5 Video Klip Pilihan PHI di Kuartal Pertama 2019

May 21, 2019

Video klip akhir-akhir tak begitu penting. Mengapa kami bilang begitu? Ada ribuan lagu diriis, namun nyatanya hal tersebut tak berbanding lurus dengan penyebaran videoklip yang ada di youtube (apakah ada kanal visual lain selain ini?). Apakah mereka malas? Apakah tak ada budget? Apakah memang tidak begitu penting?

Maka dari itu, kami berterimakasih kepada seniman-seniman yang masih membuat video klip. Karena sejatinya, selain sebagai sarana promosi, video klip adalah formula yang baik untuk memberikan ‘nyawa’ terhadap karya musik.

Mungkin judul di atas bisa menjadi pemicu musisi dan video-video di luar sana untuk kembali bergairah dengan ‘membuat karya seni di atas karya seni’. Inilah 5 deretan video klip terbaik dalam kurun waktu 2019 ini.

1. Elephant Kind – I Believe in You

Nampaknya merah menjadi sebuah warna tema yang dipilih Elephant Kind di album terbarunya ini. Warna-warna merah nampak menghiasi dalam sebagian besar lagu dan visual yang muncul (dibawa juga di showcase mereka). Ini mengapa “I Believe In You” adalah sebuah video yang sangat menarik. Berangkat dari sebuah kejadian yang kasual, tambahkan merah di sana dan hasilnya sangat provokatif.

2. Kunto Aji – Rehat

Kami suka dengan gagasan montase dari yang ditawarkan Kunto Aji di video klipnya. Sudah lama konsep ini tak muncul dalam peta pervideoklipan tanah air. Dan gagasan bahwa cuplikan-cuplikan video yang kita nikmati ini ternyata adalah project responsif Kunto dan fans, itu saja sudah patut diberi perhatian.

3. Hindia – Secukupnya

Tak heran jika kita bisa menemukan visual yang keren di single dari Baskara ini. Visual sudah menjadi makanannya selama di .Feast. Visual dengan pesan-pesan yang kuat, tentang masalah-masalah sosial yang sedikit memaksa kita secara tak sadar untuk menyimak apa gagasan tentang “Secukupnya” ini.

4. Eva Celia – A Long Way

Video klip “A Long Way” dari Eva Celia menawarkan kepada kita bagaimana beauty shot itu seharusnya. Tembakan-tembakan kamera, permainan efek dan set sebagai sesuatu yang marak di skena visual musik di era 90-an yang dieksekusi dengan baik di video ini.

5. Scaller – Flair

“Flair” punya jalan cerita yang menarik. Tentang bagaimana sebuah kepercayaan dikhianati oleh orang yang amat dipercaya. Scaller mengeksekusinya rangkaian-rangkaian cerita soal sekte pemujaan tersebut dengan baik. Gagasan yang menarik.

 

______

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar

Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini.  …