Ragam Cerita Hiasi FLAVS Festival 2022
Setelah dalam dua edisi sebelumnya terpaksa melakukan penyelenggaraan dengan berbagai adaptasi akibat situasi pandemi, akhirnya di akhir pekan lalu (10 & 11 September) FLAVS Festival 2022 resmi digelar secara offline.
Bertempat di Istora Senayan, Jakarta, lebih dari 50 penampil bergiliran naik di empat stage, yakni Boombox Stage, Rhyme & Grind Stage, Bounce Stage, dan Downtown Cypher Stage.
Dalam dua hari tersebut, setidaknya ada beberapa cerita yang patut untuk diperbincangkan dari festival yang digadang-gadang sebagai festival hip hop, soul dan RnB terbesar di Indonesia.
Sebut saja cerita di hari Sabtu (10/09), bagaimana para pengunjung yang hadir di Rhyme & Grind Stage menjadi saksi dari ajang kembalinya Rebel Education Project alias REP setelah lama absen di atas panggung.
Meski tidak tampil dengan formasi awal, namun REP membawa kejutan dengan melibatkan empat backing vocal yang dihuni oleh wajah-wajah familiar nan berbahaya, yakni Kamga Mo, Chevrina Anayang, Djemima, dan Anindya Pramadhyana dan juga kehadiran Jordy Waelauruw di departemen trompet.
Agak mepet dengan jam tayang penampilan REP, keseruan lain juga berlangsung di Boombox Stage. Adalah proyek Time Machine yang menjadi penanggung jawabnya, menampilkan diva-diva Indonesia seperti Denada, Imaniar, Reza Artamevia, Sania hingga Shanty yang penampilan keseluruhannya dinahkodai oleh Nikita Dompas.
Menjelang tengah malam, Kenny Gabriel bersama The Playground Live Session memboyong banyak nama untuk tampil bersamanya di Bounce Stage. Nama-nama seperti Rizkia Laras, Kara Chenoa, Fang Tatis, Kyriz Boogieman, Jelita, Popsickle, dan Imelda Lizal adalah nama-nama tersebut.
Masih di hari yang sama, penampilan Iwa K juga terbilang spesial karena ia membawakan “Mampir Ngombe”, nomor kolaborasinya bersama Sudjiwo Tejo yang malam itu kehadirannya ‘ditampilkan’ dalam sebuah video di layar panggung.
Beralih ke hari kedua, lain cerita bagi Salon RnB, yang di kesempatan lalu menjadikan FLAVS sebagai ajang festival pertama bagi mereka semenjak terbentuk di pertengahan tahun ini. Kolektif RnB yang beranggotakan Gavendri, Moneva dan RL KLAV mendapat kesempatan tampil di sore hari, di mana mereka bergantian unjuk gigi di atas panggung sebelum akhirnya menutup set bersama dengan nomor “Can’t Take My Eyes Off You”.
Berpindah ke Downtown Cypher Stage, Dzee berkesempatan untuk menjajal panggung dengan membawakan beberapa materi dari album terbarunya, MERAHITAM.
Jika di hari pertama ada proyek Time Machine, maka di hari kedua ada proyek Rap Rock United yang memuat ragam kolaborasi dari St. Loco, 7 Kurcaci, Kripikpeudeus, Ragajimesin, Master Wu dan juga kehadiran musisi tamu seperti Andy /rif, Eka Annash, Iwa K, John Doe, Laze dan Yacko.
Sebagai penutup di Boombox Stage, dengan garang Symphony From Hell tampil dengan set cukup panjang. Melibatkan banyak rapper seperti DPMB, GNTZ, Mario Zwinkle, Moneva, PB, Ramengvrl, Sade Susanto, Tuan Tigabelas, Uncle T dan Xaqhala.
Tidak hanya seputar penampilan musik saja, karena FLAVS juga menyediakan ragam keseruan aktivitas lainnya. Salah satunya adalah kehadiran Cinema Room Film yang menayangkan beberapa film dokumenter, pun juga dengan workshop hingga kolaborasi sang festival dengan Hairnerds Studio dalam program DPR Ghetto yang membuka jasa potong rambut dengan bayaran sesuka hati.
Sebagai sebuah edisi pertama secara offline, FLAVS Festival 2022 bisa berbangga diri sebagai salah satu festival musik memorable di tahun ini.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Armand Maulana – Sarwa Renjana (EP)
Dengan EP berdosis pop dan unsur catchy sekuat ini, saya jadi berpikir, mungkinkah Armand Maulana berpotensi menjadi the next king of pop Indonesia?
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …