5 Alasan Fourtwnty Enggak Bubar
Setelah Januari lalu mengakhiri Nalar Tour Album, Fourtwnty siap untuk menggelar konser tunggal tanggal 9 November 2024 dalam tajuk MYACASA di Megastar Arena, Kuala Lumpur.
View this post on Instagram
Kami sempat menemui Ari Lesmana (vokal) dan Nuwi (gitar) dalam konferensi pers konser MYACASA hari Rabu (26/06) di Tulum, Jakarta Selatan. Mereka mengungkapkan apa alasan Fourtwnty masih bertahan sampai di tahun yang ke-14 perjalanan.
Ari mengawali cerita dengan kenangan awal terbentuknya Fourtwnty. Ia menjelaskan, momen perilisan album mini Setengah Dulu di akhir tahun 2014 sempat menjadi masa yang krusial bagi kelanjutan karier band saat itu.
“Lagunya di mana-mana, tapi kok Fourtwnty-nya gak manggung-manggung. Momen itu kayak sempat mau bubar karena aku kerja kantor segala macam terus ada yang harus dibiayai. Tapi kami komitmen dan minta restu orang tua untuk jalan terus, akhirnya kebuka deh semuanya,” kata Ari.
Ketika berbicara soal konser MYACASA yang jika diterjemahkan memiliki arti ‘rumahku”, Fourtwnty sudah menganggap negara Malaysia adalah rumah kedua bagi mereka. Ari memberikan pandangan mengapa banyak penduduk di negeri jiran yang suka mendengarkan karya-karya mereka.
“Aku lahir di Pekanbaru yang notabene bahasanya Melayu. Jadi ketika aku pindahin bahasa aku ke musik lewat lirik, terdengarnya seperti baku. Apalagi kalau di Malaysia kental bahasa Melayu-nya, jadi relate gitu. Dan musik kami kan pop, musik yang gampang dicerna. Kayaknya itu yang bikin Fourtwnty sangat-sangat diterima di Malaysia sampai Singapura,” jelas Ari.
Dalam konser MYACASA yang tiketnya sudah habis terjual ini, Fourtwnty bakal menggandeng 2 solois asal Indonesia untuk tampil bersama di beberapa lagu yaitu kolaborator mereka di single “Mangu”, Charita Utami dan penyanyi Malaysia Zee Avi pemilik lagu “Kantoi”.
Lalu, bagaimana Fourtwnty bisa mempertahankan eksistensi hingga mencapai ketenaran di negara tetangga? Simak alasan-alasan enggak bubar mereka di bawah ini.
Ari Lesmana
Hobi Vespa dan gila-gilaan
Kami senang Vespa-an karena mungkin rutinitas beberapa tahun yang lalu habis Covid manggung terus. Tapi kok kayaknya [merasa], ‘Apa sih yang kita cari?’ gitu. Akhirnya tahun lalu kami coba beberapa kali touring, terakhir keliling dari Jakarta, Bandung, Batu Karas, Wonosobo, Dieng, Jogja, Pacitan, Batu, Malang, sampai Surabaya. Itu semuanya naik Vespa, all crew, dan itu manggung DIY. Aku rasa gak ada band yang senekat itu. Main di coffee shop kecil, antusiasnya gila-gilaan. Kami nyolok dan ngangkat alat sendiri. Itu sih yang hilang setelah beberapa tahun [berkarier]. Gak ada barricade, sound-nya busuk, intimate banget deh. Tapi itu kayak, ‘Ini nih main musik!’.
Gak pernah bertengkar
Beda pendapat selalu dan perlu, cuma gak pernah yang toxic ya. All crew tuh semuanya berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Apa pun diobrolin, kalau gak suka langsung diomongin. Kami tuh sangat blak-blakan, budayanya di Fourtwnty seperti itu.
Satu tim humoris
Ada aja deh celetukannya. Lihat orang aneh sedikit, ketawa. Baru ketemu tos-tosan aja udah becanda. Turun dari mobil atau Vespa ketemu anak-anak, ada aja ulahnya, jahilnya sama. Fourtwnty kan terlihatnya ‘serius’, padahal gak sih.
Nuwi
Merasa sehati
Kami punya rasa tanggung jawab dan sayang yang sama dengan keluarga dan teman-teman. Walaupun istilahnya kami gak terlihat selalu nongkrong bareng, tapi hati kami pasti di tempat yang sama.
Banyak selera yang sama
Seperti selera makanan atau hal-hal yang lainnya, yang pasti halal.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Adrian Khalif – HARAP-HARAP EMAS
Jika menghitung dari awal kemunculannya dengan single “Made in Jakarta”, Adrian Khalif dapat dikatakan butuh waktu 7 tahun untuk sampai di titik tenar lewat perilisan single “Sialan” kolaborasi bareng Juicy Luicy. Itu pun berproses …
Mr. Whitesocks Mengadaptasi Musik Emo dan Math Rock di Karya Perdana
Mr. Whitesocks asal Malang resmi merilis karya perdana mereka berupa 2 single sekaligus yang bertajuk “Sticky Notes” dan “She/Her” di hari Kamis (21/11). Di karya ini mereka mencampur gaya musik emo dan math rock. …