30 Kolaborator Album Tribute Sajama Cut di Mata Marcel Thee
Sederet nama mengapresiasi karya musik yang pernah dihasilkan oleh Sajama Cut dalam sebuah album tribute You Can Be Anyone You Want yang resmi dirilis dalam format CD untuk pertama kali 3 September 2022.
Di hari yang sama, Sajama Cut langsung menggelar acara perilisan album dengan menggaet beberapa kolaboratornya, seperti Muchos Libres, Ikkubaru, Nearcrush, dan Polyester Embassy untuk tampil di IFI Bandung.
Album tribute You Can Be Anyone You Want melewati waktu penggarapan sekitar delapan bulan di tahun 2021. Ide pembuatan albumnya sendiri muncul dari beberapa teman terdekat Sajama Cut.
“Satu bulan untuk gue menyadari ini waktu yang tepat dan tidak terlalu egotistical, dan 7 bulan mengurus soal teknisnya yang tidak mudah karena banyak yang mau terlibat [tertawa]. Yang pasti, semua pengisi men-deliver dengan sangat cepat. Gue takjub dan penuh apresiasi,” kata Marcel kepada Pophariini (08/09).
Penamaan You Can Be Anyone You Want diambil dari penggalan lirik lagu Sajama Cut berjudul “Less Afraid” yang terdapat di album The Osaka Journals. Baris lirik ini yang dirasa paling memiliki koneksi dengan banyak orang hingga dipilih menjadi judul.
“Kata-kata itu juga menjadi etos Sajama Cut. Asal hati murni dan tujuannya baik, siapapun bisa, bebas, dan berhak menjadi apa yang mereka impikan,” ungkap Marcel.
Tak ada alasan yang berlebihan untuk pemilihan siapa saja yang berkontribusi di album. Marcel mengaku, ia penggemar dari nama-nama yang terpilih. Bahkan, ada pula yang memang baru kenal.
Pemilihan lagu mana yang dibawakan ulang untuk sang album. Para kolaborator Sajama Cut bebas memilih yang kemudian berdiskusi langsung dengan Marcel dan diberikan masukan.
Sejak terbentuk di tahun 1999, Sajama Cut tak jarang mengalami pergantian formasi. Marcel menganggap, formasi yang sekarang memang berbeda dengan hadirnya Aldrian Risjad (gitar), Daniel Hasudungan (kibor), Dewandra Danishwara (gitar), dan Adam Rinando (drum).
“Sajama Cut memang fluid formasinya sejak lama, dan sekarang kita berevolusi menjadi lineup yang menurut gue, sangat kuat. Pas sekali untuk membawakan materi-materi lama, tapi khususnya untuk memainkan ‘Godsigma’ di panggung,” jelas Marcel.
Setelah hanya bisa didengarkan melalui CD, album tetap direncanakan untuk beredar di layanan streaming musik. Namun, masih belum bisa dipastikan kapan meluncurnya.
Meneruskan nafas perayaan rilisnya album tribute ini, Sajama Cut memiliki banyak rencana di depan terutama panggung yang menampilkan para kolaboratornya. Mereka pun bakal berbagi panggung dengan The Sugar Spun, Sirati Dharma, Adrian Adioetomo, dan Polka Wars (DJ set) malam ini (11/09) di Hard Rock Cafe Jakarta.
Selalu ada hal yang berkesan dari setiap proses menghasilkan. Simak di bawah ini komentar dari Marcel mengenai para kolaboratornya di album tribute You Can Be Anyone You Want:
Neonomora – Bloodsport
Modern, progressive, kontemporer. Gue fans berat Neonomora dan ingat pertama kali kagum bukan main waktu mendengar cover ini.
The Sugar Spun – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982
Melodius dan emosional. Cocok untuk soundtrack romantic comedy kaum bohemian.
Sal Priadi – Katedral Tiongkok
Ini gila sih. Interpretasi sempurna dari apa yang kita kejar di versi aslinya. Duka yang dibuat indah.
A Curious Voynich – Terbaring Di Pundak Pesawat, Termakan Api, Terlentang, Tersenyum
Ini juga seru dan melodius. Bahkan mungkin lebih catchy bagi pendengar muda, dibanding versi kita. Band relatif baru yang menjanjikan.
Lomba Sihir – Less Afraid
Retro urban pop yang menyulap “Less Afraid” jadi sesuatu yang membuat gue bisa mengapresiasi lagi lagu ini. LS ini adalah satu dari sangat sedikit band indie kontemporer yang terus terang bisa gue nikmati. Produksi mereka hangat dan melodi mereka ultra-memikat.
Adrian PDM – Alibi
Versi super sensitif dengan sentuhan dan bentuk rekaman lo-fi yang membuat gue berdecak kagum.
