6 Produser Musik Indonesia Pilihan Kamga Mo
Selain dikenal sebagai personel Dekat dan Hondo serta aktif menjalani profesi sebagai vocal director sejak 2018, Kamga Mo juga menyumbangkan suara untuk single yang pernah dirilis band atau musisi. Salah satunya, ia berkontribusi di single “Affirmation” milik Batavia Collective yang rilis Agustus 2021 lalu.
Berbicara soal tugasnya sebagai vocal director, Kamga pernah menjelaskan kepada Pophariini melalui Wawancara Khusus yang dikaitkan dengan apa yang dilakukan oleh produser.
“Vocal director tuh gini, ketika band biasanya punya produser dan gue dulu nanya apa sih fungsi produser. Misalkan contoh ya, misalnya kayak MALIQ diproduseri sama Mang Eky (Humania) dan gue bingung kenapa? Karena Mas Widi kan bisa produksi. Soulvibe diproduksi sama Mas Widi. Kenapa? Kan Soulvibe kan bisa produksi atau bahkan yang paling gilanya deh. Misalnya kayak Steve Lilywhite produksi U2, kenapa? Gitu kan,” kata Kamga.
Kamga sempat menganggap, anak band itu rasanya tidak memerlukan produser saat mereka sebenarnya bisa melakukan hal tersebut. Hingga ia menyadari dalam mencapai sesuatu keinginan, tetap membutuhkan pihak lain demi memaksimalkan sebuah karya musik.
“Ini kan anak band, mereka enggak perlu produser. Tapi ternyata untuk mencapai ke, banyak banget dari musisi dan juga penyanyi yang tau dia mau apa, ini yang normalnya ya, dia tau mau apa, tau cara buat mencapai ke sana, tapi cuma 60% taunya, dan dia perlu 40% orang untuk bikin hal yang dia pengin jadi kenyataan. Akhirnya di situlah ada pekerjaan orang jadi produser musik. Vocal director adalah pekerjaan itu untuk penyanyi,” ungkapnya.
Dan inilah jawaban Kamga saat ditanya siapa enam produser musik Indonesia pilihannya.
Greybox
Menurut gue, dia bule sih. Kayak memang sudah, memang kupingnya bukan kuping sini saja. Ajaib. Hampir semua rilisan dia gue suka. Kalau pun mungkin bukan selera gue, tapi gue bisa appreciate a lot gitu ya. Terutama kerjaan terakhir dia, dia ngerjain buat Adrian Khalif judulnya “Warm Sheets”. Itu buat gue bagus banget. Ya, dia salah satu produser favorit gue sekarang.
Pay Burman
Terutama Pay pas sama Dewiq. Kalau ngomongin lagu-lagu hits Indonesia, lagu-lagu hits Indonesia sempurna menurut gue milik mereka sih. Kayak secara musik keren, tapi down to earth. Gue enggak kayak dengerin musik yang gue enggak ngerti. Liriknya juga simple, tapi secara produksi matang. Ini kalau kita ngomongin produser-produser klasik lokal, gue sih mereka.
Widi Puradiredja
Menurut gue, selain dia sebagai produser yang mungkin dia sudah dapat recognition yang dia deserve sebagai produser, tapi gue selalu ngerasa dia sebagai songwriter tuh kayak belum dapat recognition yang seharusnya. Gue jarang banget dengar orang ngomongin MALIQ tuh kayak, “Gila ya MALIQ tuh liriknya bagus banget”. Gue sering dengar band mana pun digituin. “Wah dia gila liriknya”. Tapi MALIQ enggak pernah gila liriknya. Loe enggak dengerin apa liriknya MALIQ? Gila man liriknya. Musik-musik folk yang liriknya kayak romantis agak ngawang, MALIQ tuh ada yang kayak gitu dan lebih bagus menurut gue ceritanya. “Himalaya, bahkan akan aku taklukkan tanpa cahaya di kegelapan, berbalutkan pelita hatimu”. Itu saja sudah kayak sangar ya. Gue gelap juga gue hajar karena gue ditemani sama pelita hati loe. “Di aku, di aku dan kamu. Pastikan kau melihat aku. Saat kugapai puncak tertinggi bersama tujuh warna pelangi”. What? Gue kayak digituin, wah gila sih. Enggak ada orang gombal paling essential selain Mas Widi. Menurut gue kegombalan dia essential banget sih. Gue terakhir tuh dengerin “Sesuatunya”, album baru, gue sudah kayak anjing apaan sih. Gue dengerin “Sesuatunya” tuh senyam-senyum sendiri. Gue kayak anak ABG lagi naksir siapa. Pas gue dengar di Spotify, aduh apa ini? Gue yakin “Sesuatunya” kalau keluar kayak “Untitled” dulu, ini harusnya the next “Untitled” cuma mungkin karena pasar sudah saturated banget, orang enggak terlalu fokus ke satu lagu.
