog gue itu. Intinya, gue menyebut guru gue itu pinguin. Dan itu enggak keren [tertawa].

 

9. Nama panggilan masa kecilmu?

Bunda gue manggil gue dulu Syiqa, Rasyiqa Rasyiqa pium pium, Gembala Sapi. Enggak tau kenapa. Temen SD gue manggil gue dengan sebutan Dora the Explorer karena potongan rambut gue yang pendek dan selalu berponi. Padahal itu potongan khas Almarhumah Oma gue dan dia selalu senang sekali motong rambut gue jadi gue biarkan. Terus entah kenapa ada fase gue dipanggil kecap, in a way gue enggak paham kenapa karena kulit gue sebenarnya tidak gelap. Selebihnya kayaknya normal panggilannya Rasyiqa atau disingkatnya Rasy. Mungkin ada nama kayak Cika juga sebagai panggilan kalau kalian mengenal gue sebagai pekerja di industri musik [tersenyum].

10. Pernah nggak naksir kakak kelas atau adik kelas semasa sekolah?

Pernah. Ketika gue duduk di kelas 5 SD gue sempet naksir sama senior gue yang bedanya hanya setahun. Awal mulanya dia mendekati gue karena dia pengen kenalan dan PDKT sama sahabat gue (story of my life). Ya, mau enggak mau gue jadi kotak pos mereka berdua cuma pada akhirnya sosok teman gue yang beliau sukai sudah mulai dilupakan dalam percakapan kita sehari-hari, dan makin dekat. 

Ada kali sampai gue kelas 2 SMP masih naksir dalam diam. Tapi ya akhirnya dia jadian sama sahabat gue yang di SMP. Ibarat kalau film Heart, dia Farel, teman yang ditaksir Luna, dan aku hanyalah Rachel yang siap membantu dan melakukan apapun demi kebahagiannya. Padahal dalam hati berharap dia memilih sosok yang ada setiap saat, yang kini gue sadar itu perilaku orang naif.

11. Kalau di dunia ini cuma tersedia makanan yang kamu enggak suka. Kamu akan menciptakan makanan apa?

Waffle burger isinya steak, pineapple, sama peri-peri. Belakangan ini gue lagi suka makanan Latin, jadi apa-apa pineapple peri peri [tersenyum].

12. Kamu pilih atas atau bawah?

Ini mengacu kepada apa ya pertanyaannya. Menurut gue tergantung situasi sih, ada hal-hal yang menjadi sebuah advantage ketika loe di atas tapi kalau loe di bawah loe malahan bisa mengambil banyak banget pelajaran dari kesalahan loe. Cuma kalau harus milih satu, mungkin bawah ya, karena gue selalu ingin belajar dan mengetahui hal baru. Tapi boleh lah sekali-kali tukeran posisi [tersenyum].

13. Apakah pendapatmu tentang musisi yang terjun ke politik?

Gue enggak terlalu peka jujur dengan dunia perpolitikan [tertawa]. Jadi, gue enggak tahu komentar apa sebaiknya. Menurut gue sah saja, namanya juga hak mereka kalau mau berpolitik. Kalau memang capable dan siap untuk mengabdi negara, silakan. Yang penting jangan rusuh saja kampanyenya.

14. Kamu mendapat kesempatan untuk membuat aturan baru untuk Indonesia. Peraturan apa yang kamu rasa belum ada dan perlu di Indonesia?

Seandainya dapat, pengen banget buat peraturan mengenai perlindungan data pribadi. Kayak banyak SMS atau telepon yang tiba-tiba masuk entah berantah. Agak seram sih.

15. Jika agama sama sekali tidak ada. Menurut kamu manusia perlu mempercayai siapa atau apa?

Berat juga pertanyaannya [tertawa]. Karena gue pribadi suka dengan konsep adanya sesuatu di mana kita bisa bersandar. Tapi semisal memang agama tidak ada, kita mempercayai kesadaran kita sendiri.

16. Sebutkan tiga lagu Indonesia yang kamu takjub banget sama penulisan liriknya! Dan ketik bagian lirik mana favoritmu!

“Membasuh” – Hindia, Rara Sekar

“Cukup besar tuk mengampuni, tuk mengasihi tanpa memperhitungkan masa yang lalu, walau kering bisakah kita tetap membasuh.”

“Risalah Hati” – Dewa

“Beri sedikit waktu, biar cinta datang karena telah terbiasa.”

“Jikalau” – NAIF

“Berilah daku waktu ‘tuk wujudkan semua, janji ini untukmu, ku tak akan, kuharap dikau sabar menunggu.”

Honorable mention: “Seperti yang Kau Minta” – Chrisye, “Firasat” – Marcell, “Bahasa Kalbu” – Titi DJ.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …