Menari Dengan Bayangan dan Keluhan-Keluhan Sederhana Hindia

Nov 30, 2019
Hindia

Menandai debutnya sebagai solois, Baskara yang merupakan vokalis .Feast atau yang lebih dikenal sebagai Hindia meluncurkan album debutnya bertajuk Menari Dengan Bayangan pada 29 November 2019, album yang sudah dapat dinikmati di seluruh layanan musik digital ini menjadi puncak rangkaian setelah Maret lalu merilis single secara berkala dimulai dari “Evaluasi”.

Pop Hari Ini beruntung menjadi yang pertama berkesempatan mendengarkan seluruh lagu album ini dalam acara hearing session beberapa waktu lalu. Kepada kami, Baskara berbicara soal isi dan makna dari debut album ini. Menurutnya, lewat album ini, Baskara mengungkapkan keresahan-keresahan pribadinya yang juga keresahan semua orang. Keresahan yang dimaksud bisa dibilang seperti keluhan-keluhan sederhana seperti “Apa yang sudah gua capai dalam hidup?”

Hearing session Hindia / foto: Jojo

Dalam pengerjaan album ini, Baskara mengajak Petra Sihombing, musisi, pencipta lagu dan juga produser untuk membidani karya-karya Hindia. “Gua selalu suka karya Petra karena kualitasnya. Menurut gua Petra selalu bisa menejermahkan apa pun yang kompleks menjadi sesuatu yang ringan,” ujar Baskara.

Selain Petra Sihombing, Baskara juga mengajak produser-produser lain seperti Kareem Soenharjo di lagu “Evakuasi” dan “Jam Makan Siang”, Rizky Indriyadi untuk “Untuk Apa/Untuk Apa?” Dan “Apapun Yang Terjadi”, Adhe Arrio untuk “Secukupnya”, Ibnu Dian untuk “Membasuh”, serta Rayhan Noor untuk “Rumah Ke Rumah”. Wisnu Ikhsantama, yang mengawal proses rekaman dari awal hingga mixing dan mastering juga terlibat. Selain produser, Hindia turut mengajak musisi-musisi mulai Sal Priadi, Rara Sekar, Matter Mos, Mohammed Kamga, Natasha Udu, Enrico Octaviano, dan Dicky Renanda yang ikut menyumbang vokal dan juga instrumen.

sampul album Menari dengan Bayangan / dok. Hindia

Selain 12 lagu di album ini, yang menariknya, Baskara menyelipkan 3 voice note dari perempuan-perempuan yang memiliki makna penting di hidup Baskara, salah satunya adalah ibunya sendiri. Ketiga voice note ini seperti merubah makna lagu-lagu yang telah dirilis terlebih dahulu seperti “Dehidrasi” dan “Jam Makan Siang” yang merubah konteksnya dalam narasi album. “Gua ingin semua lagu yang sudah rilis punya konteks yang berbeda pas masuk album,” jelas Baskara.

“Gua percaya kalau cerita pribadi punya kekuatan yang jauh lebih kuat, yang entah kenapa bisa menggerakkan orang lebih jauh dibanding wejangan umum. Karena kadang-kadang orang baru terbuka, bercerita dan merasa disembuhkan kalau dia punya kedekatan dengan orang yang ngobrol sama dia. Lo harus membuka diri buat orang lain supaya orang tersebut juga mau membuka diri, dan dalam percakapan itu akhirnya lo saling menyembuhkan. Gua merasa kalau ini fungsi gua di masyarakat. mungkin gua harus mengorbankan privasi gua, dimensi personal gua untuk bisa bantu orang lain yang kayak gua untuk sembuh,” tutup Baskara.

Penulis
Jonathan
Cuma sok tahu tentang musik. Suka foto-foto stage juga.

Eksplor konten lain Pophariini

Inthesky Single Yang Maha Edan untuk Menggapai Pendengar yang Lebih Luas

Berjarak satu tahun dari perilisan single “Grateful”, Inthesky kembali dengan materi anyar “Yang Maha Edan”. Single yang rilis  Jumat (26/04) lalu ini menampilkan gitaris asal kota mereka Medan, Jordan Zagoto sebagai kolaborator.   Lagu …

Vinyl The Jansen Keluaran 4490 Records dan Demajors, Ini Dia Perbedaan Keduanya

The Jansen merilis album ketiga Banal Semakin Binal dalam format vinyl hari Jumat (26/04) via jalur distribusi demajors. Beberapa hari sebelumnya, band lebih dulu merilis dalam format yang sama melalui 4490 Records, sebuah label …