5 Drummer Lokal yang Dikagumi Bounty Ramdhan ‘Summerlane’
Bounty Ramdhan bersama bandnya, Summerlane baru saja menggelar showcase perilisan single terbaru “Let It Go” hari Rabu (29/06) di Hard Rock Cafe Jakarta.
Perjalanan bermusik Bounty dimulai sejak ia masih kecil. Bounty sering diajak melihat rekaman di studio musik atau manggung oleh ayahnya Thomas Ramdhan yang tak lain bassist dari band Gigi.
“Jadi mungkin pengenalan ke musik udah sedari kecil. Kalo mulai main musik atau drumnya ketika gue umur 5. Waktu itu gue tinggal dirumah paman. Di mana dia punya studio musik. Jadi, setiap hari suka main drum aja. Eh, tiba-tiba bisa dengan sendirinya,” kata Bounty kepada Pophariini (02/07).
Panggung pertama Bounty yang tak terlupakan di usia 5 tahun, yaitu kondangan tetangganya membawakan lagu “Jemu” milik Koes Plus. Sementara awal karier secara profesionalnya, ia mulai saat masih SMP. Bounty menjadi session player untuk band Repvblik dan Kotak.
“Di sela itu pun gue sempat bikin beberapa band. Di antaranya Brand New Eyes. Sebetulnya, cukup banyak musisi atau band yang sempat gue bantuin hingga akhirnya di 2019 gue fokus untuk di Summerlane,” jelas Bounty.
Ada banyak mimpi dan rencana yang ingin dicapai Bounty bareng Summerlane. Namun, harapan terbesarnya ia masih diberi waktu dan tidak kehabisan energi untuk bisa merealisasikannya.
Bounty juga berkomentar soal payung baru bandnya, Warner Music Indonesia. “Semoga dengan bergabungnya kami ke Warner bisa menjadi medium untuk Summerlane menuju fase yang jauh lebih baik ke depannya,” tutup Bounty.
Selain ngeband, Bounty sempat merilis beberapa single solo. Terakhir adalah mini album berjudul 28 yang dirilis tahun 2021 lalu dengan tujuan melupakan energi yang mungkin tidak bisa ia tuangkan di Summerlane.
Dan inilah lima drumer Indonesia yang dikagumi Bounty beserta penjelasannya:
Gusti Hendy (Gigi)
Hendy buat gue bukan hanya sosok yang gue kagumi. Tapi, dia adalah guru buat gue. Banyak ilmu yang gue dapet dari dia. Dan selain ama Summerlane ‘kan gue juga ikut Gigi manggung. Jadi, bersyukur banget gue bisa kerja sambil nambah ilmu di setiap pertemuan bersama dia.
Fajar Satritama (Edane, God Bless)
Album Edane yang 170 Volts adalah soundtrack gue ketika kecil. Di album itu gila banget sih beat atau pattern drumnya. Mungkin album ini yang membuat rock di jiwa gue makin bold [tertawa]. Fajar itu salah satu drumer rock terbaik di Indonesia menurut gue. Mainnya konstan dan sangat tegas. Beberapa kali nonton Edane selalu aja berhasil ngebuat gue tercengang kagum dan pengin balik ke rumah untuk latihan lebih giat.
Agung Gimbal (Dewa 19)
Dari Agung gue belajar bahwa main itu enggak usah ribet-ribet. Tapi, harus bisa ngenakin lagu. Beat-nya simple tapi sangat tegas. Dan dari Agung juga gue belajar ternyata main ngenakin lagu dan menjaga emosi itu jauh lebih susah.
Ronald Fristianto (Gigi, dr.pm)
Percaya enggak kalau beat drum itu bisa menjadi part yang iconic dari sebuah lagu. Menurut gue Ronald bisa menciptakan itu. Beberapa fill in yang dibuat, seperti fill in di awal lagu “Oo…Oo…Oo…” dan “Janji”. Justru yang iconic tuh part drum itu. Jadi, gue belajar bahwa kita harus bisa ngasih signature kita sendiri ke dalam sebuah lagu sehingga orang bisa recognize dengan part tersebut.
Eno Gitara (NTRL)
Eno adalah salah satu drumer punk yang bertanggung jawab menurut gue. Punk identik dengan yang asal-asalan, asal cepet, dan sebagainya. Tapi dengan genre yang Eno mainin, tempo yang cepet tetapi sangat rapih dan tight. Makanya, jadi ilmu banget buat gue. Dan dia keren banget sih. Kalo nonton NTRL pasti kalo lo bukan drumer pun mata lo akan tertuju ke dia. He’s a badass.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …