8 Lagu Indonesia Pilihan Rapot
Rapot, salah satu Podcast teratas di Indonesia yang beranggotakan Reza Chandika, Ankatama, Radhini, dan Nastasha Abigail akan kembali menyajikan program andalan mereka, Mau Gak Mau di bulan Ramadhan mendatang.
Mereka siap menghibur pendengar mulai tanggal 13 April 2021 mendatang dengan menampilkan total 13 episode yang dirilis di setiap minggunya. Ide tercetusnya Mau Gak Mau sendiri berawal dari empat sekawan di Rapot sepakat untuk membuat sesuatu yang agak sedikit berbeda dari podcast regular mereka.
Di Mau Gak Mau 2, Rapot melakukan eksperimen untuk penyajian sound, serta berkolaborasi dengan pegiat seni dan kreatif dari industri yang berbeda. Selain digarap oleh tim Rapot sendiri, mereka yang mendapat peran sebagai sutradara dan illustrator antara lain Tumpal Tampubolon, Sigi Wimala, Naya Anindita, Wastana Haikal, Wahyu Ramandha, Gurat Nadi, dan juga Tokok.
Nastasha Abigail dalam kesempatan sesi wawancara virtual (2/4) mengatakan, “Waktu itu, kami karena punya latar belakang bekerja memang di bidang audio sebenarnya. Jadi, pengin kuatin itu. Dan supaya berbeda juga, jadi level up dari apa yang pernah kami kerjakan. Jadi, kami mengajak teman-teman yang bekerja di bidang film. Sehingga tercetuslah, mungkin sebutannya, ini juga baru ditemukan di Mau Gak Mau 2 yaitu Cinematic Audio Series.”
Rapot ingin memberikan pengalaman mendengarkan yang berbeda kepada pendengar setia mereka, maupun pendengar yang baru.
“Dengan tim film, dengan audio yang sangat mumpuni, dengan mixing dan mastering yang serius, penggarapan sound effect– nya juga oleh teman-teman yang bekerja di bidang film, dari penulisan ceritanya juga. Makanya, memang ini sesuatu yang kami percaya bisa jadi pengalaman berbeda lah mendengarkan cerita yang mungkin dasarnya kisah nyata dengan bumbu-bumbu fiksi,” jelas Nastasha Abigail.
Mau Gak Mau 2 dari Rapot ini nantinya akan mengangkat genre seputar Nostalgia, Silat Kerajaan, Thriller, dan Fantasy Musical. Reza Chandika, Ankatama, Radhini, dan Nastasha Abigail sendiri yang akan menjadi pemeran utamanya. Nama-nama lain yang turut ambil bagian sebagai bintang tamu adalah Raisa, Yura Yunita, Sal Priadi, Najwa Shihab, Lukman Sardi, Abimana Aryasatya, Afgan, Kunto Aji, Sivia Azizah, Ardhito Pramono, Gamaliel, Teza Sumendra, Sheryl Sheinafia, Dion Wiyoko, dan masih banyak lagi.
Reza Chandika pun menambahkan, “Mau Gak Mau 2 ini menceritakan tentang petualangan kita berempat untuk menyelesaikan misi-misi yang ada gitu ya, dan disampaikan dalam bentuk empat genre cerita. Tema besarnya masih seputar pertemanan sebenarnya. Cuma yang Mau Gak Mau 2 ini idenya lebih liar lagi, lebih halu lagi. Cerita nyatanya ada, fiksinya ada, makin nyebrangnya ada.”
Sebelum halu bersama Rapot, simak dulu dua lagu pilihan mereka masing-masing.
Reza Chandika
- Chrisye – “Sendiri”
- Chrisye – “Setia”
Gue tuh orang yang ketika lagi ngerasain sesuatu, itu harus matching sama apa yang lagi didengerin. Nah, kenapa Chrisye, karena menurut gue Chrisye punya dua lagu yang loe kalau lagi happy banget, dengerin itu makin happy dan Chrisye punya lagu sedih yang sedih banget ketika lagi sedih dengerin itu merananya bukan main. Yang satu Chrisye “Setia”, yang satu Chrisye “Sendiri”. Chrisye tuh satu musisi legendaris. Menurut gue, Chrisye tuh ‘suara loe tuh masuk ke semuanya lho’. Loe mau lagu tentang agama, bisa. Lagu nge- pop joget, hayuk. Lagu emo mentok, silakan. Dan nggak kenapa-kenapa. Nggak yang ‘aduh, sebenarnya loe tuh lebih seru kalau nyanyinya rada R&B sih, cuma loe lagi mau explore diri loe ya nggak apa-apa deh’. Bukan yang gitu. ‘Loe mau ngapain aja nggak apa-apa’. Timeless. Itu menurut gue lagu-lagu Chrisye jadi abadi. Kenapa gue suka banget sama si “Setia” sama si “Sendiri” ini karena menurut gue represent mood banget. Loe kalau lagi pengin senang nih, dengerin deh “Setia”. Somehow, bahkan loe ngeliat videoklipnya aja loe juga jadi kayak ‘Yuk, kita hadapi hari ini’. Gue lagi pengin sedih lagi, dengerin deh “Sendiri”. Makkk, momennya ada. Tinggal dibulak-balik aja tuh, sendiri, setia, sendiri, setia. Nggak apa-apa, sendiri yang penting setia. Atau jangan-jangan kita setia sama kesendirian.
Radhini
- Gamaliel – “/ ethereal /”
Ada dua album yang lagi terus di- repeat banget sampai sekarang. Satu lagu solonya Gamaliel yang baru banget ke luar, Q1. Sebelum gue pilih salah satu lagunya di antara empat lagu (dari Q1) itu. Menurut gue tuh album art. Itu seni. Gila itu, maksudnya ya karena kita juga kenal sama Gamal. Kita tau Gamal itu adalah seniman pol, mentok ya. Dia nggak cuma seni musik, tapi benar-benar visual. Every form of art, dia tuh benar-benar truly seniman menurut gue. Satu adore banget Gamal, karena dia benar-benar pure seniman. Kedua, begitu dengar albumnya dia benar-benar ke luar dari apapun yang selama ini kita tau tentang GAC. Dia punya dunianya sendiri dan dunianya itu pas kita masuk, ‘Wow indah banget nih dunia’. Kalau disuruh milih salah satu dari albumnya, aku akan pilih, ah susah banget lagi. “/ ethereal /” deh kayaknya karena biarpun sekarang yang jadi singlenya tuh “/ adjacent /” ya judulnya tapi kayaknya “/ ethereal /” tuh, apalagi pake earphone kayak indahnya tuh bukan cuma musiknya. Musiknya simple tapi megah. Ah, bingungkan. Instrumennya sederhana tapi megah banget. Yang bikin megah sudah pasti suaranya dia sih.
- Mikha Angelo – “Human”
Masih menjadi favorit sih sampai sekarang albumnya. Lagi-lagi segala sesuatu yang kita tau tentang The Overtunes gitu ya. Nih kebetulan dua musisi yang punya grup sebelumnya, trus dia solo karier ya. Yang segala kita tau tentang The Overtunes, manis, popish, ih gemes, ABG. Itu kayak ‘wow’ berubah. Ini apakah Mikha sudah dewasa. Padahal dia kan anak nomor tiga yah. Sudah gede banget nih. Yang paling suka dari album solonya “Human” itu benar-benar eksplorasi mentok dari segi musik, sound, dan segala macam. Dan yang paling mind blowing lagi dia nggak pake bantuan siapapun. Nggak pake bantuan additional player. Jadi dia main semuanya sendiri. Secara budget Rp 0, wow itu idaman para musisi. Tapi di satu sisi, loe kok bisa multi-intrumentalisnya loe mentokkin. Jadi kayak amazed saja sih.
Nastasha Abigail
- Efek Rumah Kaca – “Lagu Kesepian”
Tadinya, gue mau Chrisye yang “Sayang” tapi ganti dulu. “Sayang” sebenarnya karena menurut gue lagu itu romantis banget. Tapi akhirnya gue ganti jadi Efek Rumah Kaca “Lagu Kesepian”. Menurut gue, gue suka banget sih lagu sedih tuh. Jadi menurut gue tuh ketika gue lagi sedih tuh gue bisa lebih ngerasain banyak hal ya. Maksudnya, itu emosi yang paling gue suka sebenarnya sedih tuh. Dan salah satu lagu sedih favorit gue tuh “Lagu Kesepian”. Di mana emang kayak ketika loe lagi di keramaian loe merasa sepi gitu lho sebenarnya. Itu real banget.
- Anda – “Biru”
Gue sebenarnya suka banget sealbum. Tapi mungkin pilihannya jatuh kepada albumnya Anda yang In Medio. Tapi lagu judulnya “Biru”. Itu bagus banget sealbum. Gue tuh kalau suka sama sesuatu, gue tuh bisa dengerin terus-terusan. Pokoknya Spotify gue tuh kayak kurang banyak sebenarnya pilihannya karena pasti yang didengerin itu terus. Kalau gue udah nemuin sesuatu ya. Kemarin gue sempat mikir-mikir. Gue kira tuh (diminta Pophariini) lagu luar. Soalnya ada beberapa lagu luar yang lagi gue dengerin terus sealbum. Tapi kalau lagu yang cukup abadi menurut gue, di hati gue itu perwakilannya tiga yah. Satu lagi Chrisye, tapi dua itu yang paling sering gue dengerin juga. Sebenarnya lagu yang judulnya “Biru” yah selain Anda tuh juga romantis banget dijadiin lagu buat kawinan juga, “Biru” Vina Panduwinata. Itu tuh dua lagu yang judulnya “Biru” yang menurut gue dua-duanya tuh ‘Hhhh..’ gitu. Walaupun biru bukan warna favorit gue. Warna favorit gue hitam tapi lagu yang judulnya “Biru” biasanya. Maksudnya, dua itulah setidaknya. Bagus banget.
Ankatama
- Banda Neira – “Sampai Jadi Debu”
Karena ini mengingatkan gue untuk ‘Loe mau berbuat apa di dunia juga ujung-ujungnya loe debu aja’. Jadi kayak untuk terus rendah hati, untuk terus kita ingat kalau ‘Sudah, loe ujung-ujungnya jadi debu. Sudah yang bakal jadi pasangan loe, dia doang’. Ya sudah. Jadi, untuk pengingat aja sih, lebih ke pengingat.
- MALIQ & D’Essentials – “Mata Hati Telinga”
Lagu yang kayaknya sampai kapan juga, mau didengerin berulang. Biar kata kalau dulu zaman penyiar, ini menjadi lagu setelah adzan Maghrib. Adem saja. Karena hanya ini pilihan yang sudah paling enak, abis adzan sambil minum teh hangat manis tuh kayak selesai dahaga seharian. Menyambut Ramadhan kan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …