David Bayu – Di Dalam Jiwa

Oct 10, 2022

Suksesnya penampilan perdana David Bayu membawakan lagu-lagu terbaru dalam album Di Dalam Jiwa dalam gelaran tahunan Synchronize Festival kemarin adalah bukti bahwa penyanyi ini masih tetap dinanti meskipun sudah tidak lagi bersama bandnya.

Banyak fans yang berkerumun memadati panggung dan mengapresiasi tidak hanya beberapa lagu NAIF yang dibawakan, namun juga lagu-lagu terbarunya yang masih segar dirilis. Tantangannya adalah, bagaimana album ini bisa lebih diapresiasi secara utuh? Kami mencoba mendedah secara menyeluruh tentang debut sang vokalis yang eksentrik ini.

Visual menjadi salah satu pintu utama sebelum mendengar album ini. Sebuah sampul album dengan perpaduan foto dan font yang didesain unik ini cukup mengintimidasi saya, setidaknya membuat saya tersenyum ketika menjejerkannya dengan sampul album Indonesia di era awal 80an-an macam Bayang Pesona-nya Harry Sabar, Lentera-nya Harry Sabar Friends atau Pantulan Cita-nya Chrisye. Desain font dan penempatan fotonya sangat ikonik.

Dan gagasan yang datang dari sampul dan warna yang ditampilkan ini terasa jelas terbaca dalam pantulan-pantulan musiknya. Itu mengapa balada menjadi salah satu bahasa yang muncul pertama kali dari album ini. Ada banyak aransemen balada yang mendominasi hingga muncul perasaan saya bahwa album ini adalah cara David Bayu merespon apa yang ia rasakan pasca pandemi dengan semua konflik yang terjadi di kehidupan bermusiknya.

Kekuatiran pribadi saya bahwa album ini belum akan bisa lepas dari warna NAIF terjawab sudah dengan jelas. Di Dalam Jiwa menurut saya adalah unjuk perkenalan David Bayu kepada publik pasca bubarnya band yang membesarkan namanya, mungkin kelak di album seterusnya, warna musik David Bayu akan berubah, hanya memang belum saatnya.

Meskipun saya sudah bisa menebak ketika lagu “Deritaku” dirilis, namun awalnya saya terkecoh ketika mendengar “Di Dalam Jiwa”, track pembuka album ini. Saya mendengar aransemen segar: gaya bossa-nova dan progresi notasi yang saya kaget yang jarang terdengar di karya-karya NAIF sebelumnya. Kemudian “It’s Ok For Me Now” yang punya irisan DVD Boy yang tipis, namun tetap terdengar megah dengan aransemen string section. Pemilihan piano elektrik khas 80-an di lagu “Mana”, ditambah aransemen balada pop khas 80-an juga berhasil memberikan saya efek kaget, layak diapresiasi.

Meski dalam kenyataannya Di Dalam Jiwa adalah tidak lain sebagai sebuah etalase balada, namun cara David Bayu mengeksplorasi gaya ini dengan lirik-lirik yang ia tulis layak diapresiasi. Masuknya Vega Antares sebagai ‘tangan kanan’ David di album ini menjadi kuncian yang penting. Sosok gitaris VOX yang punya jam terbang di lingkungan musik Ahmad Dhani ini sudah paham betul bagaimana ekspresi yang akan dikeluarkan seorang David Bayu. Berdua, mereka memeras balada sampai habis dan dihadirkan ke dalam banyak rupa dan gaya dari awal sampai akhir track.

“Berserah” menjadi track favorit saya di album ini. Aransemen intro dan rhythm section (perpaduan tone bass dan kick drum yang groovy) sangat hangat kehangatan yang sama ketika saya mendengar album Ben dari Michael Jackson.

Pada akhirnya, semua orang yang mencintai balada akan sangat terpuaskan ketika mendengar dan menikmati album ini. Meskipun David Bayu tak melulu soal balada, namun saya harap ini hanyalah sekadar titik awal saja sebelum kejutan di karya-karya selanjutnya. Well done, David Bayu.

 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Wai Rejected Ajak Pendengar Merendahkan Ego di Single Koseitam

Setelah terakhir merilis karya di tahun 2021, Wai Rejected kembali menunjukkan eksistensi dengan single anyar “Koseitam” yang dilepas hari Senin (08/04). Dalam menggarap lagu ini, band menunjuk Mc Anderson untuk duduk di kursi produser. …

Lightcraft Kolaborasi dengan Solois dan Band Asal Filipina

Lightcraft kembali dengan single anyar bertajuk “Coming Home” hari Kamis (25/04). Dalam membawakan lagu ini, mereka mengajak solois Chelsea Dawn dan band pop rock bernama Coloura sebagai kolaborator.   Kedua kolaborator merupakan 2 musisi …