3 Pendaki Perempuan Indonesia
Ketangguhan diri perempuan-perempuan pendaki ini sangat patut diperhitungkan. Dengan latar belakang yang unik dan berbeda, simak cerita singkat 3 perempuan tangguh Indonesia yang mampu menaklukan gunung-gunung tertinggi di Indonesia dan dunia
- Khansa Syahlaa
Berawal dari kecintaannya melihat alam, Khansa Syahlaa memutuskan untuk mendaki gunung di usia 7 tahun. Ia mengaku kecintaannya berasal dari menonton sebuah film Indonesia berjudul “5cm” .
Khansa berhasil mendaki 6 Gunung di Indonesia di usianya yang masih 10 tahun. Tak main-main, gunung yang pernah ditaklukan oleh Khansa adalah Mahameru, Latimojong, Binaiya, Kerinci, Rinjani, dan Bukit Raya. Sekarang Khansa sedang berlatih untuk persiapan mendaki Gunung tertinggi di Indonesia untuk melengkapi 7 Summit-nya. Ia akan mendaki Puncak Jaya atau Cartensz di Papua pada Juli mendatang.
- Fransiska Dimitri Inkiriwang
Fransiska Dimitri Inkiriwang, atau yang akrab disapa Didi, berhasil mengibarkan bendera Merah putih di Gunung Vinson Massif, Benua Antartika. Ia berhasil mencatat namanya dalam sejarah dengan predikat perempuan Indonesia pertama yang menginjakan kaki ke puncak gunung tersebut.
Dalam pendakiannya Didi tergabung dalam kelompok WISSEMU (The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar ). 5 Gunung tertinggi di dunia yang sudah berhasil ditaklukannya antara lain : Puncak Cartensz Pyramid di Papua, Gunung Elbrus (Rusia), Kilimanjaro (Tanzania), Aconcagua (Argentina) dan Vinson Massif di Antartika.
Untuk mengukir namanya sebagai perempuan Indonesia pertama dalam The Seven Summiteers, perempuan berusia 23 tahun ini akan segera mendaki Gunung Everest di perbatasan Tibet-Nepal dan Denali di Alaska pada bulan April dan Juni 2017 mendatang.
- Clara Sumarwati
Clara Sumarwati berhasil mencatatkan namanya sebagai perempuan dari Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest di tahun 1996.
Cita-citanya sebagai seorang guru ia tinggalkan demi mengikuti pendakian Gunung Annapurna IV di Nepal. Berawal dari situ, Carla melanjutkan perjalanan untuk menaklukan Gunung dari tahun ke tahun.
Setahun setelah ia mendaki gunung Everest, Clara mengalami gangguan kejiwaan dan saat ini berada di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr Soerojo, Magelang
Teks. Nadia Intan
Foto. Berbagai Sumber
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Joyland Jakarta 2024 Mempertahankan Kenyamanan Berfestival
Joyland Jakarta 2024 sukses berlangsung selama tanggal 22-24 November 2024 lalu di Stadion Baseball Gelora Bung Karno, Jakarta. Selama 3 hari, para pengunjung menghabiskan akhir pekan mereka tidak hanya dengan menyaksikan barisan penampil yang …
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?