LaMunai Records Resmi Rilis Titik Api, Akhir Trilogi Dari Harry Roesli

Mar 16, 2020
Harry Roesli

Akhir Maret ini, label rekaman asal Jakarta, LaMunai Records, mengumumkan bahwa mereka akan kembali merilis ulang album Titik Api oleh Harry Roesli. Album tersebut akan dirilis ulang dalam format piringan hitam. Ini akan menjadi penutup dari rangkaian trilogi album awal dari Harry Roesli, sebagaimana yang disampaikan oleh pendiri dari LaMunai, Rendi Pratama.

Menilik ke belakang, Maret 2017, trilogi itu dimulai dengan dirilis ulangnya album pertama dari Harry Roesli Gang, Philosophy Gang. Setahun kemudian, tepatnya Mei 2018 giliran Ken Arok, album ketiga dari Harry Roesli Gang yang dirilis ulang dalam format piringan hitam dan CD.

Dan Kamis (12/3) lalu, Album Titik Api resmi dirilis bersamaan dengan digelarnya ‘malam perilisan’ album. Bertempat di Aksara Kemang, launching ini menghadirkan menu diskusi bertajuk ‘Harry Roesli Gang – Titik Api”. Diskusi ini turut menghadirkan Dieter Mack, Hari Pochang, Harsya Wahono, Herry Dim dengan dimoderatori David Tarigan.

Suasana diskusi di malam perilisan ulang album Titik Api Harry Roesli / foto: Raka

Pada diskusi tersebut, juga hadir kedua anak almarhum Harry Roesli, Layala Khrisna Patria dan Lahami Khrisna Parana serta beberapa kawan Harry Roesli semasa ia hidup.

Sebelum diskusi dimulai, Rendi Pratama selaku pendiri dari LaMunai memberikan sedikit sambutan dan juga latar belakang mengenai perilisan ulang album “Titik Api” ini. Seperti yang sudah ditulis diawal, bahwa Titik Api ini akan menjadi penutup dari rangkaian trilogi album awal Harry Roesli.

Selain itu, perilisan ulang Titik Api ini juga tergagas untuk memperingati satu tahun pagelaran Opera Rock – Ken Arok yang dipentaskan pertama kali di Dago Tea House, Bandung. Hal tersebut menjadi alasan LaMunai memilih untuk merilis Titik Api di bagian akhir dari trilogi Harry Roesli sebagai penyempurnaan dari Philosophy Gang dan Ken Arok.

kika: Rendi Pratama, Harsya Wahono, Hari Pochang, David Tarigan, Herry Dim dan Dieter Mack / foto: Raka

Diskusi dimulai hangat dan informatif. Menceritakan seputar fakta-fakta dan cerita panjang dari album Titik Api, seperti bagaimana dulu album ini dirilis pertama kali di tahun 1976 dengan menjadi bonus dari majalah Aktuil, majalah rock di Bandung era itu, sampai kemudian masuk di urutan 53 dari daftar 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia tahun 2007.

Di diskusi tersebut juga diulik tuntas beberapa lagu di dalam album tersebut. Rendi pun melihat fakta bahwa Ken Arok memang menjadi salah satu album dari Indonesia yang menjadi antisipasi pendengar musik dunia barat, terkhusus bagi DJ yang haus mencari sample-sample musik dari Indonesia.

Album reissue Titik Api dari Harry Roesli / dok. La Munai

Pada sesi tanya jawab, beberapa kawan dari Harry Roesli juga turut menyumbang cerita-cerita kenangan mereka terhadap sosok Harry Roesli.

Jam menunjukkan hampir pukul 9 malam, sesi diskusi pun berakhir. Nampak beberapa orang datang dari Lala Records, toko di belakang kompleks Aksara dengan menenteng totebag kecil dengan vinyl Titik Api di dalamnya.

Gang of Harry Roesli saat pentas di Gelora Pancasila Surabaya tahun 1977 / foto: dok. Hengki Herwanto (@hengkiherwanto) pendiri “Museum Musik Indonesia” dan koresponden Majalah Aktuil

Sekadar informasi, pemesanan awal untuk album Titik Api ini sudah berakhir, saat ini bagi kalian yang ingin membeli bisa datang langsung ke Toko Lala Record di Kemang atau langsung pesan di akun instagram La Munai dengan berbagai pilihan seharga Rp 475ribu – Rp 700ribu (khusus untuk paket bundling).

Akhir kata, selamat untuk LaMunai atas dirilis ulangnya “Titik Api” oleh Harry Roesli. Semoga karya Harry Roesli tetap abadi dan La Munai akan tetap memberikan kejutan-kejutan ‘album reissue’ yang tidak pernah terbayangkan di masa-masa mendatang

Penulis: Raka dan Pohan

____

Eksplor konten lain Pophariini

Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)

Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …