6 Musisi Padang yang Menjanjikan di Tahun 2023

Feb 7, 2023

Daftar 6 Musisi dari Padang menurut Akbar Nicholas (Raze/Sarga/Gazp) yang qualified untuk terhubung dengan industri dan tampil di festival-festival berskala nasional. Pendataan ini ditulis dengan menggunakan rilisan press release dan profile dari masing-masing musisi.

Variabel penentu:

  1. Menerbitkan karya orisinil dalam kurun waktu, terhitung 2 tahun dari Januari 2023.
  2. Kolaborasi dan pelibatan lintas disiplin baik skala lokal, nasional dan internasional (terhitung 2 tahun menuju Januari 2023).
  3. Determinasi dalam pengkaryaan. Konsistensi dan persistensi setiap menerbitkan karya terhitung 2 tahun menuju Januari 2023 (music video, video lyric, live performance video).
  4. Showcase di skala, lokal, dan nasional dalam kurun waktu yang sama (2 tahun). “Hal ini merujuk kepada kesiapan, integritas, dan persistensi musisi dalam menampilkan karyanya secara live. Baik secara teknis dan kelengkapan lainnya (riders, technical riders, MOU).
  5. Pendistribusian (engagement) karya dalam bentuk peliputan dll, baik skala lokal, nasional dan internasional (terhitung 2 tahun menuju Januari 2023).

Catatan: Penentuan variabel ‘qualified’ dirumuskan dengan Rijal Tanmenan dan Cimay 3amStudio Padang (Meiza Pratama).


Dalam kurun waktu kurang lebih lima tahun terakhir 2018-2023. Pembacaan akan keberadaan musisi di Padang / Sumbar dalam kancah pergeliatan jejaring musik nasional, agaknya rada terkaburkan.

Berdasarkan fenomena tersebut. Pertanyaan yang kerap muncul adalah; apakah di Padang / Sumbar memang tidak ada musisi lagi? Jikalau ada, apakah musisi Padang / Sumbar-nya yang kurang determinasi dalam berkarya dan mendistribusikan karyanya?

Atau, jika memang ada dan mempunyai persistensi, tokoh-tokoh yang seharusnya menjembatani / menyuarakan tidak terlalu optimal dalam melakukan hal tersebut? Dan yang terakhir, apakah memang karyanya yang tidak “bagus” / qualified dan musisinya memang tidak siap tempur di kancah industri nasional?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut lah yang memicu penulis untuk mendata, menulis, dan mendistribusikan tulisan yang bertajuk 6 Musisi Padang / Sumbar yang patut diperhitungkan di kancah industri Nasional. Tentu saja variabel-variabel “kelayakan” diterapkan dalam mengkurasi data-data tersebut.


1. Raze

Band metal (modern metal, metalcore, symphonic metal) yang terbentuk tahun 2018 di Sawahlunto (salah satu kota di provinsi Sumatra Barat) dan akhirnya menetap di Padang. Seringkali dicap sebagai band metal paling produktif dan berbahaya dengan kualitas lagu serta music video yang mumpuni di setiap karya dan showcase yang mereka suguhkan.

Dikomandoi oleh Akbar (gitar, vokal) yang terdiri dari Maman (vokal), Bardi (gitar), Boy (bas), dan Vino (drum), secara produksi, baik audio maupun visual, Raze berkolaborasi dengan berbagai praktisi lintas disiplin dalam setiap penciptaan karya mereka, mulai dari skala lokal, nasional, dan internasional. Dan semua produksi karya tersebut dilakukan dengan kesadaran kolektif oleh berbagai kolaborator.

