Rainbow Aisle

Apr 13, 2020
Stars and Rabbit

Artist: Stars and Rabbit
Album: Rainbow Aisle
Label: Green Island Music

Stars and Rabbit memulai halaman barunya. Chapter bersama Adi, sang pemetik gitar sudah selesai. Kini, Elda memulai perjalanan ‘Magic Bus’-nya (mengutip lagu The Who) bersama partner baru / produser musiknya, Didit Saad.

Sedikit tentang Didit – yang menjadi fokus saya di album ini, menurut saya adalah partner-in-crime Elda, jauh sebelum Elda mengenal Adi. Lewat sebuah wawancara bersama Soleh Solihun, Elda menceritakan hubungan erat mereka.

Kesimpulan dari wawancara itu adalah, bahwa Didit tahu bahwa Elda adalah pribadi yang unik, akan menjadi sesuatu, hanya saja jalannya agak berliku-liku. Membuat Evo, lalu gagal karena tak sesuai karakter, sampai akhirnya Elda menemukan Stars and Rabbit.

Bersama Adi, Stars and Rabbit merilis Constellation, sebuah debut folk-pop yang brilian. Album inilah yang lantas mencap Stars and Rabbit dalam himpunan skena folk tanah air, suara Elda yang unik berpadu gitar Adi yang sederhana, membuat Stars and Rabbit dan Colstellation menjadi mahakarya pop akustik yang brilian.

Namun ternyata Stars and Rabbit tak sekadar itu, memang tak dipungkiri bahwa movement (kalau memang ada) musik folk sendiri pada kenyataannya mengubah tatanan musik pada beberapa tahun terakhir menjadi lebih berwarna, menjadi ‘pelangi’ di tengah industri musik saat itu.

Namun mungkin ‘pelangi’ ini bukan untuk Stars and Rabbit, Elda ingin menemukan pelangi-nya sendiri. Dan bersama Didit Saad, Elda menemukannya lewat Rainbow Aisle. Dua belas lagu yang hadir bak pelangi sehabis hujan di sore hari.

Saya sendiri tak percaya bahwa Stars and Rabbit bisa terdengar seperti ini. “Little Mischievous” menampar saya, atau siapapun yang kadung terbuai dengan “Man Upon The Hill”. Di lagu ini, Elda seperti anak nakal yang ingin mencoba sesuatu yang dilarang. Jika waktu kecil, mungkin main di lumpur atau berhujan-hujanan.

Kemudian bergulir, telinga saya dimanjakan kepada ‘kenakalan-kenalakan’ musikal Stars and Rabbit di magic bus terbarunya. Mendengarkan “Illusory Utopia”, “Naked King”, “The Magician”, komposisi-komposisi yang sepertinya Stars and Rabbit ingin menyampaikan sesuatu, seperti, kekesalan dan kemarahan atas sesuatu. Mungkin protes akan lingkungan sekitar, atau mungkin atas ‘citra’ yang dipatrikan ke dalam diri mereka selama sekian tahun? I don’t know, tapi ada sesuatu di sana.

Keduabelas lagu di album ini sukses membangunkan saya, bahwa ada pergumulan menarik dalam diri Elda – yang mungkin tak akan keluar dengan sepenuhnya di album ini, namun ini hanya jadi jembatan untuk sesuatu yang kuat di karya selanjutnya. Good job Elda, terimakasih Didit Saad!

_____

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Wai Rejected Ajak Pendengar Merendahkan Ego di Single Koseitam

Setelah terakhir merilis karya di tahun 2021, Wai Rejected kembali menunjukkan eksistensi dengan single anyar “Koseitam” yang dilepas hari Senin (08/04). Dalam menggarap lagu ini, band menunjuk Mc Anderson untuk duduk di kursi produser. …

Lightcraft Kolaborasi dengan Solois dan Band Asal Filipina

Lightcraft kembali dengan single anyar bertajuk “Coming Home” hari Kamis (25/04). Dalam membawakan lagu ini, mereka mengajak solois Chelsea Dawn dan band pop rock bernama Coloura sebagai kolaborator.   Kedua kolaborator merupakan 2 musisi …