Kahlo Berbicara tentang Single Belief dan Pergerakan Musik di Jember

Usai meluncurkan single “Breakfast” tahun lalu, band shoegaze asal Jember, Kahlo kembali dengan materi anyar berupa single berjudul “Belief” hari Jumat (02/05). Kahlo merasa lagu baru ini jadi penanda langkah lanjut eksplorasi mereka dalam dunia suara yang mengawang, fuzzy, dan emosional.
Kahlo resmi terbentuk tahun 2023 lalu dan beranggotakan 2 anggota yaitu Hansen (vokal, bas) dan Miko (gitar). Melalui format 2 orang ini, Hansen dan Miko ingin lanskap suara yang padat dan atmosferik dengan pendekatan yang penuh keintiman dan kemandirian.
Pophariini sempat berbincang dengan kedua personel Kahlo untuk bercerita soal single “Belief”. Hansen mengawali obrolan dengan mengatakan kalau ia tidak merujuk pada suatu topik tertentu saat menulis lirik lagu. Sang vokalis mengaku hanya menuangkan apa yang dirasakan di momen itu.
“Tapi pas direfleksiin, kayaknya tanpa sadar gue malah nangkep perasaan kecewa dan benci sama diri sendiri. Dulu pernah ada momen di hidup gue, di mana gue terlalu naif, ngeyel, dan nolak realita yang udah kejadian,” kata Hansen.
Tak ikut menulis lirik, namun Miko menambahkan bahwa bermusik itu harus lewat kejujuran dari apa yang dirasakan. Ia pun menuangkan kejujuran itu lewat musik, secara spesifik melodi dan dinamika gitar.
“Mungkin tanpa sadar, isian gitar gue itu cerminan perasaan yang gue pendam, kayak ada emosi tersembunyi yang akhirnya keluar lewat nada,” ujarnya.
Di ujung perbincangan, Hansen menyampaikan bahwa ia sering memperhatikan pergerakan musik di kota-kota lain yang sangat menggairahkan. Hal itu pun terjadi di Jember yang saat ini didominasi oleh skena hardcore. Meski mengaku tak begitu menikmati genre tersebut, namun ia sangat senang dengan cara kolektif-kolektif hardcore bergerak di Jember.
Tentunya, Hansen juga punya keresahan tentang pergerakan musik di kota asalnya. Ia merasa belum ada festival yang inklusif seperti Synchronize Fest dan Pestapora di Jember.
“Kalau aksesnya ada, industri musik lokal pasti lebih hidup, gue yakin!” tegasnya.
Miko menambahkan kalau kolektif adalah jantung gerakan musik di Jember, bahkan menurutnya Kahlo sendiri lahir dari semangat kolektif tersebut, karena panggung pertama mereka bisa terjadi karena hasil kolaborasi antara kolektif alternatif dan hardcore.
“Kolektif bukan cuma wadah, tapi pemantik kreativitas yang bikin scene musik Jember terus bergerak!” tutupnya.

Eksplor konten lain Pophariini
Lirik Lagu Sambutlah The Jeblogs sebagai Anthem Anak Muda
Di artikel lirik kali ini Pophariini memilih lagu “Sambutlah” dari The Jeblogs untuk mengetahui bagaimana barisan kata-katanya bisa tercipta menjadi lirik yang kuat dan dinyanyikan dengan penuh penghayatan dalam setiap aksi mereka di panggung. …
Santamonica Suarakan Perlawanan Perempuan di Single SIN
Jeda 2 tahun dari perilisan album Reminisce 189, duo elektronik-pop, Santamonica kembali melepas karya terbaru bertajuk “SIN” (12/06). Tertulis dalam siaran pers, lagu ini diproduseri oleh Joseph Saryuf (Santamonica, Showbiz), yang ditulis pertama kali …
terimakasih banyak, mas gee!!😁