Toguruga, Kisah Peselancar Dari Timur

Dec 10, 2017

Peselancar, mereka adalah orang-orang yang hidupnya penuh dengan tantangan. Hari-harinya diisi dengan menantang ombak yang selalu berubah, kadang tinggi, kadang tinggi sekali. Meski demikian, dengan hidup menantang ombak lah para peselancar menemukan ‘kebebasan’ yang sesungguhnya. Kebebasan yang lepas, seperti tawa anak-anak kecil.

Kebebasan ini lah yang mungkin ingin ditawarkan oleh Rizal Tandjung, surfer asal Bali. Bersama sutradara Carlo Coral, mereka pergi ke sebuah desa di kepulauan Halmahera, Maluku untuk melihat sebuah keunikan anak-anak kecil yang menghabiskan waktu mereka di sana dengan bermain ombak mengendarai papan surf yang dibuat oleh mereka sendiri.

“TV dan internet belum masuk di daerah ini. Jadi anak-anak itu cuma punya laut dan hutan sebagai taman bermain. Imajinasi mereka masih sangat murni tersalurkan lewat surf.” ungkap Carlo kepada PHI.

Keceriaan anak-anak ‘surfer dari timur ini’ diabadikan Carlo lewat sebuah film bertajuk Toguruga yang diproduksi Malaria House.

“Toguruga yang artinya mimpi dalam bahasa timor adalah sebuah cerita tentang masa kecil yang kita lihat dari sudut pandang peselancar,“ujar Carlo tentang makna film ini.

https://www.instagram.com/p/BcHM3CEgF-o/?taken-by=malariahouse_

 

Meski bukan dikategorikan sebagai sebuah film tentang surfing, namun film ini bisa melihat sisi lain dari surfing tersebut dilihat dari kebebasan yang didapat dari sebuah surga yang terpencil di timur jauh Indonesia diantara hutan dan laut.  Dimana sekumpulan anak-anak suku laut terlupakan oleh dunia luar yang didominasi teknologi dan modernisasi.

Film ini akan tayang perdana pada 12 Agustus bertempat di Deus Ex Machina, Canggu Bali. Turut memeriahkan penayangan film ini akan ada pertunjukan dari Dubyouth, Jerinx SID x Heru Shaggydog serta Mike D (eks Beastie Boys). Untuk informasi, silakan klik instagram.com/malariahouse_

Foto: Jason Childs

 

____

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Lirik Lagu Badut Pangalo! untuk Merayakan Hari Buruh

Dalam rangka Hari Buruh 1 Mei 2024, Pophariini memilih lagu Pangalo bertajuk “Badut”. Kami merasa lirik lagu yang rilis tahun 2018 di album Hurje! ini cocok untuk didengarkan sembari memikirkan masa depan kehidupan. Mengutip …

Persiapan Voice of Baceprot Manggung di Glastonbury Festival 2024

Bertahun-tahun yang lalu, band Nidji sempat mengimpikan untuk bisa tampil di festival satu ini. Sebelumnya, band sekelas U2 pernah mengungkapkan bahwa mereka bangga menjadi bagian dari perhelatan. Di antara kenyataan tersebut, Voice of Baceprot …