Marcel Nugraha
Dia produsernya Dekat, album EP satu dan dua. Kalau loe belum dengar, silakan dengerin. Bukan buat dengerin gue, tapi dengerin produksinya karena gila banget. Marcel itu adalah penggabungan yang sangat jadi, dari mixing-an sophisticated yang berantakan. Kayak loe dengar hasil bikinan Marcel tuh kayak, gila gue tau ini enggak rapih cuma sophisticated banget. Bunyinya menarik, bunyinya memang bunyi dia. Dan gue sangat berharap dia banyak memproduksi orang-orang lain selain Dekat. Gue berharap semoga kariernya jadi semakin baik, supaya loe bisa dengerin produksian Marcel seperti gue dengerin produksian waktu gue kerjasama sama dia waktu itu.
Petra Sihombing
Petra menariknya adalah, Petra nih agak beda sama empat yang lain karena kalau empat yang lain itu mereka gaya produksinya gue suka. Sementara kalau Petra, Petra tuh datang dari tempat yang sangat berbeda sama gue. Kayak hal yang gue dengerin sama hal yang Petra dengerin pasti beda banget, karena ketika gue dengerin Petra pertama kali, gue kayak, gue enggak tau nih bunyi ini datang dari mana gue enggak tau. Bentuk aransemen ini datang dari mana, gue enggak tau. Tapi hebatnya dari Petra adalah gue tetap terima. Gue tetap dapat enaknya gitu. Dan Petra juga yang gue suka adalah dia jenis produser yang kerjasama banyak artis. Tetap berasa produksiannya tapi enggak segitu Petranya sampai akhirnya artisnya jadi enggak punya ciri. Kan banyak produser yang gaya produksinya sudah sangat spesifik. Sampai kalau orang dengerin, langsung kayak “Oh ini dia nih produsernya”. Petra enggak kayak gitu. Gue baru saja diingetin sama teman gue kemarin, gara-gara ngomong, “Iya ya gila ya, si Petra hampir megang semua album pertama Hindia ya”. Gue yang kayak, “Oh iya, Petra tuh ngerjain Hindia ya”. Sampe gitu. Pas digituin, gue kayak iya ya benar sih secara produksi Hindia ngingetin gue sama Petra sih. Tapi pas gue dengerin Hindia, gue denger Baskara. Gue enggak dengar Petra. Bukan kayak, “Oh iya ini Baskara dibikinin Petra”. Enggak kayak gitu. Jadi, dia tetap bisa naruh rasa dari si artisnya untuk punya warna di musik yang dia bikin. Dia bikin buat Hindia, bikin buat Sheryl, bikin buat Gangga. Beda-beda. Dan itu yang gue suka dari dia.
Ankadiov Subran
Produser yang ngerjain beberapa lagu favorit gue belakangan (“Pilu Membiru” – Kunto Aji dan “Forever” – GANGGA). Tapi, kalau kerja sama dia enggak keliatan meyakinkan. Gue selalu kayak, “Ini mau digimanain Ka?” dan dia kayak “Enggak tau gue, lihat nanti saja”. Tapi, hasil akhirnya selalu mencengangkan. Memang beda saja kayaknya ini orang.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …