Penyiksaan Sadis ala Polka Wars di Video “Rekam Jejak”
Sepasang kaki diseret, sendalnya lepas. Sekejap kemudian dihempaskannya tubuh itu di atas kursi lalu diikat tangan dan tubuhnya. Kepalanya tertutup karung goni coklat yang ketika dibuka, nampak wajah pria yang lebam, bibir dan pelipis berdarah.
Inilah sekelumit adegan penyiksaan dari Polka Wars di video yang bertajuk “Rekam Jejak” yang baru saja dilepas via Youtube mereka.
Lagu “Rekam Jejak” adalah satu dari dua single baru Polka Wars yang secara simultan dirilis, yaitu “Rekam Jejak” dan “Mapan” pada 19 Juli 2018 lalu.
Disutradarai oleh Agung Pambudi, video ini berusaha menampilkan kumpulan fragmen yang mengingatkan kita akan penculikan dan pembunuhan orang-orang di masa orde baru. Ada nama Marsinah di sana dan foto-foto tak dikenal lainnya.
Dan ketika diamati lebih dalam, video ini tak hanya berputar berbicara tentang peristiwa 1998. Di salah satu bagian, Polka Wars dan Agung Pambudi juga menampilkan potongan berita Petrus (Penembakan Misterius) dengan judul Misteri Mayat Bertato. Sejarah mencatat tak kurang dari 600 orang tewas sepanjang 1980 akibat operasi tersebut. Ada juga tajuk Peristiwa Tanjung Priok serta pembakaran majalah Tempo edisi terakhir sebelum dibredel pada Juni 1994 sebagai lambang terbatasnya kebebasan pers kala itu.
“Saya mencoba mengingatkan kembali apa yang pernah terjadi dan apa yang terjadi”, ucap Agung Pambudi sang sutradara yang sebelumnya juga terlibat dalam kerja pembuatan musik video “Rangkum”.
Video musik Polka Wars ini nampak senada dengan video lirik yang mereka buat sebelumnya yang menampilkan sosok Wiji Thukul, penyair yang juga aktivis yang hilang.
Lewat lagu dan video musik “Rekam Jejak” Polka Wars berupaya melanggengkan keberanian dan semangat para tokoh yang tak pernah kembali itu.
“Hanya mengajak anak muda untuk ingat dan mencari tahu siapa mereka, pemuda lain yang pada masanya berbuat baik atau menjadi pahlawan dalam konteks zaman itu. Nggak semua persoalan bisa diselesaikan dengan turun ke jalan. Ada banyak cara untuk mengubah negeri ini jadi makin baik,” ucap Deva, salah seorang anggota Polka Wars sekaligus Produser untuk musik video ini dengan nada optimis.
Sekadar informasi, “Rekam Jejak” menjadi lagu dengan lirik bahasa Indonesia kesekian setelah “Mapan” dan “Rangkum”. Sebelumnya, Polka Wars memang dikenal sebagai band yang menyanyikan lirik bahasa Inggris, terutama setelah album Axis Mundi dirilis di tahun 2015 silam.
Dengan tabungan “Rekam Jejak”, “Rangkum” dan “Mapan”, apakah di album berikutnya Polka Wars akan sepenuhnya memakai bahasa Indonesia? Kita tunggu saja nanti.
Berikut ini adalah video musik “Rekam Jejak” dari Polka Wars.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …