6 Band Indonesia Ini Sudah Berusia 30 Tahun

Feb 25, 2025

Rasanya konsistensi dalam bermusik selama bertahun-tahun menjadi sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap band. Tak hanya sekadar bertahan, namun bagaimana masih bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Di luar Indonesia, kami melihat band-band seperti Slipknot, Foo Fighters, atau Mogwai yang sudah menginjak usia 30 tahun sampai hari ini masih aktif berkarya bahkan manggung ke mana-mana. 

Kemudian kami coba mencari tau band-band lokal yang juga menginjak 3 dekade, yang kami rasa masih mampu untuk mempertahankan eksistensi. Simak langsung di bawah ini. 

 


 

Burgerkill

 

 

Band yang berkarier sejak tahun 1995 ini kami anggap salah satu band metal terbesar di Indonesia. Mereka bakal merayakan hari jadi yang ke-30 tahun tepat di bulan Mei.

Seperti yang diketahui pecinta metal, karya-karya Burgerkill mulai dari album perdana Dua Sisi sampai Killchestra yang memainkan lagu-lagu hit Burgerkill dalam format orkestra sukses menemani hari-hari para Begundal.

Di usia 30 tahun ini, Burgerkill juga membuktikan kemampuan mereka untuk tetap bertahan meski banyak kejadian yang menimpa di sepanjang karier. Mari nantikan gebrakan yang berikutnya dari mereka?

 

Getah

 

 

Sebagai pionir genre shock rock di Indonesia, Getah membuktikan eksistensinya sampai sekarang. Bagaimana tidak, band asal Jakarta ini merilis album penuh terbaru tahun 2023 lalu dalam tajuk From Within…Thus, Without.

Album perdana Getah pernah masuk daftar 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stones Indonesia. Sempat berganti personel, mereka mantap melanjutkan perjalanan dengan formasi Phil Vezard (vokal), Marcel Wetik (bas), Peter Mekel (gitar), dan Aryan Bamiftah (drum).

Selain mengisi panggung-panggung dalam negeri, Getah juga beberapa kali tampil di luar Indonesia seperti melakukan tur Jepang (2018), sampai mengisi lineup salah satu festival musik ekstrim di sana, Everloud Festival.

 

Superman Is Dead

 

 

Tidak seperti namanya, SID terbukti enggak ada matinya. Lama tanpa album penuh yang baru, mereka masih sering menghiasi berbagai poster festival di seluruh Indonesia.

Salah satu alasan mengapa band ini layak disebut tidak ada matinya adalah konsistensi untuk mempertahankan formasi yang tidak pernah berubah. Bobby Kool, Eka Rock, dan Jerinx adalah nama-nama yang sejak hari pertama berkarya atas nama SID.

Seperti yang disebutkan di paragraf pertama. Meski tidak ada album penuh sejak terakhir Tiga Perompak Senja (2018), namun SID sempat merilis 2 single “Cahaya Nusantara” dan “1984” selama tahun 2024. Dua lagu ini masih mengadaptasi semangat SID yang kerap mengangkat isu-isu sosial di setiap karya mereka.

 

Tipe-X

 

 

Ini salah satu band yang penampilannya selalu ditunggu di setiap festival musik. Bahkan Tipe-X seringkali menjadi band penutup karena memang musik yang mereka bawakan sangat cocok sebagai ajang selebrasi para pengunjung.

Namun apakah pernah terpikirkan, kalau salah satu band yang dinanti di festival dengan pengunjung usia muda ini sudah berusia 30 tahun? Ya, tepatnya tanggal 10 September 2025 nanti Tipe-X merayakan hari jadi 3 dekade. 

Embrio dari Tipe-X bahkan sudah mulai tercipta di tahun 1992 silam, saat mereka masih mengusung nama Headmaster. Tentu tidak mudah bertahan melawan zaman dari tahun 90-an, apalagi single-single hit Tipe-X seperti “Kamu Ngga Sendirian”, “Selamat Jalan”, dan “Genit” masih sering disenandungkan anak-anak generasi sekarang.

 

POTRET

 

 

Lagu “Salah” sempat jadi nomor wajib sesi karaoke di berbagai tempat hiburan beberapa saat lalu, atau mungkin sampai saat ini? Masih terkesima membayangkan konsep musisi yang sudah berkarya jauh sebelum anak-anak sekarang lahir bisa mendapatkan pendengar baru dari generasi sekarang.

POTRET sudah mengantongi 5 album penuh, sejumlah single lepasan, dan beberapa album kompilasi. Akhir tahun 2024, band juga sempat merilis POTRET (Live at Aquarius Studio). Di mana mereka merekam kembali tembang-tembang populer POTRET dalam format live yang juga bisa dinikmati dalam format audio visual via kanal YouTube Aquarius Musikindo.

 

Pure Saturday

 

 

Pure Saturday sudah jelas harus, wajib, mesti masuk daftar. Rasanya tidak mungkin kalau band-band indie pop lokal yang berkeliaran saat ini tidak mengambil inspirasi dari mereka.

Terbentuk di Bandung 1994, karya-karya Pure Saturday masih kerap diputar sampai saat ini, mulai dari album perdana self-titled sampai Grey (2012). Bahkan album Elora, sempat dirilis kembali tahun lalu dalam bentuk piringan hitam oleh mereka bersama Grimloc Records.

Pure Saturday belum kehabisan peluru karena tahun ini mereka baru saja merilis single “Dry” yang merupakan karya kolaborasi bersama Rekti Yoewono sebagai penulis lirik dan kolaborator vokal.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Hal Luncurkan The Folk: Side B dan Umumkan Nama Panggung Halstage

Setelah terakhir merilis single “Bagaimana Bisa Seseorang“ Juli 2024, Hal kembali dengan album mini terbaru berjudul The Folk: Side B (21/02).   Album mini tersebut merupakan kelanjutan dari The Folk: Side A yang beredar …

Arman Harjo Asal Jogja Rilis Single Mawut bersama GFRN

Rapper asal Yogyakarta, Arman Harjo menancapkan eksistensinya kembali lewat single terbaru, “Mawut” (07/02).      Dalam siaran pers, Arman menggandeng produser musik multitafsir, GFRN alias Achmad Gufron untuk meramu paduan beat koplo dengan flow …