5 Pertanyaan: Kiki Ucup, Festival Director Pestapora

Dec 3, 2022

Pestapora yang perdana diadakan tanggal 23 – 25 September 2022 sudah membuka penjualan tiket tanggal 28 November untuk penyelenggaraan yang berikutnya. Tiket early bird seharga Rp 450rb dalam sehari ludes terjual secara online. Di balik kesuksesan Pestapora sebagai festival baru, terbukti berada di tangan yang andal berkaitan dengan penyelenggaraan sebuah festival musik. Salah satu sosok utama yang merealisasikannya adalah Kiki Ucup selaku Festival Director Pestapora.

Simak jawaban untuk 5 pertanyaan yang kami ajukan kepadanya berikut ini:


1. Bagaimana lo melihat festival baru yang bermunculan dengan konsep yang hampir serupa dengan festival yang pernah lo buat termasuk Pestapora? 

Menyenangkan. Positifnya banyak wadah dan banyak tempat untuk para pelaku musik bisa menjajaki karyanya. Makin banyak lagi antusias orang terhadap festival musik. Masalah serupa atau enggak serupa, gue enggak bisa menahan itu karena sama saja kayak orang masak nasi goreng. Loe enggak bisa melarang orang masak nasi goreng. Tinggal gimana bangun identitas, karakteristik, dan mau diarahkan ke mana festivalnya. Yang paling penting adalah mengedepankan tentang sustainable industrinya itu sendiri.

 

2. Selain berbekal pengalaman dan koneksi, apa yang selalu menjadi pendukung lo untuk bisa merealisasikan semua ke dalam satu festival?

Faktor pendukung gue adalah khayalan, karena trigger untuk bikin festival itu biasanya berawal dari khayalan sih. Tentang gue mau bikin festival kayak gimana, yang seperti apa.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Pestapora (@pestapora)

 

3. Apa yang ingin lo pertahankan dalam kesuksesan festival yang lo buat?

Suasananya, rasa bahagianya, kesenangannya, treatment terhadap penontonnya, treatment terhadap penampilnya karena sebuah festival yang sukses bukan tentang penonton yang senang doang. Tapi tentang penampil yang senang, tentang panitia yang senang. Jadi, hal-hal itu yang mau gue pertahankan. Kalau untuk treatment venue-nya sih pasti akan lebih dikembangkan untuk ke depannya. 

 

4. Ceritakan pengalaman berharga yang membuat lo tetap yakin dan konsisten berada di area permusikan sampai hari ini! 

Gue sudah menjatuhkan karier di sini. Dalam arti, gue sudah merasakan challenge, kesenangan, dan untuk gue harus terus berkembang di karier ini. Pengalaman berharga yang buat gue tetap yakin adalah apresiasi penonton. Ya, terakhir penyelenggaraan yang saat itu gue masih di Synchronize Festival. Saat semua penonton selesai dari acaranya sambil jalan keluar, mereka bernyanyi terima kasih untuk festivalnya. Itu hal yang bikin gue harus bertahan sampai kapan pun di sini, harus tetap bisa meregenerasi industrinya.

 

5. Apa pesan untuk para pemula yang mau terjun ke bisnis festival musik?

Bikin festival musik itu lebih dari sekedar nentuin siapa saja yang tampil. Tidak semudah bikin posternya. Kalian harus berani belajar, kalian harus detil tentang masalah treatment pertunjukan musik seperti apa. Jangan malu untuk bertanya, belajar, dan konsultasi karena menyelenggarakan sebuah festival musik itu lebih detil dibanding menentukan siapa saja yang tampil. Yang paling penting tentang modal dan konsistensi. Kuncinya ada di konsistensi. Saat bikin festival musik, kalian harus melihat 5 – 10 tahun ke depan apa yang kalian mau lakukan untuk industrinya.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Momen 15 Tahun Berkarya, Jevin Julian Luncurkan Album i will, i’m sure

Jevin Julian terakhir merilis karya musik tujuh bulan yang lalu berupa album mini berjudul 20 50. Belum sampai setahun, produser, penyanyi sekaligus penulis lagu satu ini memutuskan kembali lagi dengan membawa album penuh terbaru …

Traffic Jam Asal Solo Mengawali Album Mini dengan Single Untuk Apa?

Tidak memiliki materi baru selama 3 tahun, Traffic Jam asal Solo kembali dengan single anyar berjudul “Untuk Apa?” hari Jumat (03/05). Band beranggotakan Anisa (vokal), Bintang (vokal, gitar), Billy (bas), Ernest (gitar), dan Rovega …