Iron Voltage Berkisah Tentang Kehancuran di Album Debut

Dec 5, 2022

Mengawali bulan Desember, Iron Voltage mempersembahkan album debutnya, Devastation. Rilis pada hari Kamis (01/11), unit thrash metal asal Bandung ini secara garis besar merangkum ragam kisah yang terjadi saat perang dunia kedua dalam album debutnya ini.

“Masa itu merupakan masa di mana hasrat para pemimpin dunia membuncah untuk berkuasa dengan menyodorkan pion-pion budak untuk berperang. Prajurit maju bertempur membawa delusi nasionalisme, menanggalkan rasa iba dan kemanusiaan, membunuh atau dibunuh”, sambut mereka dalam rilisan pers.

 

Ragam kisah tersebut, dirangkum oleh Iron Voltage dengan sentuhan format fiksi, yang benang merah kisahnya berujung kepada sebuah kehancuran, terangkum sejak nomor pertama, “Devastation” dan ditutup oleh “Dying Breath”.

Dari departemen visual, terselip sebuah cerita menarik yang hadir di perjalanannya. Di luar kiprah bermusik, beberapa personel Iron Voltage adalah seorang ilustrator, yang meski begitu, mereka menyerahkan seluruh urusan artwork dari album ini kepada Velio Josto, ilustrator dari Italia yang juga pernah menggarap proyek bersama Vulture, Alkoholizer hingga Enforcer.

Dirilis di bawah naungan Disaster Records, Devastation sejauh ini baru tersedia dalam format cakram padat yang sudah bisa didapatkan melalui jaringan distribusi sang label.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Disaster Records (@dsstrrecs)

Berkenalan dengan Iron Voltage, unit ini dihuni oleh lima personel. Mereka adalah Edyharyants (vokal), Yowdisntr (gitar), Raunganserigala (gitar), Ekanrzmn (bas) dan Garrydragutinovic (drum).

Sebelum akhirnya merilis Devastation, di tahun 2020 silam mereka sempat menghadirkan Demo 2020 yang berisi tiga lagu, “Power Mad”, “Enslave Warfare” dan “Wasted to Death”, disusul oleh kemunculan lagu “Immortal Crush” beberapa bulan setelahnya.

Di bulan September 2022, Iron Voltage menjajal panggung Amplifier Memanas di M Bloc Space, sebuah acara dari Seringai yang berkolaborasi dengan Mischief Denim. Di panggung tersebut, mereka berbagi atensi dengan The Animal That Terefore I Am, Amerta dan juga Seringai.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian

Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW.     …