5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Bodat ‘.Feast’
Survive sudah pasti menjadi jawaban yang paling realistis setiap kali kami menanyakan tentang apa kesibukan musisi di masa pandemi, yang kabarnya tahun ini diprediksi akan berakhir. Bodat bersama bandnya, .Feast sama seperti musisi-musisi yang lain, sudah cukup lama tak merasakan manggung secara langsung di hadapan banyak penggemar.
Masa pandemi tak dibiarkan menang telak karena selama itu pula Bodat merasa jadi belajar banyak hal. Salah satunya dengan kehadiran mini album Uang Muka yang dirilis September 2020 lalu. Di album ini, ia bersama personel lain masing-masing mulai bisa mengoperasikan software DAW (Digital Audio Workstation) dan memproduseri lagu sendiri dari nol.
Kabar baik di tahun ini, Bodat bersama .Feast tengah mempersiapkan sebuah mini album baru yang bakal dirilis dalam waktu dekat. Sementara album penuhnya, ia mengaku tagar yang beredar di media sosial, #KawalMembangundanMenghancurkan itu benar-benar yang juga menjadi harapan bagi band secepatnya bisa direalisasikan.
Berbicara soal awal karier bermusik, pria bernama lengkap Adrianus Aristo Haryo ini memulainya saat ia masih duduk di bangku sekolah. Band pertama Bodat, Paratroopers sempat menjadi band langganan JakCloth (Jakarta Clothing Expo) sekitar tahun 2011-2013.
“Cukup bangga gue karena dulu masih lumayan bisa main drum metal intense, mungkin masih bisa didengar di sini. Karena lumayan sering main di JakCloth, gue ketemu sama band deathcore dari Bogor namanya Krack. Eh, seminggu kemudian malah ditawarin jadi drummernya, ya sikat lah [tertawa],” kata Bodat kepada Pophariini (05/03).
Ia pun rela tancap gas mengendarai sepeda motornya dari Ciputat ke Bogor sambil membawa peralatan drum seperti pedal, cymbal, dan snare asal Paratroopers tetap berjalan. Namun, begitu masuk kuliah semester dua perkuliahan, Paratroopers malah tidak berlanjut. Bodat akhirnya menjalani Krack dan mulai membentuk .Feast di tahun 2013.
“Di Krack jadi salah satu pengalaman gue ngerasain nge-band yang lebih hype. Dapat panggung lebih gede, ngerasain manggung di Bandung Berisik 2014, sampai jadi opening Chelsea Grin waktu mereka ke Jakarta. Tapi, gue berhenti dari Krack di tahun 2015 karena sudah enggak sanggup kayaknya ngimbangin sama kegiatan kampus dan gue juga baru-barunya jalanin usaha sound system. Ya, sudah deh sampai sekarang bertahan sama .Feast saja,” ungkapnya.
Drum sudah menjadi kecintaan Bodat, meskipun dulu ia sebenarnya awal belajar musik dari keyboard. “Cuma gue bosan main klasik mulu, pengennya langsung main Linkin Park atau Dream Theatre. Adik gue yang justru dapat les drum. Karena adik gue les, di rumah jadi bikin studio kecil-kecilan. Ya sudah deh jadi ngulik drum tuh mulai SMP,” kenang Bodat.
Kebanyakan orang mengenal Bodat mungkin hanya sebagai drumer .Feast, padahal yang dilakukannya bukan hanya menggebuk jika pernah melihatnya berada di sisi depan maupun sekitar panggung. Sebagian orang juga mengenalnya sebagai sound engineer yang perjalanannya berawal dari usaha vendor sound system.
“Awalnya, nimbrung megang audio beberapa band kalau lagi live. Karena memang anaknya suka SKSD [tertawa]. Jadi, kalau zaman dulu .Feast manggung di gig-gig gitu, gue sering nawarin diri buat megang band-band yang main sebelum atau sesudah .Feast atau kalau ada event yang mau sewa sound system ke gue, gue kasih murah tapi gue sekalian nawarin .Feast manggung,” kenang Bodat.
Keuletan Bodat berbuah manis, sampai ia merasa dulu banyak jalan menjadi sound engineer ketimbang main bareng .Feast. Kini ia tetap fokus menjalani peran sebagai drumer, bertanggung jawab dalam hal produksinya, dan sound engineer bagi artis-artis Sun Eater.
Selain sound engineer, Bodat juga mengambil freelance sebagai graphic designer karena memang dari dulu suka menggambar. “Dulu mikirnya freelance sound engineer saja. Bulan puasa nanti, pasti enggak ada panggung. Jadi gue bakal cari magang atau part time designer buat nutupin bulanan,” tutup Bodat.
Inilah lima lagu rock Indonesia pilihan Bodat yang drumnya ia anggap keren.
1. Direct Action – Blush Blush
Pertama dengar lagunya menurut gue salah satu lagi aneh tapi asyik. Setelah tau ternyata ini duonya Tyo Nugros eks-Dewa. Pantes ya [tertawa] kompleks tapi tetep nyaman buat gue.
2. Glosalia – Kita Akan Selalu Bersama
Industrial kalau dicampur sama pattern drum berisik bagi gue enggak akan pernah bosenin sih. Selalu salut sama isian Bang Bauz dari Aftercoma.
3. Dewa 19 – Aspirasi Putih
Track favorit di album favorit gue dari Dewa 19 (Pandawa Lima). Pattern yang cukup ikonik untuk kancah band papan atas di era 90-an.
4. The SIGIT – Black Summer
Gue ngerasa pas saja dengan isian singkup di verse, berlanjut chorus dan breakdown yang bergoyang, dan diakhiri dengan keheningan. Sudah paket lengkap di satu lagu menurut gue.
5. Martials/ – Like Gold
Kalau ini Enrico (Octaviano – RED) mah enggak usah diraguin lagi. Coba dengar saja, kalau pas reff enggak joget sih keterlaluan.
Foto Ryo Bodat oleh Melina Anggraini.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …