5 Pertanyaan: Clement Arnold, Direktur Pabrik Piringan Hitam PHR Pressing

May 7, 2023
PHR Pressing

Kabar baik mengejutkan datang awal bulan ini. Pabrik piringan hitam kembali hadir dan beroperasi kembali di Indonesia setelah sebelumnya tertidur kurang lebih 50 tahun lamanya. Adalah PHR Pressing, kolaborasi antara PHR Records dengan Elevation Records yang akan mengoperasikan kembali pabrik piringan hitam per tengah tahun ini dari lokasi di Cengkareng, pinggiran Jakarta.

Ini adalah kabar baik yang juga mengejutkan. Karena PHR Pressing ini meneruskan pabrik yang sempat beroperasi di 2019 ini tanpa diketahui banyak orang termasuk pelaku industri musik sendiri. Maka itu Pophariini langsung menghubungi Clement Arnold, Direktur dari PHR Pressing, dan berbincang tentang kembalinya pabrik piringan hitam di Indonesia. Simak obrolannya di bawah ini.

1. Selamat atas segera beroperasinya PHR Pressing. Jadi ternyata ada pressing plant yang memproduksi piringan hitam di pinggiran Jakarta sejak 2019. Sudah memproduksi album untuk Musica, Bravo Records, Elevation Records, dan kehadiran pabrik ini hanya diketahui sedikit orang. Bagaimana ceritanya itu?

Terima kasih banyak ya sebelumnya. Betul sekali, pada saat pertama kali mengetahuinya kami pun terkejut, karena kami juga lumayan aktif dalam merilis piringan hitam pada tahun 2019 dan masih diharuskan mencetak di luar negeri. Hingga di Januari 2023 baru-lah kami mengetahui informasi dan banyak cerita di balik perjalanan yang ada.

Memang hal tersebut cukup kami sayangkan karena informasi mengenai pabrik pada saat itu sangat minim di kalangan pelaku industri. Mungkin karena alasan itu pula pabrik ini cukup sulit untuk bertahan terutama saat pandemi merebak. Sampai pada akhirnya pabrik ini harus tutup selama kurang lebih setahun lamanya, hingga sampai kepada keputusan bersama untuk kami teruskan kembali operasi dan perjuangannya.

Mengenai produksi album-album dari label rekaman seperti Musica memang kami belum mendapatkan konfirmasi jelas mengenai album apa saja yang sudah dicetak, namun memang kabar yang beredar adalah seperti itu.

2. Bisa ceritain sosok pengusaha Edy Goh yang inisiatif membuat pabrik piringan hitam sendiri di 2019?

Bapak Edy Goh bagi kami adalah sosok yang sangat visioner dan tulus. Kami banyak dibantu dari mulai informasi dasar mengenai tata cara operasi mesin hingga teknis instalasi dan troubleshoot. Beliau tidak pelit ilmu dan dengan tulus membantu agar mesin pencetak piringan hitam ini dapat beroperasi kembali.

3. Bagaimana proses negosiasinya dan apakah ada kesulitan yang berarti? Kabarnya cukup sulit mencari investor dan menemukan tim engineering lokal yang memahami cara kerja mesin pencetak piringan hitam

Proses negosiasi berjalan dengan sangat lancar, terutama karena kami hanya memerlukan tiga kali pertemuan hingga mencapai kata sepakat. Namun, proses yang lebih sulit ada pada sisi teknis. Karena mesin dan industri piringan hitam di Indonesia relatif telah tertidur lelap selama kurang lebih setengah abad, praktis tidak banyak tim teknis yang mengerti seluk beluk dari mesin ini.

Kembali lagi ke sesuatu yang saya pribadi rasa adalah suatu keberuntungan, kami mendapatkan dukungan penuh dari Bapak Edy untuk meneruskan mesin ini yang beliau dan tim sudah pernah operasikan sebelumnya.

4. Dengan permintaan global yang cukup tinggi, apakah PHR Pressing akan menerima pemesanan dari luar negeri ataukah memprioritaskan produksi dalam negeri?

Secara pribadi dan saya yakin teman-teman founder PHR Pressing juga impikan, adalah keinginan melihat industri musik di Indonesia untuk berkembang dan berjaya. Salah satu hal kecil yang sekarang bisa kami bantu wujudkan adalah dari sisi manufaktur piringan hitam dan infrastruktur penjualan piringan hitam melalui toko dan jaringan distribusi PHR maupun Elevation Records.

Berdasarkan mimpi yang juga menjadi visi kami tersebut, produksi dalam negeri tetaplah menjadi prioritas sekaligus kebanggan kami semua di PHR Pressing.

Namun, tentu kami tidak akan menolak pemesanan dari luar negeri, mengingat kapasitas produksi mesin ini yang cukup banyak. Kami juga berkomitmen memenuhi seluruh order baik dari dalam maupun luar negeri dengan profesionalitas dan kualitas yang maksimal.

5. Sebutkan tiga album Indonesia pilihan Arnold yang bermimpi untuk dirilis ulang?

White Shoes & The Couples Company – Vakansi dalam format 2LP
Guruh Gipsy – Guruh Gipsy
Indonesia Raya & Teks Proklamasi

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …

Rayakan Hidup, Geura Luncurkan Album Mini Dansa Melirih

Solois pop asal Samarinda, Geura meluncurkan album mini berjudul Dansa Melirih (20/12). Lewat sesi wawancara yang berlangsung hari Senin (16/12), pria yang bernama Muhammad Wisnu Yudistira ini menceritakan karier musiknya dan bagaimana kisah di …