Dalam hal distribusi karya dan peliputan, Raze tidak hanya diliput oleh beberapa platform liputan musik nasional seperti Hai, Rockaroma, Musikkeraz, tapi juga beberapa jaringan peliputan musik independen internasional seperti Unite Asia, Metal Noise, Metal Rules dan Eat This Metal. Di penampilan/showcase mereka yang bertempat di Ruang Sarca, Medan 2022 yang bertajuk Irama Kotak Suara, Raze pun mendapatkan feedback positif dari praktisi industri musik nasional, yakni Endah Widiastuti, Anto Arief dan Alvin Yunata. Feedback positif ini tentunya disambut Raze dengan mengeluarkan karya terbaru mereka di akhir tahun 2022 dan awal 2023.

Secara keseluruhan Raze telah mengeluarkan 2 mini album, So Repeat This Line (2019) dan Ad Infinitum (2021). Puluhan panggung mulai dari skala gigs lokal sampai panggung 100ribu watt untuk pembuka band nasional seperti Seringai pun dilibas oleh unit metal tersebut. 4 music video, 1 dokumenter pendek, 1 3D music video, 2 lyric video dan beberapa live performance video, dan di awal tahun 2023 integritas dan determinasi band ini pun terlihat dari music video yang mereka luncurkan di kanal YouTube mereka berjudul “Genesis” sebagai bakal album mereka di 2023 ini.

 

2. The Secret

Duo pop folk dari padang (Indah dan Haekal) ini terbentuk di tahun 2019. Bagi sebagian besar pendengar, The Secret seringkali dikaitkan dengan Endah n Rhesa, Barasuara, Stars and Rabbit dan Payung Teduh, baik secara persona maupun karya. Namun semenjak pertama terbentuk dan mulai menjajal “jalan musik” di Padang, The Secret telah membuktikan diri mereka terus berkembang, baik dalam proses pengkaryaan (orisinalitas) dan determinasi mereka dalam bermusik. Terhitung dari 2019, Duo Folk ini telah mengeluarkan 6 karya (2020-2022); “Di Hadapan Meja Kayu dan Angka Enam”, “terima kasih”, “yang perlahan sembuhkan luka”, “Andai Mimpi Itu Realita”, “Mimpi Yang Pudar”, “Rebah Dan Tidurlah”.

Tidak hanya berhenti di produksi audio, determinasi juga ditunjukkan oleh The Secret, dengan mengeluarkan 4 music video sejauh ini. Produksi yang juga dilakukan secara kolaboratif lintas disiplin tersebut turut membuktikan integritas duo folk ini dalam mengarungi arus gila permusikan di kota Padang.

Lebih jauh lagi bahkan, terhitung, 2021-2023. The Secret menjadi satu dari sedikit musisi lokal Padang yang intens tampil baik dari skala gigs sampai menjadi lineup pembuka musisi nasional seperti Shaggydog, Kunto Aji, Last Child, Ada Band, dan Pamungkas. Bahkan di awal 2023, duo ini melakukan kolaborasi bersama Pusakata dalam rangkaian tur Menjelajah Mesin Waktu di Padang.

 

3. Naramajas

Ketika sekelompok seniman militan teater beralih ke musik, pergerakan super cepat dan tajam pun terjadi. Inilah yang membuat Naramajas (mereka menyebut genre yang dilakoni sebagai “musik puisi” menjadi salah satu peluru yang dimiliki oleh Padang/Sumatra Barat dalam kancah permusikan. Terdiri dari Desi Vitriana (vokal), Tenku Raja (gitar), Razi Rahman (gitar), Ossi Darma (bass), Annisa Ababil (cello), Abdul Ganhy (perkusi). Komposisi yang bisa dibilang tidak terlalu umum di Padang/Sumatra Barat, yang tentunya mengindikasikan keunikan  yang disuguhi lewat inovasi karya dan gempuran mereka.