Nearcrush – Season Finale
Seru banget versi ini. Nuansa shoegaze eropa 90-an dengan sedikit elemen cyber-metal Smashing Pumpkins. Dreamy.
Hawktactic – Twice (Rung the Ladder)
Folky dan enak untuk dinyanyikan ramai-ramai.
Cotswold – Speak in Tongues
Ini benar benar menerjemahkan ide yang ingin gue capai dari lagu ini. Goth, new-wave post-punk 80s. Ciamik sekali delivery-nya.
Polka Wars – Rachmaninoff Dan Semangkuk Mawar Hidangan Malam
Khas Polka Wars banget ini. Vokal Aeng apalagi. Cukup minimalis dan straight to the amygdala.
Ade Paloh & Binsar – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982
Ya mau dibilang apa lagi. Vokal dan trumpet Ade plus instrumentasi Binsar. Pecah.
Muchos Libre – Tekstur Kulit Wanita Kaya-Raya
Punk rock banget band ini. Gak gue duga kita ada lagu yang bisa untuk mosh pit. Sangat amat suka.
Ikei – Fatamorgana
Hyper-pop anime OST yang emosional. Unik sekali musik dan presentasi Ikei ini. I love it.
Methiums ft. Adyangga & Raracellina – Fallen Japanese
Metal, bro. What can I say? Seru banget dan enerjik. Membelah jiwa.
Bin Idris – Bloodsport
Haikal itu modern jenius dan salah satu kolaborator gue di Nakatomi Plaza, band gue berdua dengan dia yang menurut gue instinct musikalnya paling dekat. Sense of melodies kita gak jauh.
Ikkubaru – Paintings Pantings
Asik banget versi ini, dan panggung live mereka sangat amat menghibur dan ‘pro’ sekali.
Secret Meadow – Kesadaran/ Pemberian Dana/ Gempa Bumi/ Panasea
Gue suka sekali versi ini, khususnya pemilihan melodi vokal Edo dan strumming gitarnya yang penuh dengan chorus-y vibrato. Agak slacker-ish tapi tetap emosional.
Pandu Fuzztoni – Bloodsport
Ini power-pop yang powerful. Seru banget.
Ghost Fever – Nemesis / Murder
Salah satu band baru yang patut di-support. Cukup dekat secara sound dengan SC di era Osaka.
Ache – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982
Gue gak tau apakah mereka ‘emo’, tapi versi ini cukup emo-sional. Semoga gue bisa melihat mereka main live.
Texpack – These Are Wounded Things
Seru band ini. Early-mid 90s nostalgia.
Adrian Adioetomo & Daniel Mardhani – Terbaring Di Pundak Pesawat, Termakan Api, Terlentang, Tersenyum
Dua sahabat yang musiknya selalu gue dengarkan. Collabs mereka ini hasil ide gue dan anak-anak SC, dan hasilnya benar benar out of the box. Keren.
Whitenoir – Rachmaninoff Dan Semangkuk Mawar Hidangan Malam
Ini post-metal kali ya? Gue kurang mengerti genre, tapi ini sangat cloudy dan hazy. I love it.
Meet the Doppelganger – Menggenggam Dunia
Band yang promising banget. One-man band kalau gak salah. Dan karyanya selalu menggugah. Vokal dan penempatan melodi mereka di lagu ini unik banget dan cukup beda dengan versi aslinya.
Sirathi Dharma – Bloodsport
Panji ini juga sound-maestro. Jadi, sudah pasti “Bloodsport” ini keren, dan buat gue, agak mid-90s Industrial bahkan.
Polyester Embassy – Adegan Ranjang 1981 ♥ 1982 (Remixed)
Elang dan teman-teman PE semakin gila live-nya. Kemarin di IFI Bandung, gue dan anak-anak hanya bisa berdecak kagum.
Peonies – Fatamorgana
Sayangnya band ini sudah bubar, atau mungkin hiatus. Ini versi “Fatamorgana” yang unik dan joyful sekali.
Pale Skies – Lukisan “Plaza Selamanya, Leslie Cheung” Melukisku Melukisnya
Dreamy dan sedikit psychedelic. Ini favoritnya beberapa anak band kita.
Bottlesmoker – The German Abstract (Remixed)
Angkuy dan Nobbie sudah master kalau soal me-remix, jadi kita percayakan 100% ke mereka. Modern digital gems.
Outrage – Sajama Box Cutter ft Hans Citra Patria
Band post-hardcore/hip-hop yang merch-nya sama keren dengan musiknya [tertawa]. Versi ini magic sekali dan melibatkan eks-kibordis kita pula.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …