Syarikat Idola Remaja – SAMARA

Apr 29, 2022

Seperti biasa, saya akan kembali mencoba mengingat kapan pertama kali saya bertemu dengan Syarikat Idola Remaja (SIR), yang ternyata jawabannya adalah di tahun 2017 lalu ketika mereka membuka konser tunggal Efek Rumah Kaca di Bandung, yang ternyata juga menjadi panggung perdana bagi grup musik orkes ramai kepala ini.

Tidak banyak yang teringat dari momen tersebut karena selain dengan rentang waktu yang cukup panjang sampai saat ini, malam itu bagi saya bintang utamanya adalah sang empunya acara, sebuah konser penebus kerinduan akan hadirnya Cholil Mahmud di depan mic setelah sempat lama absen bersama bandnya.

Meski begitu, nama SIR tidak pernah benar-benar hilang di ingatan saya, mengingat dalam beberapa kesempatan saya kerap bertemu dengan salah seorang personel mereka, Jon Kastella yang senyumnya selalu mengembang lebar di tiap pertemuan tersebut. Kolaborasi mereka dengan Iwan Fals di penghujung tahun 2020 juga sempat mampir di radar saya, sebuah kolaborasi yang tentu menjadi momen super monumental bagi SIR.

Itu jika berbicara mengenai memori. Jika berbicara mengenai SAMARA, mini album perdana mereka, ceritanya akan berbeda lagi.

Syarikat Idola Remaja. / Dok: Istimewa.

Di pertengahan bulan April ini, mereka resmi memperdengarkan SAMARA kepada khalayak luas, sebuah mini album berisikan enam nomor, yakni “Silangan Timur Jauh (Angin Barat)”, “Seribu Pulau”, “Genderang Perang”, “Di Ujung Surut (Pelabuhan)”, “Masakan Nusantara” dan “Kota Yang Masyhur”. Nomor terakhir yang disebut, lebih dulu diperdengarkan di bulan Maret.

SAMARA sendiri membawa sebuah tema utama yang bisa dibilang langka diangkat dalam perjalanan musik Indonesia. Adalah kisah mengenai sejarah rempah nusantara yang mereka ceritakan dalam enam nomor tersebut, meliputi narasi kolonialisme, konflik, romantisme, nostalgia, akulturasi budaya hingga gegar budaya yang ditulis secara bergantian oleh beberapa personel, berangkat dari perjalanan mereka ketika mengikuti Kompetisi Cipta Lagu Dendang Rempah Nusantara yang digelar oleh Kemendikbud di tahun 2021 silam.

Sebuah jaminan materi yang menarik? Bisa dibilang begitu.

Ada beberapa poin yang setidaknya mencuri perhatian saya. Bagaimana harmonisasi vokal yang bersahut-sahutan di berbagai lapisan yang dinyanyikan dengan rapih, ramainya warna instrumen yang mengiringi serta sound yang terdengar ‘megah’ nan ‘mewah’, narasi-narasi yang diceritakan dengan karakter khas SIR yang penuh kesederhanaan hati tanpa bermaksud menggurui, serta tentu saja musik orkes super ceria yang seakan tujuannya hanyalah tulus menghibur sesama dengan berbagai cerita di satu malam yang dingin, mengelilingi api unggun yang asapnya berlarian kesana kemari.

Dari enam nomor, ada dua yang menjadi favorit saya. Yang pertama adalah “Genderang Perang” yang sejak awal musik bergulir, pendengarnya langsung diterjang dengan distosi gitar listrik dan lolongan vokal yang menukik tinggi, bagian reff yang membawa harmonisasi vokal ke tingkatan selanjutnya seperti sebuah choir, spoken words, juga sedikit solo gitar meliuk-liuk yang turut hadir di beberapa bagian. Sebuah nomor dengan tempo paling enerjik dibanding nomor-nomor lainnya.

Sementara yang kedua adalah “Masakan Nusantara”, nomor urutan kelima dari mini album ini. Sebuah nomor yang penuh dengan ajakan untuk menggoyangkan kepala ke kanan dan kiri ketika mendengarkannya, berulang kali menyebut beberapa bumbu dapur seperti kunyit, cengkeh, kapulaga hingga lengkuas dalam balutan liriknya yang dinyanyikan dengan merdu oleh vokal Arum yang dominan.

Mendengarkan SAMARA yang sejuk di kota yang serba cepat, tempat jutaan orang mencari ribuan peluang dengan segala muslihatnya, merupakan salah satu dari sedikit keputusan tepat yang saya ambil belakangan ini.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Jon Kastella
Jon Kastella
2 years ago

Aduhay, Raka ☺🤍

Eksplor konten lain Pophariini

The Horsemen Suarakan Perlawanan terhadap Diskriminasi di Single Baru

Sejak merilis single perdana “This Is The End” tahun 2020 lalu, The Horsemen asal Bogor tak mengeluarkan materi apa pun di sepanjang 2022. Tahun ini, mereka kembali lagi menghadirkan yang terbaru dalam judul “Para …

Akimbo Club Asal Denpasar Merilis Single Kedua Hateful State of Mind

Band hardcore asal Denpasar, Akimbo Club menghadirkan single kedua di tahun ini Setelah mempersembahkan single perdana “Born Ugly”, mereka resmi melepas yang terbaru dalam judul “Hateful State of Mind” hari Senin (24/06).    Akimbo …