5 Ragam Rasa Lagu Kemerdekaan
Lagu kemerdekaan atau lagu nasional umum terdengar kala hari Kemerdekaan 17
Agustus. Sejak kecil kita selalu diajarkan untuk menyanyikan lagu-lagu
kemerdekaan lewat buku lagu-lagu nasional untuk dinyanyikan kembali sewaktu
upacara bendera di sekolah. Sampai saat ini pun kita masih menyaksikan lagu-lagu
itu terdengar merdu di instana negara sewaktu upacara bendera berlangsung.
Namun seiring bertambahnya umur, kita justru makin lupa akan lagu-lagu
kemerdekaan tersebut. Sampai akhirnya kita sendiri tidak bisa merasakan apa
sebenarnya makna kemerdekaan yang kita rasakan sekarang.
Nah, beruntung ada musisi-musisi Indonesia masih punya semangat untuk
melestarikan lagu-lagu tersebut dengan cara membawakan ulang, meski dengan
versi mereka yang lebih dinamis.
Seperti apa lagu-lagu tersebut? Mari dengar bersama.
Netral – Hari Merdeka
Kalau H. Mutahar sang penulis lagu ini tidak menaruh irama mars untuk lagu ini,
maka tidak mungkin Bagus, Coki dan Eno dari NTRL membawakan ulang lagu ini
dengan sangat berapi-api, lugas dan tanpa basa-basi.
__
Endank Soekamti – Rayuan Pulau Kelapa
Entah apa yang ada di pikiran Ismail Marzuki ketika mendengar versi lain dari lagu
laidback indah yang ia ciptakan dirombak total jadi sebuah lagu power pop dengan
gaya yang riang, santai seolan menjadi lagu tema nongkrong oleh trio punk asal
kota Gudeg ini. Mungkin ia hanya tersenyum-senyum sambil berkata 'setidaknya
generasi muda indonesia tetap bisa kenal dengan lagu-lagu kemerdekaan
bangsanya.
__
Oldtimers – Gugur Bunga
Lima musisi penggemar musik keras ini tau benar jika Ismail Marzuki menciptakan
lagu ini dengan suasana yang sedih melihat teman pejuangnya yang gugur di garis
depan. Untuk itulah Oldtimers mendaur ulang ini dengan menyusupkan sebuah rock
balada yang sedih namun tetap terlihat heavy, terdengar dari sayatan rif gitar yang
bersenyawa dengan dentuman double pedal dari drum yang melukiskan degup
jantung para pejuang di medan pertempuran.
__
Float – Nyiur Hijau
Nampaknya ada alasan mengapa Meng dkk harus pergi ke pantai Karimunjawa
untuk merekam. Mungkin saja mereka mencoba merekonstruksi suasana ketika
Maladi menciptakan lagu yang indah tentang kayanya bumi Indonesia ini.
__
Sentimental Moods feat Aprilia Apsari – Jembatan Merah
Jika Maladi menulis “Nyiur Hijau” sebagai sebuah pujian untuk tanah air kita yang
indah dan kaya, maka lain halnya dengan Gesang yang mengabadikan momen
romantika asmara di jaman kemerdekaan lewat “Jembatan Merah” yang terkenal
itu. Lagu yang aslinya adalah irama keroncong yang santai dirombak total oleh
grup ska/reggae asal Jakarta menjadi sebuah komposisi santai menurut versi anak
muda sekarang namun tanpa mengesampingkan perasaan romantisnya.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …