Main Di IDGAF, Shaggydog Bakal Merilis “Di Sayidan” Versi Keroncong

Siapa yang tidak tahu dengan lagu “Di Sayidan”? Lagu hit dari Shaggydog band asal Yogyakarta ini sudah nempel dengan para pendengar musik indonesia, terkhusus para doggies dari Sabang sampai Merauke.
Dengan lirik dan musik yang catchy dan mudah dihafal, lagu yang diambil dari nama jalan di kota gudeg ini seakan menjadi lagu kebangsaan kota Jogja, atau skena musik Jogja. Di tiap penampilannya, Shaggydog selalu menyertakan “Sayidan” sebagai hidangan penutup yang manis.
Saking populernya lagu ini, ada banyak cover “Di Sayidan” yang beserakan di laman YouTube. Semua hadir dalam gaya dan aransemen unik mereka sendiri-sendiri. Nah, fenomena banyaknya reinterpretasi ditangkap baik oleh si empunya lagu dengan merilis lagu ini dalam versi Keroncong. Lagu ini dibuat menyusul single reinterpretasi “Di Sayidan” yang belum lama dirilis, 21 Februari lalu lewat layanan musik streaming.
Dipilihnya jenis musik Keroncong bukan tanpa sebab karena salah satu personel mereka, Lilik Sugiyarto (keyboard), juga aktif bermain di Orkes Keroncong (OK) Puspa Jelita.
“Dulu grup ini didirikan oleh bapak saya (Supardi), tahunnya lupa karena sudah ada sebelum saya lahir. Setelah bapak meninggal terus saya lanjutkan mimpin” jelas Lilik yang juga bermain Piano DX, bass dan organ Hammond serta vokal latar di versi Keroncong ini.
Dalam versi yang diaransemen ulang oleh Lilik Sugiyarto ini, “Di Sayidan” dibawakan dengan gabungan beberapa variasi modern dari Keroncong mulai gaya Solo sampe Jakarta.
“Menurut saya, hampir semua gaya Keroncong terwakilkan di lagu ini bahkan ada unsur etnis Langgam Jawa disitu dengan arransemen yang “ngenomi” (terlihat lebih muda – red) kalo orang Jawa bilang” tutur Lilik tentang gaya Keroncong yang dibawakan “Di Sayidan”. Dengar saja variasi Cello yang meniru gaya kendang, irama Gitar yang tenang juga Flute yang saling mengisi dengan Biola, juga kombinasi Cak dan Cuk yang beriringan.

Suasana rekaman “Di Sayidan versi Keroncong” / dok. Shaggydog
Di sela proses arransemen ulang lagu, tercetus ide untuk mengajak penyanyi asal Bantul, Ndarboy Genk, untuk memperkuat warna Langgam Jawa di versi Keroncong ini. Penyanyi dan pencipta lagu Dangdut berbahasa Jawa bernama asli Daru Jaya ini memulai karir bermusiknya sejak 2010 dengan hits single diantaranya kolaborasi bersama Denny Caknan “Ngawi Nagih Janji” juga “Balungan Kere”. Tahun lalu, Ndarboy Genk sempat masuk 3 nominasi Ambyar Awards, ajang penghargaan dari MNCTV bagi insan musik Dangdut dan Campursari yang membawakan lagu tentang patah hati.

sampul single “Di Sayidan versi Keroncong” / dok. Shaggydog
Single Shaggydog – Di Sayidan (Keroncong Version) [feat. OK Puspa Jelita & Ndarboy Genk] akan tersedia melalui digital stores mulai 9 April 2021. Nantinya lagu versi reguler dan Keroncong ini akan dirilis fisik dalam bentuk kaset double single. Setelah itu, merchandise “Di Sayidan” yang berkolaborasi dengan seniman Wok The Rock juga akan tersedia dalam bentuk t-shirt. Informasi lebih lanjut mengenai pembelian merchandise dan kaset bisa diikuti melalui akun Instagram @shaggydogjogja.
Sekadar penutup, kami juga ingin menampilkan beberapa cover “Di Sayidan” favorit kami. Mudah-mudahan menjadi favorit kamu juga
Versi Ukulele (Yoganata Cover)
https://www.youtube.com/watch?v=MMLH42kEbpU
Versi Live di KM 0 Jogja by Zie feat. Tofan
Versi Keroncong (Cover Larasati)
Versi keroncong-pop (Cover by Ferachocolatos ft. Gilang & Bala)
https://www.youtube.com/watch?v=nPVLyywJ-LA
Versi electro-pop (cover PANDAZ FT ZULFAH NAILY)
Versi modern (Sheinafia Ft. Boy William cover)
Yang mana versi favorit kamu?
Oiya, ngobrolin soal Shaggydog, simak penampilan mereka di I DON’T GIVE A FEST (IDGAF). Saksikan penampilan spesial Shaggydog dalam durasi yang panjang. Di mana nontonnya? Klik langsung www.pophariini.com atau klik poster di bawah ini. Sampai berjumpa di #IDONTGIVEAFEST2021
____

Eksplor konten lain Pophariini
Sebelum Buat Lagu, Kenali Istilah-istilah Ini dan Submit Irama Kotak Suara
Dalam bermusik perlu adanya komunikasi yang baik untuk berbagai kebutuhan agar bisa mencapai tujuan bersama. Seperti mengenal istilah-istilah yang membuat pembuatan lagu berjalan dengan lancar. Kami sadar gak semua anak band itu lulusan sekolah …
Terima Kasih, Ricky (oleh: Yudhistira Agato)
Saya sebetulnya enggak pernah dekat-dekat amat dengan Ricky. Mungkin baru beberapa tahun terakhir, semenjak dia bekerja untuk media Whiteboard Journal—yang kebetulan juga tempat beberapa teman mencari nafkah—kami lebih sering berinteraksi, entah di kantor ketika …