Terbilang baru memang di bawah nama “Naramajas, seperti yang dijelaskan di beberapa paragraf sebelumnya. Sudah memulai pergerakan di tahun 2012, dan segudang pengalaman di kancah teater. Tentunya menimbulkan manifestasi gerakan yang cepat dan terukur oleh Naramajas dalam mengarungi ombak dunia musik. Di samping telah mengeluarkan album dan tampil sebagai Komunitas Seni Nan Tumpah. Saat bertransformasi sebagai Naramajas, terhitung juli 2022, kelompok musik ini telah mengeluarkan tiga dari enam lagu dari bakal album mereka yang akan dirilis tahun 2023 ini. Tidak hanya berupa audio tentunya, treatment secara visual pun disuguhi oleh Naramajas di tiap karya, dan dapat dinikmati di kanal YouTube mereka.

Hal utama yang memperlihatkan pengalaman, kesiapan, integritas dan determinasi kelompok ini juga terbukti dengan berbagai panggung yang dijajaki dalam waktu yang terbilang singkat/baru. Bergerak dari arah panggung seni budaya, sampai ke panggung populer, termasuk menjadi salah satu lineup dalam  rangkaian tur Pusakata, Menjelajah Mesin Waktu bersama The Secret di Januari 2023 baru-baru ini. Tentunya faktor-faktor inilah yang menunjukkan kesiapan, integritas, dan determinasi yang membuat Naramajas masuk di dalam lineup musisi Padang yang patut diperhitungkan, dan tentu saja peliputan beberapa media lokal dan nasional seperti Siasat Partikelir mengukuhkan fakta tersebut.

 

4. Misanthropy Club

Menjadi pendatang muda dan baru dalam per-skenaan metal, tentunya susah-susah gampang. Apalagi dengan membawa genre yang konotasinya tabu bagi para elitist (atau akrab disapa “abang-abang perskenaan”). Hal ini tidak semerta-merta meruntuhkan determinasi trio musik elektronik/metal eksperimental asal Padang Panjang, Sumatera Barat ini.

Misanthropy Club terbentuk pada tahun 2019, beranggotakan Lisp, Prxset/Noctvrnal, dan Blaze/OKRA. Tim ini bereksperimen dengan menggabungkan berbagai variabel sub-genre di metal dengan elektronik musik, menembus sekat-sekat genre yang melahirkan sebuah perpaduan yang bisa dibilang masih asing di telinga penikmat musik nusantara. Dari karya mereka, terdengar beberapa unsur dari chaotic experimental fusion, extreme metal, electronic dance music, hip-hop, dan noise. Singkat kata, beberapa pendengar mengkategorikan MC (Misanthropy Club) sebagai trap metal.

Trio yang sudah bermanuver dari gigs lokal, tampil di pelatar hingga festival seperti Joyland Festival dan Pestapora ini juga banyak berkolaborasi dengan musisi baik di kancah nasional maupun internasional seperti Ghostygand, Saitei, Trigga Coca, Ramandhika, dan lain-lain. Ketajaman, kecepatan dan inovasi baru yang disuguhkan MC, tentunya membuat mereka jadi lirikan oleh DCDC, Pophariini, dan bahkan baru-baru ini karya mereka masuk menjadi salah satu playlist di Vice Soundcheck bersama dengan Ghostygand (salah satu musisi asal Padang).

 

5. Ghostygand

Serupa tapi tak sama dengan MC (Misanthropy Club), Zikran Maulana atau lebih dikenal sebagai Ghostygand adalah musisi asal Padang, Sumatera Barat yang berkecimpung di sub genre rap/hip-hop seperti Memphis Rap dan Trap Metal. Ghosty merilis debut mini album yang berisi 7 lagu yang bertajuk Anatema Part 1 pada 7 Januari 2021. Merilis EP ke 2 yang bertajuk BLURRYVISION Part 1 : Hipotesiss pada 9 Agustus 2022 dan akan merilis album pada pertengahan tahun 2023. Sejauh ini Ghostygand telah merilis 18 lagu yang mana ditulis dan memproduksi musiknya sendiri.

