Synchronize Festival yang Bikin ‘Mabuk Kepayang’

Oct 12, 2019

Synchronize Festival atau Synchronize Fest sukses dihelat tanggal 4-6 Oktober lalu di Gambir Expo – Jakarta International Expo. Hajatan milik Demajors dan Dyandra Promosindo ini menampilkan sederet artis lokal di enam panggung, masing-masing Dynamic Stage, Lake Stage, Forest Stage, District Stage, XYZ Stage, dan Gigs Stage. Ada ratusan band tampil ditonton puluhan ribu penonton yang datang di tiga hari gelarannya.

Ketika harus memilih artis mana yang wajib ditonton rasanya bisa mendadak dilema. Hari pertama Dynamic Stage dihajar wanita bersuara lembut. Raisa selalu berhasil menciptakan suasana tenang. Di waktu yang sama unit folk Silampukau tak kalah memukau di District Stage.

Pesona XYZ dan District Stage

Ambyar bareng bro: Prontaxan di Synchronize Fest 2019 / foto: pohan

Selain dua panggung besar, Synch Fest punya panggung XYZ Stage yang konsepnya terbilang paling menarik diisi artis yang unik pula. Ada Sir Dandy, Prontaxan, Pemuda Sinarmas, dan Pon Your Tone. Prontaxan, grup yang mengusung musik pop koplo yang diprakasai Yahya Dwi Kurniawan dan Uji Hahan Handoko ini bertingkah seru layaknya pemandu kesenangan, bernyanyi sesuka hati, berjoget mengikuti irama oplosan DJ, dan tak lupa memberi minuman kepada penonton.

Saat menghadiri Synchronize, sebaiknya tak melewatkan Gigs Stage yang berada di dekat pintu masuk. Sejak awal, panggung gig stage yang kecil tak pernah berubah: selalu intim sesak dan panas akibat atmosfer yang kelewat akrab yang dihadirkan di sana. Cocok menjadi tempat ‘nostalgia zaman kejayaan emo dulu’ kata seorang teman setelah melihat penampilan Jakarta Flames. Selain mereka, musisi-musisi seperti Made Mawut dan Zirah turut memanaskan Gig stage di hari pertama.

Jamrud di Synchronize Fest

Penampilan Jamrud masih jadi incaran penonton, terutama mereka yang tak menghadiri Synchronize Festival tahun lalu. Demi mendengarkan Krisyanto menyanyikan langsung lagu-lagu macam “Surti Tejo”, “Putri”, dan lainnya. Bedanya panggung kali ini tak sebesar sebelumnya.

Godfather yang spesial 

sang Godfather: Didi Kempot di Synchronize Fest 2019 / foto: Pohan

Sebagai hari pemanasan, Didi Kempot mendapat sambutan luar biasa. Sang ‘Godgather of Broken Heart’ berhasil menghibur penonton. Penonton membuat koor raksasa bernyanyi dalam bahasa Jawa sekalipun mereka mungkin tak mengerti artinya.

Pengunjung hari kedua Synchronize makin bersemangat. Sengatan terik matahari tak jadi soal untuk menyambut band ska asal Jakarta, Highmoon yang beraksi di Forest Stage. Tak lumayan jauh, Baskara Putra a.k.a. Hindia membuka District Stage dengan khidmatnya.  Hindia tampil dengan busana kemeja bunga hitam putih, selaras warna tampilan pada layar kiri dan kanan panggung ‘If a service is free, then you are the product’.

The Panturas di Synchronize Fest 2019 / foto: Pohan

Sebelum memasuki waktu turun minum alias waktu istirahat, pengunjung bisa menyaksikan keintiman Adhitia Sofyan, aksi maksimal Step Forward, Humania, Tashoora, Superglad, dan The Panturas. Forest Stage menjadi panggung perpisahan Superglad dengan Dadi, gitaris mereka. Namun sore itu, panggung The Panturas yang paling pecah membuat saya betah. Penonton sulit dikendalikan. Keasyikan terbawa arus cepat, bukan karena derasnya air, namun lantaran irama yang mengiringi perahu karet yang berkali-kali mendarat di kepala penonton. Salut untuk The Panturas!

Menghidupkan Chrisye dan kejutan tak terduga

Erwin Gutawa menghidupkan Chrisye kembali di Synchronize Fest / foto. Pohan

Selain menyuguhkan artis pendatang baru, Synchronize Fest memberikan momen nostalgia bertajuk Chrisye Live yang dipersembahkan Erwin Gutawa Music School Choir untuk mengenang Chrisye (1949-2007). Erwin tidak meminta bantuan penyanyi mana pun untuk membawakan ulang lagu Chrisye, hanya Chrisye seorang yang tercipta dari rekaman gambar dan suara asli Chrisye yang diambil dari beragam panggung, tur, maupun konser tunggal 1994-2003 yang berhasil membuat Chrisye hidup kembali malam itu di atas panggung lewat nomor macam “Seperti yang Kau Minta”, “Pergilah Kasih”, dan “Kala Cinta Menggoda”.

Iwan Fals mengejutkan banyak penonton di Synchronize Fest 2019 / foto: pohan

Synchronize Fest tahun ini menyiapkan kejutan yang tak terduga, yaitu munculnya Iwan Fals yang sekonyong-konyong di atas panggung. Musisi legendaris ini muncul sekitar pukul 10 malam. Di hadapan penonton, Iwan Fals membuka pertunjukan dengan “Belum Ada Judul”. Setelah bergitar sendirian, ia tampil full band memainkan nomor-nomor macam “Jendela Kelas Satu” serta “Surat Buat Wakil Rakyat”.

Lepas Iwan Fals, giliran Oomleo Berkaraoke naik ke panggung. Pemandu karaoke yang tengah hangat ini pun tiba-tiba menghadirkan satu persatu personil boyband Sm*sh sebagai pembuka, padahal tidak ada dijadwalnya. Lagu “I Heart You” dan “Inikah Cinta” berkumandang.

Babang Andhika dan gitaris kesayangannya / foto: Pohan.

Sementara empat band yang dinanti-nanti mulai dari Radja, Babang Andika, Setia Band, dan Wali bergantian estafet mikrofon. Penonton yang mungkin dulu ogah mendengarkan atau sempat menghina ikut bernyanyi lagu “Benci Bilang Cinta”, “Cari Pacar Lagi”, hingga “Bocah Ngapa Yak”. Babang Andika yang sudah lama tak bertemu Dodhy, kompak di panggung malam itu.

Hari ketiga: Kegairahan yang memuncak 

Memasuki hari ketiga, pengunjung Synchronize makin bergairah. Penampilan Souljah di Dynamic Stage disambut meriah. Di panggung lainnya, kolaborasi Mondo Gascaro dengan Rien Djamadi sangat apik dan berkelas. Sementara District Stage dipenuhi Gerombolan Woyo yang sudah lama mengantri demi duduk di barisan depan ketika ‘nabi’ mereka, Jason Ranti main.

TTATW menghadirkan album Rasuk di Synchronize Fest / foto: pohan

Malam harinya, unit The Trees and The Wild secara spesial mempersembahkan Rasuk, karya emas yang rilisan fisiknya sempat jadi incaran dan sampai sekarang belum dicetak ulang. Judul “Berlin”, “Honeymoon on Ice”, “Our Roots”, “Malino”, “Derau dan Kesalahan”, maupun “Kata” yang membuat seorang penonton yang mencanangkan album ini mengubah hidupnya pulang dengan tangis bahagia.

Rocker-rocker berumur yang tetap bergairah / foto: pohan

Kesempatan emas Synchronize Fest turut diambil The Flowers untuk meluncurkan album teranyarnya, Roda Roda Gila yang secara liar ditunjukkan di panggung. Energi rocker-rocker yang sudah tak lagi muda ini seakan enggan kendor dari awal sampai akhir penampilan.

Keriaan Synchronize Fest hari ketiga ditutup aksi Sheila On 7 dan NOAH. Sheila on 7 memukau seperti biasanya, namun kali ini mata orang lebih tertarik dengan Noah. Banyak orang bilang malam itum NOAH memiliki produksi panggung luar biasa. Semua sound gitar, bass dan keyboards berada di volume dan frekuensi terbaiknya. Ini belum ditambah penampilan Ariel yang memang berkarisma.

Abang broril menenangkan histeria fans hawa di barisan depan / foto: pohan

Selama kurang lebih sejam, NOAH berhasil menciptakan koor raksasa tanpa henti di nomor-nomor nostalgia, termasuk di lagu-lagu dari album terbaru, Keterkaitan Keterikatan.

Maka tak salah lah jika saya menyebut Synchronize Fest ‘bikin mabuk kepayang’. Bayangkan, festival mana yang selama tiga hari penuh bisa memanjakan penonton dengan musik dengan kadar 100% lokal. Kalau sudah begini ceritanya, untuk Synchronize Festival tahun mendatang pasti jauh lebih meriah lagi. Boleh rikues: Ahmad Band?

_______

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …