Givari Mustika Putra, Drummer Polyester Embassy Meninggal Dunia

Feb 10, 2020

Awan duka menyelimuti kota Bandung. Givari Mustika Putra (40 tahun), drummer Polyester Embassy baru saja meninggal dunia pada Senin (10/2/2010) pukul 9.30 pagi ini di Bandung.

Kabar ini diterima PHI pertama kali dari Uting, gitaris Polyester Embassy yang saat itu tengah berada di Bandung untuk melayat di Rumah Sakit Al-Islam Sukarno Hatta. Kami pun langsung menanyakan detil soal kepergian drummer Givari kepada Elang EBY, gitaris Polyester Embassy

Menurut keterangan sang istri -seperti yang dikutip Elang EBY, gitaris mereka – almarhum Givari meninggal karena serangan jantung. Sebelumnya, almarhum terlihat bermain bersama Polyester Embassy dalam sebuah gig di daerah Sukabumi.

“Tadi malam manggung di sukabumi mengeluh sakit dada setelah selesai. Nggak nyangka apa-apa. Kita pulang pagi jam setengah 3 subuh. Kita pulang masing-masing. Pagi tadi dapet kabar dari istrinya kena serangan jantung jam 8-an. Begitu saya sampai ke rumah sakit udah nggak ada,” ujar Elang.

Almarhum Givarie / foto: dok. polyester_embassy (instagram)

Elang sendiri mengaku tak mengetahui bahwa drummernya punya penyakit jantung.

“Belum ada. Dia aja ‘ngeluh sakit dada dan katanya belum pernah banget se-sesek itu,” ujarnya.

Sampai berita ini ditulis, jenazah Givari masih berada di rumah duka di Taman Raflesia no E-17 Kawaluyaan. Rencananya, sore jam 3 ini jenazah Givari akan dimakamkan di Sirnaraga, Bandung.

Polyester Embassy, almarhum Givari (kanan) / foto: polyester_embassy (instagram).

Givari dikenal sebagai personil awal Polyester Embassy. Bersama Elang Eby (gitaris/vokalis), Sidik Kurnia (gitaris/synthesizer), Ekky Darmawan (gitaris/sampling), Ridwan Aritomo (bass) mereka membentuk Polyester Embassy tahun 2000 di Bandung dan sepakat mengusung warna rock eksperimental. Formasi terbaru mereka adalah Elang Eby (vokal/gitar), Khrisnamurti ‘utinks’ Wahyu (lead gitar), Eky Darmawan (Vokal/ Gitar), Dissa Kamajaya (Synthesizers/Backing vokal), Ridwan Aritomo (Bass) dan Givari Mustika (drum).

Dalam perjalanannya, Polyester Embassy merilis dua album, Tragicomedy (2006) dan Fake/Faker (2011). Beberapa rilisan terbaru mereka mencakup EP Since Tomorrow (2018) single “Parak” (2019) dan sebuah single teranyar mereka bertajuk “Laugh & Swell” (2020).

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Simak cerita selengkapnya. […]

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …