Pamungkas: Pupus Risalah Hati dan Rahasia Hidup
Pamungkas merilis sebuah judul yang tak asing bagi Baladewa, “Pupus / Risalah Hati” menutup Juni 2021. Karya musik ini berisi dua lagu cover, yaitu “Pupus” dan “Risalah Hati” milik Dewa yang ia bawakan saat mengisi A Virtual Music Celebration: Dewa 19 ft. Virzha & Pamungkas (26/06).
View this post on Instagram
Dalam kesempatan itu, Pamungkas tampil mengenakan setelan jas putih. Ia juga menyanyikan “Cinta ‘Kan Membawamu Kembali” sebagai penutup acara. Tak kalah menarik, lagu hit miliknya, “To the Bone” dimainkan secara apik oleh sang maestro Ahmad Dhani ditemani Jessica Bennett.
Kolaborasi ini cukup sempurna untuk sebuah tujuan agar sesama musisi, tua muda saling mendukung. Hal ini membuktikan bahwa lagu cinta terbaik akan selalu kekal tiap kali didengarkan. Kami pun penasaran bagaimana cerita Pam setelah ia mendapatkan catatan yang baru membawakan ulang lagu idolanya.
Simak jawaban tiga pertanyaan di bawah ini:
Pupus menjadi salah satu lagu patah hati pilihan Pam di Popharini, kemudian berkesempatan membawakan ulang lagu tersebut. Ceritakan kesannya!
Mengerikan dan menegangkan sekali karena saya juga bisa dibilang Baladewa. Saya tumbuh besar, belajar musik, belajar hidup mendengarkan Dewa 19. Kalau nggak ada Mas Andra Ramadhan, mungkin saya nggak main gitar. Saya juga belajar nulis lagu, juga baca-baca liriknya Mas Ahmad Dhani. So, lagu-lagu Dewa memang mempunyai makna tertentu. Memang sesakral itu untuk hidup saya. Jadi, to have the chances to re-record and remix and remake these two songs is a scary things to do.
Karena gue juga sangat critical terhadap diri sendiri along the process. Again, karena gue merasa ada jiwa-jiwa yang mesti masuk di dalam lagunya. Ada standar-standar yang tidak boleh turun di dalam lagu ini. Dan secara teknis memang sulit sekali mengimbangi range vokalnya Mas Once. Tinggi banget sementara range vokal gue nggak setinggi itu. Dan bisa dibilang, gue juga baru belajar nyanyi 2012 bahkan. Jadi, jam terbang dan lain-lain. Skills and experience in life its different. So, I had to really make it work somehow. Dan ketika rilis, I’m very happy, the reaction the songs get from the people. Saya senang karena banyak orang yang suka. That’s the good thing. Maybe the less scary.
Hopefully, orang yang dengar juga yang lahirnya mungkin tahun 2000 ke atas, tidak merasakan eranya Dewa 19, dan nggak tahu segitunya tentang Dewa 19, hopefully now they understand, they know bahwa di Indonesia kita punya salah satu treasure musik yaitu ada sebuah band namanya Dewa 19. Hopefully they would understand bahwa kita punya juga yang kayak gini. I’m very happy too because I learn so many things along way the process. Ngobrol sama Mas Dhani, ngobrol sama Mas Andra. Berguru ngulik banget gue. Mencoba mengerti, belajar apa yang mereka lalui dulu gitu. Banyak cerita-cerita. So, that’s I’m glad it happened.
Lalu, satu lagi “Risalah Hati” dari album Bintang Lima. Mana yang lebih favorit, Bintang Lima atau Cintailah Cinta? Jelaskan!
Kalau bisa dua-duanya, gue akan milih dua-duanya. Dua-duanya membekas juga. Tapi, memang mungkin karena pertama kalinya gue dengar Bintang Lima tuh langsung kayak ‘wah gokil banget nih album’ gitu. “Mukadimah” lalu “Roman Picisan”. Itu kayak, and that’s one of the influence-nya juga gue bikin “Intro I” dan “Walk The Talk” ya karena “Mukadimah” dan “Roman Picisan” juga sebenarnya. That’s says a lot kenapa Bintang Lima. And something, just something about that album menurut gue. Carrying this sound yang tidak bisa diulang gitu, mengubah era, mengubah atmosfer industri saat itu. I was there, I experience it. So ya that’s why Bintang Lima.
Beberapa waktu lalu Pam mengabarkan, kalau album mendatang sudah selesai ditulis sejak 2020. Sudah 14 lagu. Bagaimana progress-nya? Apa sudah ada target kapan kembali masuk ke studio memproduksi album keempat?
Lagunya memang sudah ada, malah nambah lagunya. Kemarin-kemarin sempat bikin-bikin lagu lagi terus. Tapi, kalau ditanya kapan masuk studio, I had no real plan for now karena sekarang lagi fokus kepada Solipsism 2.0 saja dulu plus ada kolaborasi sama Dewa, and then kemarin sama Romantic Echoes. Lalu, nanti akan sama Mas Rendy Pandugo. I’m just try build another life beside music juga. Nyari hobi baru, punya pacar, jalan-jalan. Stuff like that. I just wanna you know, live normal life sebagai anak laki-laki umur 28 tahun sekarang karena kembali lagi gue nggak mau masuk studio and thinking gue harus kerja. I wanna being in the studio because I have something to say and once I had to something to say in the future pasti langsung masuk aja gitu studio. Bukan karena harus menyelesaikan, bukan karena harus kerja. Because again, I think music supposed to be fun, and also song writer. Let me see enjoying my life. Tryna take it slow. Tryna drive so slow, and open the windows. I can enjoy the ride, the journey. Whatever you know. Jadi, kapannya rahasia hidup kayaknya. Tergantung hati nanti.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual formula kisah patah hati kasihan dan rasa …
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …