5 Alasan Dialog Dini Hari Enggak Bubar

Apr 6, 2024

Tak terasa Dialog Dini Hari memasuki usia karier ke-16 tahun ini. Mereka sudah mengantongi total 3 album penuh seperti Beranda Taman Hati, Tentang Rumahku, dan Parahidup. Belum termasuk single lepasan dan album mini.

Semenjak Zio hengkang, Dialog Dini Hari tersisa Dadang Pranoto dan Deny Surya. Dalam perjalanannya, mereka juga dibantu nama-nama seperti Aweng Himawan, Kristian Dharma, dan Donny Hermawan.

Dialog Dini Hari di Joyland Bali 2024 / Dok. Pohan

 

Dialog Dini Hari terakhir merilis single tahun lalu dalam judul “Kita Dan Dunia” dan “Miles Away”. Kami sempat menemui mereka di balik panggung Joyland Bali Maret 2024 untuk menanyakan apa alasan mereka enggak bubar. Simak langsung di bawah ini.


 

Mengerti karakter masing-masing

“Aku pikir kayak kerja dengan banyak kepala tuh enggak gampang. Punya ego masing-masing apalagi musisi kan ego pasti lumayan besar yang harus kami lakukan, kami mengurangi ego itu. Yang paling penting adalah kayak kami mengerti karakter masing-masing. Kalau karakter si A, dia enggak bisa dibecandain, aku pasti enggak becandain. Kalau misalnya, ini orang bisa ditololin nih, aku tololin dia. Contohnya seperti itu lah. Penting di luar musikal, jadi lebih ke pengertian.” – Aweng Himawan

Lebih kuat pertemanan daripada main musik

“Awetnya itu dari sisi pertemanannya. Maksudnya karena mungkin di luar band itu bertemannya lebih kuat daripada sekadar main musik. Itu yang bikin awet sebenarnya. Pun enggak ngeband, pun enggak kerja bareng, di luar itu tetap masih dekat banget. Mungkin itu yang lebih kuat daripada ngebandnya. Jadi mungkin yang keliatan eksistensinya bandnya, sebetulnya secara personalnya kami sudah lebih kuat daripada namanya.” – Kristian Dharma

Persahabatan yang jujur

“Kenapa DDH berdua tidak bubar meskipun ditinggal satu. Ya sebenarnya kami baik-baik saja sama seperti Kristian bilang, lebih ke berteman sih. Jadi kami sudah enggak mikir, saya lebih bagus dari siapa. Tapi ini lebih ke memang seperti bersahabat. Jadi jelek ya bilang jelek, bagus ya bilang bagus. Enggak ada malunya.” – Deny Surya

Selalu berproses

“Aku melihatnya mereka berproses berkarya. Itu salah satu yang bikin aku jealous karena istilahnya aku melont* bermusik. Dan aku lihat mereka tuh learning by process, membuat karya dan segala sesuatu. Itu adalah salah satu hal yang bikin mereka utuh dan segala macam. Jujur aku sendiri merasa iri sama mereka. Dulu aku pernah bantuin, sekarang aku bantuin lagi. Kenapa aku ke sini nyaman karena mereka berproses, mereka berkarya. That’s it.” – Donny Hermawan

 

Memakai teori band legend

“Kenapa band itu legend? Karena mereka enggak bubar. Teoriku band legend itu enggak akan bubar. Ini masalah the idea ya tentang misalnya DDH bisa saja aku cabut mungkin ke mana ke Eropa. Eh, bro aku mau kerja di kapal pesiar ya karena the idea awal yang kami pegang teguh menjadi konsisten, menjadi dedikasi, berkarya di satu ruang ini sebagai Dialog Dini Hari siapapun itu. Kenapa aku berteman, berkawan, tau sifat masing-masing, manage ego, semuanya benar. But the think is the idea dari awal tentang sebuah gambaran besar bagaimana kami berkreasi. Dalam hal ini adalah Dialog Dini Hari. Makanya aku bilang band ini bisa jalan kok, mau sama aku tanpa aku, tanpa dia, tanpa siapapun. But the brand, kalau secara bisnis namanya brand. Tapi kalau kami ini ruang kreasi kami nih karena kalau ruang kreasi ini hancur, bandnya bubar. Orang enggak akan ingat lagi karena teorinya band legend yang tetap dihormati, disayangi itu tetap produktif, konsisten. Entah itu ngomongin sensitivitas sosial segala macam. Tapi bandnya enggak bubar, itu band legend.” – Dadang Pranoto

Foto cover dok. Gus Wib (@guswib_)

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …