5 Video Musik Karya Toma Kako Favorit PHI
Ngobrolin soal video musik atau videoklip musisi/band Indonesia hari ini tentu tidak bisa dipisahkan dari nama Toma Kako, sebuah entitas kreatif yang mencatatkan namanya dalam peta musik lokal sampai hari ini.
Terhitung sejak 2017 silam, Toma Kako memulai kariernya di kancah audiovisual musik tanah air. Mereka memulainya dengan “Sunshine”, salah satu single racun dari unit surf rock asal Jatinangor, The Panturas.
Dari situ, ide dan semangat bertubi-tubi muncul seiring dengan tawaran dari banyak group side stream yang ingin berkolaborasi dengan mereka. Total sudah ada 14 video musik yang tertoreh dari kanvas visual mereka.
Video musik umumnya adalah sebuah proses penerjermahan ulang, di dalamnya ada unsur cerita yang berusaha ditampilkan dalam audio visual. Di ranah ini, Toma Kako punya story telling yang kuat. Ada semacam narasi yang coba mereka tuangkan dalam setiap jengkal karyanya.
“Dari storytelling yang kita sampaikan itu ciri yang sangat khas, secara nggak langsung dari ceritanya kita ingin menyampaikan pesan,” ujar Dhiwang.
Di artikel ini, kami mengajak pentolan Toma Kako, Dian Tamara dan Dhiwangkara untuk flashback, kami memilih 5 video musik yang menjadi favorit kami dan kami mengundang Tamara dan Dhiwang untuk mengomentarinya dalam 1 kalimat. Simak baik-baik.
Kelompok Penerbang Roket – Ironi
Dhiwang: Ini tuh video green screen pertama kita nih, pertama kali coba ‘ngilangin green screen, udah gitu ‘ngerender-nya di mobil.
Tamara: Pure ironi.
The Upstairs – Semburat Silang Warna
Dhiwang: Ini cihuy sih, penggabungan animasi dan video kita yang paling pertama, lagi lagi disini layernya banyak banget ketika Tamara bikin ceritanya, karena semuanya mendukung terutama lagunya yang mendukung, proses pengerjaannya pun bikin semangat, banyak banget hal hal yang bisa dikulik ternyata di post pro-nya dari grading, cut to cut-nya, karena lagunya asik stimulan ke proses lainnya pun jadi seru.
Tamara: Karena game adalah representasi kehidupan yang terbelenggu oleh sistem.
Harlan – Jatuh Cinta Diam-Diam
Dhiwang: Jujur ya ini klip yang paling gue suka juga, mungkin karena ceritanya sangat banyak dan layernya berlipat ganda hahaha, dikasih cinta cintaan trus tau tau ada yang ngeliatin, ngeselin.
Tamara: Kalo klip ini secara visual berangkatnya karena gue inget kalo suka sama orang itu diem-diem, jadi gitu deh treatment kameranya, WQ. Tapi kalo story-nya, inspired by kultur Batak dan Tiongkok yang melarang kisah romansa terjalin lintas suku.
Mocca x Rekti – There’s A Light At The End of The Tunnel*)
Dhiwang: Ini kayaknya gak cukup satu kalimat neh, ini projek pertama green screen yang beneran proper dan guede banget green screennya, dari cerita juga balik lagi banyak keresahan yang coba disampaikan disini tapi dibalut pake cara cara yang lebih seru sebenarnya. Yang paling seru juga proses post pronya karena disini kita agak gabungin semuanya ya, animasi, ilustrasi, video udah gitu gradingnya pake teknik recoloring
Tamara: Jangan terpana oleh tipu daya dunia yang fana.
*)catatan: Kami tidak menemukan videoklip ini di Youtube, jadi terpaksa kami sampaikan lagunya
The Panturas – Sunshine
Dhiwang: Kalo Sunshine nih asal muasal Toma & Kako berdiri, semuanya bermulai dari sini. Jadi mungkin kalo menurut gue cukup emosional sekali ya, videoklip pertama dan ternyata sangat berdampak bagi orang orang.
Tamara: Selain ngomongin soal 98, sebenernya klip ini jadi personal, soalnya ini imajinasi gue soal gimana hubungan gue dan bokap kalo di mobil jarang pernah ngobrol, wkwk.
___
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Joyland Jakarta 2024 Mempertahankan Kenyamanan Berfestival
Joyland Jakarta 2024 sukses berlangsung selama tanggal 22-24 November 2024 lalu di Stadion Baseball Gelora Bung Karno, Jakarta. Selama 3 hari, para pengunjung menghabiskan akhir pekan mereka tidak hanya dengan menyaksikan barisan penampil yang …
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?