5 Toko Musik Pilihan di Record Store Day Indonesia 2025

Para pecinta musik kembali merayakan Record Store Day yang tahun ini jatuh pada tanggal 12 April 2025. Tak hanya Amerika, Indonesia memperingati hari tersebut dengan berbagai cara salah satunya lewat penyelenggaraan Record Store Day Indonesia (RSDI).
Dalam siaran pers yang kami terima, ada total 35 nama yang tercatat materinya beredar secara eksklusif dan 28 toko hadir sebagai peserta untuk Record Store Day Indonesia 2025. Di antara nama-nama yang berpartisipasi merilis karya seperti Indra7, OMBAGS, Swellow, Kelompok Penerbang Roket, Romantic Echoes, dan masih banyak lagi. Rilisan ini hadir dalam format kaset, cakram padat, maupun piringan hitam.
Record Store Day pertama kali diinisiasi Michael Kurtz dan Carrie Colliton tahun 2007 di Amerika Serikat. Tujuan utamanya menjaga eksistensi toko rilisan fisik independen dan merayakan keunikan rilisan fisik yang sempat tergerus oleh dominasi digital.
Sementara itu, perayaan RSD di Indonesia perdana dilaksanakan tahun 2012 di toko Monka Magic, Aksara, Kemang. Sempat libur selama 1 tahun, akhirnya berlanjut 2014 di Heyfolks! Namun sejak 2015, pelaksanaannya lebih menyerupai bazar besar tahunan.
Menurut Satria Ramadhan perwakilan dari RSDI, mulai tahun 2024 mereka ingin mengembalikan esensi perayaan ini ke toko-toko rilisan fisik.
“Tahun ini, kami kembali melibatkan toko-toko yang resmi mendaftar untuk merayakan RSD. Mereka akan menerima rilisan eksklusif RSD Indonesia dan mendapat dukungan promosi melalui media sosial kami,” kata Satria.
Tahun ini RSDI melakukan kolaborasi dengan kolektif market baru bernama Pop City yang berlangsung tanggal 25-27 April 2025 di Senayan Park, Jakarta.
Untuk mengetahui keseruan di kota-kota lain, kami pun berinisiatif untuk mewawancarai para perwakilan dari 5 toko rekaman musik asal Bekasi, Makassar, Surakarta, Bali, dan Banjarmasin. Simak langsung di bawah ini.
Banjarmasin
Ical Hilmi & Lola Sandi (Owner Locasoul Records)
Apa cikal bakal toko musik ini didirikan?
Awalnya kami berada di lingkar pertemanan yang sama dan suka dengan piringan hitam. Kami sering berbagi cerita, saling memberikan rekomendasi, saling titip beli piringan hitam saat salah satu dari kami lagi travelling ke luar kota atau luar negeri. Bahkan sempat bareng-bareng mengunjungi Record Store Day di Jakarta. Dari situ, tercetuslah ide, “Gimana kalau kita bikin record store aja?” Dan tentunya dadakan banget.
Mimpinya nggak muluk-muluk, sesimpel ingin jadi salah satu tempat berbagi cerita atau playground soal musik dan piringan hitam untuk teman-teman di Banjarmasin dan sekitarnya.
Bagaimana Anda memaknai Record Store Day setiap tahunnya?
Gue pribadi memaknai Record Store Day sebagai momentum untuk kembali mengingat alasan kenapa gue suka dengan rilisan fisik. Ini juga bisa jadi momen untuk memperluas dan menambah para penikmat baru rilisan fisik khususnya piringan hitam.
Siapa band/musisi yang materinya sangat diantisipasi di RSDI 2025?
Kelompok Penerbang Roket, Swellow, dan Romantic Echoes.
Bali
Andhika Gautama (Owner Westside MuzeeQ Record Store)
Apa cikal bakal toko musik ini didirikan?
Westside MuzeeQ Record Store lahir tahun 2016 dari pop-up store di berbagai acara komunitas dan hanya jualan secara online. Di masa pandemi tahun 2021, banyak yang datang ke rumah saya untuk belanja berbagai rilisan fisik. Akhirnya pada 9 Desember 2021, kami membuka offline store di Park23 Creative Hub, dekat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Bagaimana Anda memaknai Record Store Day setiap tahunnya?
Selain mempunyai sebuah record store, saya juga menjadi salah satu penggerak Record Store Day Bali dan Cassette Week Bali sejak tahun 2017 dan ini menjadi sebuah ajang yang sangat kami tunggu setiap tahunnya.
Siapa band/musisi yang materinya sangat diantisipasi di RSDI 2025?
Om Bagus sempat merilis kaset album beliau di tahun 2023 under Westside MuzeeQ Record Store dan sekarang saya turut bangga karena karyanya sudah ada dalam format piringan hitam.
Surakarta
Zafier Gustia (Store Manager Lokananta Record Store)
Apa cikal bakal toko musik ini didirikan?
Lokananta Record Store adalah salah satu proyek revitalisasi dari Lokananta. Lokananta Record Store hadir dengan konsep yang relevan dengan perkembangan zaman. Bukan hanya sekadar toko fisik yang menjual rilisan fisik, tetapi juga berfungsi sebagai ruang komunitas, tempat berkumpulnya para pecinta musik, dan wadah untuk kegiatan kreatif.
Lokananta Record Store menjadi salah satu upaya untuk melestarikan dan menghidupkan kembali semangat serta warisan dari studio rekaman Lokananta yang bersejarah. Salah satu cara untuk menghubungkan generasi muda dengan akar musik Indonesia.
Lokananta Record Store adalah evolusi dari warisan musik Indonesia yang legendaris. Kami menggabungkan elemen ritel rilisan fisik dengan ruang komunitas dan kegiatan kreatif.
Bagaimana Anda memaknai Record Store Day setiap tahunnya?
RSD merupakan momentum penting untuk merayakan eksistensi format musik fisik seperti piringan hitam (vinyl), kaset pita, dan cakram padat (CD), sekaligus memberikan sorotan khusus kepada toko-toko musik independen yang menjadi pilar penting dalam ekosistem musik.
Namun demikian, esensi fundamental dari Record Store Day—yakni semangat untuk mendukung karya musik dan para kreatornya, khususnya musisi lokal—seyogianya tidak terbatas pada satu hari perayaan saja. Dukungan terhadap musisi, terutama mereka yang bergerak di kancah lokal atau independen, merupakan sebuah kebutuhan berkelanjutan yang dapat diwujudkan setiap saat.
Ekosistem musik lokal memerlukan dukungan nyata dan konsisten dari para penikmatnya agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Bentuk dukungan ini tidak melulu harus berskala besar, namun dapat diimplementasikan melalui tindakan-tindakan sederhana yang berdampak signifikan bagi keberlangsungan karier para musisi.
Setiap bentuk apresiasi dan dukungan finansial, sekecil apa pun, memiliki arti penting bagi para musisi lokal untuk dapat terus berkarya, memproduksi musik berkualitas, dan mempertahankan eksistensinya di industri musik.
Siapa band/musisi yang materinya sangat diantisipasi di RSDI 2025?
Pilihan pertama yang pasti, various artist Sonic/Panic yang diisi oleh 13 musisi lokal seperti Navicula, FSTVLST, Iga Massardi, dan masih banyak lagi. Isu yang diangkat dalam album ini cukup menarik, di mana setiap musisi yang berkontribusi menggaungkan darurat iklim yang direpresentasikan melalui lagu.
Kedua, ada Vanilla Party band indie pop asal Bandung dengan album mini berjudul Clementine. Menurut kami, semua rilisan RSDI tahun ini bagus-bagus, dengan warna musik yang lebih variatif dari tahun-tahun sebelumnya.
Makassar
Sofyan (Kurator MMC Record Store)
Apa cikal bakal toko musik ini didirikan?
Cikal bakal toko ini hadir secara spesifik berubah sejak dari orang tua di tahun 80-an hingga ke kami yang memulainya di awal 90-an bersama saudara lainnya. Mulai dari nama toko hingga visi dan misi yang mengiringinya. Mungkin karena seiring perkembangan zaman dan peradaban serta teknologi yang ada membuat kami sedikit lebih kompromi agar tetap bisa survive hingga kini.
Tapi yang pasti, ini semua latar belakangnya dari keinginan untuk menyatukan atau mempertemukan elemen yang bergerak di sekitar industri musik khususnya di kota Makassar agar bisa jalan bersama. Mulai dari band atau musisi, penikmat musik, industri pertunjukan, media dan komponen seni lainnya yang bersinggungan dengan musik.
Bagaimana Anda memaknai Record Store Day setiap tahunnya?
Memaknai RSD secara berkala adalah sebagai momentum cerminan serta evaluasi sebuah gerakan industri musik. Dalam hal ini adalah rilisan fisik (secara khusus) oleh pelaku-pelaku dan elemen yang hidup dari industri ini. Mulai dari musisi atau band, studio rekaman, label rekaman, manufaktur, hingga jasa logistik.
Siapa band/musisi yang materinya sangat diantisipasi di RSDI 2025?
Musisi yang materinya saya tunggu di tahun ini adalah Indra7, karena cukup menarik perhatian sejak tahun lalu dan berharap akan ada lagi di tahun ini dengan materi yang lebih kaya dan mengejutkan lagi. Kalau dari lokal Makassar, saya menjagokan band punk rock The Morning Sucks dan band punk, hardcore atau grind, Wartime.
Bekasi
Bintang (Owner Bintang Records)
Apa cikal bakal toko musik ini didirikan?
Jadi, dua tahun lalu gue tur bersama Authenticity Soundroom. Di mana gue menghampiri record store di kota-kota kunjungan. Hal ini yang bikin gue terpacu untuk membuat record store. Melihat koleksi rilisan fisik gue yang semakin banyak, akhirnya gue memutuskan untuk bikin IP baru yaitu Bintang Records. Dan sampai sekarang Bintang Records lahir dan berkembang.
Bagaimana Anda memaknai Record Store Day setiap tahunnya?
Menurut gue, Record Store Day merupakan hal yang paling ditunggu. Yang paling gue tunggu adalah menunggu eksklusif rilisan terbaru musisi lokal yang sangat rare. Tetapi ada banyak hal juga yang sulit untuk dijelaskan kenapa RSD menjadi hal yang paling ditunggu. Mungkin karena vibes yang seru dan menjadikannya hal yang seru, melihat perkembangan RSD di Indonesia yang semakin pesat juga.
Siapa band/musisi yang materinya sangat diantisipasi di RSDI 2025?
Tentu band yang sangat diantisipasi adalah Kelompok Penerbang Roket dengan album Anjing Jalanan.

Eksplor konten lain Pophariini
SiniarPop – Fabio Asher dan Sammy Simorangkir
SiniarPop musim ketiga kehadiran Fabio Asher dan Sammy Simorangkir sebagai bintang tamu. Di musim terbaru ini Denboi sebagai pemandu SiniarPop membahas awal mula pertemuan Fabio dan Sammy sampai akhirnya berkolaborasi. Sammy pun mengakui jika …
SiniarPop – Armand Maulana
SiniarPop musim ketiga kehadiran Armand Maulana mewakili VISI sebagai bintang tamu. Di musim terbaru ini Denboi bersama Dimasz Joey sebagai pemandu SiniarPop membahas dan menjelaskan polemik yang terjadi terkait hak cipta musik di Indonesia. …