5 Pertanyaan KUNTARI: Pasar Internasional dan Emoh Punya Instagram
Tesla Manaf alias KUNTARI kini tengah menjalani tur Malaysia dan baru saja menyelesaikan tur Jepang. Yang terakhir mendulang kesuksesan. Di Jepang, ia sampai harus menolak tawaran-tawaran panggung yang datang dadakan karena jadwalnya sudah penuh.
Kepada Pophariini ia bercerita soal resep musiknya yang bisa dibilang selalu diterima di luar negeri. Terbukti dari nyaris absen dirinya untuk tur di luar negeri setiap tahunnya setelah merilis masing-masing keenam albumnya. Juga bagaimana ia mendefinisikan eksplorasi musik terbarunya yang bergeser menjadi eksperimental. Setelah puas mengeksplorasi musik jazz dan neo klasik yang termuat dalam album sebelumnya. Dan juga bagaimana ia melakukan itu semua tanpa merasa perlu punya akun Instagram sebagai media sosialnya
Selamat membaca.
1. Selamat ya atas tur Jepang dan tur Malaysia-nya. Jadi gimana rasanya, setelah mengeksplorasi musik jazz dan neoklasik, kini musik eksperimental dan ternyata sambutannya sangat bagus sampai ke luar negeri?
Musik eksperimental itu seperti peng-kerucut-an genre agar mudah di klasifikasikan. Biar orang awam yang bertanya juga bisa mudah mendapat jawaban.
Buat saya sendiri semua terjadi begitu natural dan organik, tanpa ada paksaan jalan bermusik saya mengarah kesana dengan sendirinya. Sambutan luar biasa dari berbagai negara itu dampak dari kesungguhan, tanpa ada paksaan harus menembus pasar internasional pula. Dengan sendirinya, 10 besar negara pendengar musik KUNTARI itu dari luar negeri semua. Jadi tinggal tunggu waktu saja kita akan menjajal panggung di sana.
2. Berkaca dari Gabber Modus Operandi & Senyawa, kenapa musik eksperimental Indonesia sangat diminati dan lebih dihargai di luar negeri?
Karena se-simple kita menemukan sound kita sendiri, khas dan tidak seperti siapapun.
Tidak hanya bunyi, namun cara presentasi dan deliver ke pendengar pun kita punya jalan sendiri yang tidak ditemukan di negara manapun. Kita bermain di ranah budaya tanpa ada paksaan unsur musik budaya di dalamnya, lagi-lagi itu terjadi secara organik hasil dari kreatifitas dan keteguhan dalam riset.
Sambutan luar biasa dari berbagai negara itu dampak dari kesungguhan, tanpa ada paksaan harus menembus pasar internasional pula. Dengan sendirinya, 10 besar negara pendengar musik KUNTARI itu dari luar negeri semua.
Pasar eksperimental selalu punya jalan unik untuk sampai ke telinga pendengarnya. Contohnya, KUNTARI bisa main di festival di Taiwan karena kuratornya mendengar musik KUNTARI di sebuah tempat minum di Lithuania, beneran random. Kuratornya penasaran dan akhirnya mencari tahu lewat Bandcamp.
Secara general, negara-negara lain butuh bunyi baru dan pengalaman baru dari musik. Bukan musik popular yang diolah lagi, mereka sudah punya itu semua. Mereka butuh kebaharuan, mereka haus dengan bunyi yang tidak familiar. Untungnya, kita hanya perlu menjadi kita untuk diterima.
3. Dari dulu total bermain musik yang tidak populer untuk ukuran Indonesia. Bagaimana tipsnya bisa hidup sepenuhnya dari musik seperti KUNTARI?
Urgensi dan urgensi. Tempatkan diri di situasi urgensi selalu. Dengan situasi genting tersebut, kita selalu dihadapkan dengan “jual musik sendiri atau mati kelaparan”. Kita menjadi kreatif dalam promosi dan berjualan, kita akan menemukan cara sendiri. Tentu harus dibarengi oleh keteguhan dan kepiawaian bermusik.
Pasar pendengar musik kita itu luas sekali, seluruh dunia. Kita hanya harus cari tau cara untuk bisa sampai ke telinga mereka semua.
Musik yang tidak konvensional akan menemukan cara yang tidak konvensional pula dalam memasarkannya.
4. Berikan tips cara menikmati musik eksperimental KUNTARI?
Haha. Menikmati musik eksperimental itu hanya butuh ‘hadir’. Presentasi yang maksimal juga berperan penting, karena kita tidak punya banyak kesempatan bermain seperti musik popular lainnya. Jadi sekalinya ada kesempatan harus ter-deliver dengan baik ke penonton dari segi sound dan penampilan.
Bayangkan kita pertama kali datang ke konser eksperimental tapi sound dan presentasinya jelek, pasti orang kapok. Maka saya selalu memposisikan diri bahwa ini panggung terakhir, jadi harus se-maksimal mungkin.
5. Di era media sosial, Tesla Manaf dan KUNTARI tidak punya akun Instagram. Apakah itu tidak menghambat promosi?
Kembali lagi di atas, dengan keteguhan dan kreatifitas kita akan menemukan cara sendiri dalam bertahan. Musik yang tidak konvensional akan menemukan cara yang tidak konvensional pula dalam memasarkannya.
Gak pernah ada rumus pasti, gak pernah ada ‘text book how to’. Kita berjualan menyesuaikan dengan karakter musik dan karakter personal pribadi kita sendiri.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …
Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers
Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …