PHI Tips: Mandiri Merilis Lagu Ke Streaming Digital

Nov 17, 2022

Kami yakin banget sampai hari ini, tidak sedikit band yang belum mendapat informasi tentang gimana cara mengunggah dan memasarkan karya lewat layanan musik streaming digital.

Yang mungkin banyak terjadi adalah band biasanya masuk ke label, baik besar dan kecil atau kolektif tertentu. Dari sini mereka akan membantu musisi untuk mengunggah, mendistribusi dan memasarkan lagu mereka ke layanan streaming digital lewat agregator tertentu. Nantinya, label atau kolektif pasti atau mungkin akan memotong prosentase dari keuntungan tertentu yang didapat dari karya si musisi.

Padahal nih, band/musisi bisa melakukan cara-cara ini dengan mandiri alias sendiri, tanpa bantuan siapapun. Musisi independen hari ini bisa dengan mudah mengunggah dan mendistribusikan karya mereka, memonitor dan mendapatkan keuntungan 100% dari setiap karya yang mereka distribusikan sendiri.

PHI Tips kali ini khusus dibuat untuk musisi independen yang mau melakukan semuanya secara mandiri. Simak tipsnya berikut ini.


Pertama-tama yang harus dilakukan untuk memasarkan lagu secara digital dan mandiri  adalah memilih agregator sendiri. Banyak agregator independen yang bisa kalian pilih dan gunakan untuk memasarkan karya. Tinggal lihat dulu besar biaya dan apa yang mereka tawarkan.

 

Once kalian udah memilih agregatornya, kalian akan dihadapkan kepada pilihan keanggotaan/subscribe. Yes, ini berarti kalian akan mendaftar dan ya, tentunya mengeluarkan biaya keanggotaan untuk bisa mengunggah karya kalian di sini. Tenang, jumlahnya gak gede kok. Menariknya, waktu keanggotaannya pun setahun dimana dalam rentang waktu itu kalian bebas mengunggah apa aja, dari single, EP, album, dsb.

 

Kalau udah pilih dan bayar buat keanggotaannya alias subscribe, kalian udah ready buat upload. Di sini, kalian harus menyiapkan karya. Gak cuma lagu, tapi artwork, songwriter, lirik, dsb. Harus detail ya, ini gunanya biar pendengar bisa tau dengan jelas tentang informasi dari karya tersebut.

 

Once lagu kalian udah terupload, kalian dihadapkan kepada pilihan banyak toko digital dari mulai Spotify, iTunes, Joox, Amazon Music, YouTube Music, dsb. Di sini kalian kudu milih lagu kalian mau di upload/dipasarkan di mana. Kalian bebas memilih, atau kalau bingung ya pilih aja semuanya.

 

Perkara memilih waktu rilis karya ini termasuk ngeri-ngeri sedap dan butuh main feeling. Biasanya, agregator akan membuat spare waktu seminggu/2 minggu untuk karya bisa terilis dengan sempurna di semua toko digital. Nah, baiknya sebelum rilis, kalian udah membuat strategi promosi dari karya tersebut, dari mulai postingan instagram, atau thread di twitter sampai hearing session, launching, sebar news ke media, those kinda stuff yang dibutuhkan untuk mendukung karya tersebut biar terdengar.


 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …