5 Lagu Pop Indonesia Pilihan Eka Annash “The Brandals”
Vokalis dan motor dari The Brandals a.k.a. BRNDLS yang bernama lengkap Eka Rahyadi Annash ini adalah sosok pionir di skena musik independen Jakarta circa awal 2000an. Pernah menjajal punk/ska dengan menjadi satu dari dua vokalis di band Waiting Room yang telah menghasilkan 2 album. Kemudian mendirikan the Motives yang kemudian bertransformasi menjadi The Brandals dan mengacak-acak kehidupan banyak anak muda subkulturpada saat itu dengan lirik-liriknya yang provokatif. Bersama Brandals alias BRNDLS, Eka telah menghasilkan 3 album yaitu The Brandals (2003), Audio Imperialist (2005), Brandalisme (2007). Kini Eka menjabat sebagai creative director di sebuah agensi digital, dan tengah menjalankan proyek musik terbarunya menjadi basis band Zigi Zaga. Simak obrolan Eka dengan Pop Hari Ini tentang lagu pop Indonesia pilihannya:
Keraguan – Trie Utami (1988)
Sepotong nostalgia 80an sempurna dari Trie Utami di masa puncaknya. Dari komposisi, melodi, lirik semuanya seperti tercipta untuk melengkapi satu sama lain dan menjadi salah satu lagu terbaik. Ngga cuma dari dekade 80an, tapi dari sejarah musik pop Indonesia. Timeless!
Kepastian – January Christy (1986)
Lagu ini begitu sakral, saya ngga bisa dengerinnya di sembarang waktu. Bernarasi tentang keinginan untuk bersama seseorang tapi tidak mungkin terjadi. Dari detik awal udah langsung membawa ke spiritual state yang mengingatkan gue tentang orang-orang kesayangan yang sudah tidak ada. Tapi mendengarkan lagu ini entah kenapa seperti bisa mendekatkan kembali kepada mereka. Walaupun cuma sesaat.
Dan Senyumlah – Sinikini (1997)
Walaupun obscure dan banyak dituduh plagiat dari lagu “It Ain’t Over Till It’s Over” (Lenny Kravitz), tapi track ini jadi salah satu yang mendefinisi musik Indonesia dekade 90an.
Selangah Ke Seberang – Fariz RM (1979)
Buat saya, belum ada musisi kontemporer lokal yang bisa menyamai kejeniusan Fariz RM dalam membuat komposisi, aransemen dan menulis lagu. Modus operandinya yang selalu mendorong dinding eksperimentasi akan selalu jadi panutan saya dalam bermusik.
Belum Ada Judul – Iwan Fals (1992)
Sepanjang dekade 80an dan awal 90an adalah milik Iwan Fals. Lansekap musik Indonesia secara tidak langsung dibentuk oleh opini publik masyrakat yang diwakili suaranya oleh lagu-lagu beliau. Dengerin lirik dan lagunya kayak dibawa langsung ke tengah hidup warga kota urban. Yang pastinya saya banyak curi formulanya untuk materi lirik The Brandals.
____
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
Loh kok album bagus sekelas DGNR8 (2011) gak masuk rilisan the brandals sih? Padahal Cuma ganti tulisan nama band nya kan?, the brandals jadi BRNDLS?