5 Vokalis Band Di Bawah Radar Kita Semua

Nov 4, 2018

Dibandingkan penyanyi solo, sosok vokalis dalam band seringkali penuh pemakluman. Terlebih karena vokalis dalam band harus dinikmati sebagai satu kesatuan dengan band-nya. Berbeda dengan sosok penyanyi yang memang harus diwajibkan stand-out, bisa bernyanyi sendiri, tidak tergantung band-nya dan bisa membawakan lagu hampir genre hampir apapun.

Meskipun begitu vokalis tetap unsur penting di dalam band. Ada beberapa contoh vokalis band yang sangat berkarakter seperti Kaka “Slank”, David “Naif”, Rekti “The SIGIT”, hingga Cholil “Efek Rumah Kaca”. Selain nama yang tersebutkan barusan ada juga beberapa vokalis band lokal yang sangat menarik. Selain memiliki vokal kuat yang menjadi karakternya, mereka juga rajin membuat proyek musik. Ini adalah beberapa di antaranya. Bila ada yang terlewat silahkan tambahkan di kolom komentar di bawah.

 

Heru Wahyono (Shaggydog/Dubyouth/Barokka)

Heru Wa. Foto: Instagram.com/heruwa

Vokalis yang satu ini tidak kenal batas. Bagaikan mahluk amfibi ia bisa bermusik live-band dengan grup band-nya Shaggydog, tapi juga bisa menciptakan musik elektronik dan manggung dengan ditemani oleh dj Metzdub saat manggung dengan Dubyouth. Ia bahkan juga punya proyek musik dangdut Pantura yang bernama Barokka. Dan di kesemua proyek musiknya itu ia lakukan semua; dari bernyanyi merdu sambil sesekali melakukan toasing ala Jamaika di Shaggydog dan ngerap bila saat tampil dengan Dubyouth. Jam terbangnya yang tinggi di Shaggydog juga menghasilkan kepiawain Heru bernyanyi lirik bahasa Indonesia dengan lagam musik RnB tradisonal dan musik Jamaika dengan suara bariton-nya khasnya yang tebal dan sedikit serak.

 

Jimi Multhazam (The Upstairs/Morfem/Be Quiet/Jimi Jazz)

Jimi Multhazam. Foto: instagram.com/jimi.multhazam

Siapa yang tidak mengenal seniman/vokalis berbagai band ini ini. Selain banyak proyek musiknya, kekuatan Jimi adalah keunikan lirik lagunya. Kombinasi antara kejelian dalam menulis lirik, ditambah Jimi sudah sangat nyaman menemukan karakter bernyanyi yang bisa menyesuaikan diri di tiap-tiap bandnya yang berbeda adalah salah satu pelengkap kelebihan lainnyanya. Dari new wave, indie rock hingga trash metal. Selangkah lagi, jika punya band pop/folk, maka Jimi adalah bunglon!

 

Anda Perdana (Matajiwa)

Matajiwa: Reza dan Anda Perdana. Foto: matajiwa.com

Putra dari MC legendaris dan penyanyi Koes Hendratmo ini memulai karir musiknya menjadi gitaris band alternatif, Bunga di era 90an. Karir solonya dimulai ketika ia bernyanyi di lagu “Tentang Seseorang” yang jadi soundtrack film Ada Apa Dengan Cinta (2002). Ia juga pernah merilis album solo dashyat yang bertaburan musisi kelas berat sebagai pengiringnya di In Medio (2008). Paska album solonya, Anda kemudian membentuk grup duo, Matajiwa bersama drummer Reza Achman. Pernah punya pengalaman kerap tampil di café membawakan repertoar bluesy dan rock n roll era 70an  menempanya menjadi penyanyi dengan vokal yang berkarakter dengan suaranya yang tebal dan rendah namun bisa meraung dan mencapai nada-nada tinggi.

 

Dadang (Dialog Dini Hari/Pohon Tua)

Dadang ‘Dankie’ Pranoto. Foto: Dani Martin CP

Siapa sangka gitaris band rock grunge Navicula ini bisa memiliki proyek folk balada bernama Dialog Dini Hari dengan visi konsep musik berbeda dengan band sebelumnya. Genre berbeda, dan didukung oleh suara merdu yang jadi tombak utamanya dengan band Dialog Dini Hari jadi kelebihan Dadang. Dengan vokal bariton merdunya ia dan bandnya telah merilis 2 album, Beranda Taman Hati (2009) dan Tentang Rumahku (2014), serta satu projek solo lagi dengan nama Pohon Tua yang menghasilkan album Kubu Carik (2017) tahun lalu.

 

Anindya “Dimas” Pramadhyana (St. Loco, So What)

Anindya Dimas. Foto: https://www.instagram.com/pramadhyana/

Sempat membawakan berbagai jenis musik dari metal, rock hingga pop. Karir Dimas sebagai penyanyi  berawal dari band Perfect Minors, lalu Amadeo, dan menggantikan vokalis lama Twenty First Night. Lalu Dimas bergabung dengan supergrup, Art of Tree dengan Rafi dkk sebagai vokalisnya. Lalu bergabung dengan band So What dan kini malah berlabuh sebagai vokalis St. Loco, menggantikan vokalis sebelumnya. Melihat runtutan band nya yang multi genre, dari pop, jazzy, rock, metal hingga soul, membuktikan kalau Dimas bisa bernyanyi jenis musik apapun.

 

____

Penulis
Fari Etona
Pendenger musik pop dan rock, serta pecinta binatang dan pemakan buah-buahan.

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar

Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini.  …