Faktor signifikan yang membuat perbedaan dari MC dan Ghostygand selain di unsur Memphis Rap-nya adalah komposisi diksi intelektual, kreatif dan menarik yang dipadukan dalam bentuk catchy lirik dan dinamika vokalisasi ala-ala metalcore; Parkway Drive. Hal inilah yang membuat Ghosty tidak hanya menjajaki kancah panggung lokal, tapi juga nasional seperti Future Shock Vol. 2 (Bandung) 2022.

Tidak hanya offline, secara online Ghostygand adalah salah satu musisi yang bisa mendapatkan “traffic” besar di YouTube sejak pertama kali kemunculannya di 2021. Lirikan dari salah satu kanal YouTube Hip Hop internasional, Memphis 66.6 Music (Amerika), menghasilkan kolaborasi antara P.P.P.D wit da.45 | Ghostygand dengan Okra. Yang tentunya hal ini mem-boost nama Ghostygand di skena hiphop modern internasional. Lirikan dari media-media nasional pun mulai bermunculan berkat determinasi one man show ini. Masuk menjadi salah satu playlist di Vice Soundcheck bersama MC, 808 mansion dan wawancara live Under The Radar – HIPHOPHORE dengan Tuan Tigabelas & Yacko mengabsahkan bahwa Ghostygand termasuk musisi yang patut diperhitungkan di kancah nasional dan internasional.

 

6. Ilham Pranizuki

Sebagai salah satu musisi Padang (pop, rock alternatif) yang sudah bolak balik merantau ke Jakarta untuk menempuh jalan musik. Ilham Pranizuki menjadi salah satu bentuk nyata berjuang dan hidup dengan musik sebagai satu-satunya alternatif. Memulai karir bermusik dari tahun 2010, dari runner up A Mild Live Wanted 2010 Area 6 (Sumatra Tengah), dilanjutkan dengan debut karir di A3 record (Jakarta) sampai DR.M (PT Digital Rantai Maya).

Cukup panjang perjalanan karir dari musisi yang satu ini, sampai akhirnya Ilham memutuskan untuk membuat karya sendiri dalam bentuk mini album, Aku Jalan Terus yang berisikan trilogi berjudul “Kusampaikan”, “Kelat”, dan “Bersandiwara”, rilis di Juni 2022. Dilanjutkan dengan melakukan tur Sumatra Barat di akhir 2022.

Selain masih berkecimpung sebagai session player, Ilham pranizuki juga mempunyai reputasi yang cukup baik di platform online; Youtube dalam 1,5 tahun belakang. Channel Padang Live Music dan Ilham Pranizuki Channel menjadi faktor besar yang membangun perhatian pendengar terhadap Ilham Pranizuki. Karakter Virzha dan Chakra Khan pun tak lepas dari sebagian besar pendengar setia Ilham Pranizuki. Pengalaman, determinasi dan integritas Ilham Pranizuki inilah yang menjadikannya salah satu musisi Padang/Sumbar yang patut diperhitungkan di kancah nasional.

 


Akbar Nicholas: founder/komposer/gitaris dari band metal Padang, Raze, founder Sarga Creative Hub dan Co-founder Gazp (kolektif seni, audiovisual, literasi dan aktivisme). Turut mengoneksikan dan menggerakkan skena komunal seni, musik, audiovisual, literasi, dan pariwisata bukan hanya lingkup Sumbar juga nasional, dan internasional.

4 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Bangojik
Bangojik
1 year ago

PADANG!!!

The Secret
The Secret
1 year ago

Halo Salam Kenal

iingpatopang
iingpatopang
1 year ago

siiihaaaaa

Fris Okta Falma
Fris Okta Falma
1 year ago

Cool!!!!

Eksplor konten lain Pophariini

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …

Nuansa Musik 80-an Hiasi Single Baru Tiara Andini Berjudul Kupu-Kupu

Berselang satu bulan dari perilisan album mini hasil kolaborasi bersama Arsy Widianto, solois Tiara Andini kembali lagi dengan single baru bertajuk “Kupu-Kupu” hari Kamis (18/04).   Jika beberapa single yang sebelumnya kerap mengadaptasi gaya …