Selain Ahmad Dhani, 5 Musisi Ini Larang Lagunya Dimainkan Tanpa Izin

Apr 9, 2023

Kasus Ahmad Dhani – Once menjadi pelajaran kalau hak cipta sebuah karya itu penting adanya. Terlepas dari Ahmad Dhani atau Once yang paling benar menurut hukum, namun kasus musisi yang tidak mengizinkan lagunya dimainkan oleh musisi lain secara spesifik bukan hanya sekali terjadi.

Ironisnya, Pasal 23 ayat (5) UU Hak Cipta yang mengatakan bahwa “Setiap orang dapat melakukan Penggunaan Secara Komersial Ciptaan dalam suatu pertunjukan tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Pencipta dengan membayar imbalan kepada Pencipta melalui Lembaga Manajemen Kolektif.”

Ini yang kemudian menjadi polemik, apakah seorang penyanyi atau band perlu meminta izin kepada pencipta lagu secara langsung untuk lagunya dimainkan di atas panggung?

Hasil riset amatir kami menemukan setidaknya ada beberapa musisi Indonesia yang punya problema yang sama ketika lagunya dimainkan oleh musisi lain atau dari band asalnya. Kesamaan dari nama-nama ini adalah mereka yang pernah berada di band dan kini sudah keluar.

Penasaran ya? Simak daftarnya.


Rieka Roslan 

Rieka Roslan / dok. Kompas.com

6 November 2022, Rieka Roslan eks vokalis The Groove menyatakan bahwa ia hengkang dari band yang sebelum pernyataan ini melakukan reuni bersama dirinya. Ini adalah kedua kali ia didepak dari band setelah 2005 silam. Di 2011 ia bergabung dengan The Groove untuk sebuah project reunian. Seiring project ini bergulir, merasa tidak cocok dengan manajemen terlebih karena Rieka mengambil sikap tegas atas lagu-lagu ciptaannya yang dinyanyikan band yang eksis sejak 1997 ini. Pada sebuah wawancara dengan media, ia memberikan pernyataan bahwa The Groove wajib minta izin tertulis yang ia tandatangani apabila ingin memakai lagu-lagu ciptaannya. Keputusan ini pun berujung kepada didepaknya Rieka dari kolaborasinya bersama The Groove.

 

Badai 

Badai / dok. @badaithepianoman (instagram).

Musisi Doadibadai Hollo atau Badai melarang tegas Kerispatih dan Sammy Simorangkir menyanyikan lagu-lagu ciptaan dia tanpa seizinnya. Sebuah pernyataan resmi yang dikutip dari media berdasarkan sumber akun instagramnya menyatakan  “Per tanggal 28 Oktober 2022, menyatakan secara terbuka bahwa saya melarang atau tidak mengizinkan lagu saya dipakai oleh kegiatan reunian Kerispatih dan Sammy Simorangkir dalam acara apapun, selama tidak ada izin tertulis atau tidak ada deal profesional dari event organizer atau artis terkait kepada saya.” Pernyataan ini buntut dari digelarnya festival musik yang kala itu menampilkan Kerispatih dan Sammy Simorangkir yang merasa tidak perlu meminta izin langsung Badai atas lagu-lagu yang dimainkan band tersebut. Pihak EO sendiri pun merasa sudah menghubungi WAMI, lembaga dimana Badai juga bernaung sejak 2009, namun menurutnya bukan berarti lagu ini bebas dipakai begitu saja. “Diizinkan atau tidak diizinkan itu adalah hak penuh mutlak dari pencipta lagu,” sambungnya. Apakah ini sama dengan kasus Ahmad Dhani – Once?

 

Posan Tobing

Posan Tobing / dok. @posantobing (instagram).

Oktober 2022, mantan drummer band Kotak, Posan Tobing menanggapi pernyataan Kotak yang mengaku tak pernah membawakan lagu-lagu ciptaannya sejak 2011, tahun dimana ia memutuskan untuk keluar dari Kotak. Dalam klaimnya, Posan Tobing menyebut bahwa Kotak membawakan lagu-lagu ciptaannya di atas panggung. Namun, dia tidak pernah mendapat hak royalti atas lagu tersebut. Sementara menurut klarifikasi Kotak seperti yang dikutip media, mereka menyebut bahwa Kotak sudah sejak lama tidak pernah membawakan lagu-lagu yang 100 persen diciptakan oleh Posan Tobing. Bahwa Kotak masih membawakan lagu-lagu seperti “Pelan Pelan Saja”, “Selalu Cinta”, “Masih Cinta” dan beberapa lagu lainnya, ada peran penulis lain seperti Dewiq atau Pay serta 3 personil Kotak yang lain sehingga Posan tidak mendapatkan royalti yang begitu besar karena prosentasenya tidak sepenuhnya miliknya dan Kotak. Atas royalti, Kotak pun mengaku sudah memberikan royalti itu ke WAMI dan merasa tidak perlu meminta izin kepada Posan sebagai penulis lagu.

 

Pusakata 

Pusakata / dok. @pusakata (instagram).

Oktober 2017, Is, vokalis Payung teduh saat itu yang sekarang bersolo karier dengan nama Pusakata sempat kesal dengan cover lagu “Akad” yang dicover oleh seorang penyanyi bernama Hanin Dhiya. Menurutnya saat itu, Hanin Dhiya telah mengambil keuntungan dari Payung Teduh dengan mengunggahnya ke layanan streaming service Spotify. Tidak hanya itu, dalam kutipan di media, Pusakata juga kecewa karena Hanin telah merubah lirik dari lagu tersebut. Sampai saat ini, judul lagu tersebut telah dinonaktifkan dari layanan streaming service.

 

Daniel Mardhani 

Daniel Mardhani / dok @possessedtomerch (instagram).

Hengkangnya Daniel Mardhany dari Deadsquad, band yang menjadi rumahnya selama 13 tahun terakhir pada Agustus 2021 lalu menjadi berita besar di musik tanah air, terkhusus di kancah rock/metal. Pasalnya, Daniel menjadi figur yang penting dari satu dari band metal yang punya bassist fans terbesar di tanah air ini. Berangkat dari  wawancara kami dengan beliau pada September 2021 lalu, pada Kamis (6/04) kemarin, lewat wawancara yang kami lakukan, secara tegas Daniel pun memberikan pernyataan bahwa ia sebagai pemilik karya melarang Dead Squad memainkan lagu-lagu yang ditulisnya. “Ya mumpung phi (pophariini) nanya biar gue share disini, Gue sebagai pemilik karya dengan tegas melarang pihak Deadsquad membawakan judul & lirik karya gue. Kalo musik lagu-lagu era 3 album awal sih itu gimana mereka yang terlibat karna tiap lagu penciptanya beda-beda dan itu tertera di CD / rilisan fisik,” ujarnya. Ia pun juga mengaku telah mengecek ke WAMI perihal royalti performing rights yang ia dapatkan sebagai penulis lirik lagu-lagu Deadsquad yang kerap dibawakan pasca ia di luar band. “Setelah gue kontak mereka (WAMI) ternyata EO tidak melaporkan itu ke pihak WAMI. Intinya sih gue capek harus cari tau dari tiap event apakah karya gue yang sempat Deadsquad bawakan hak komersial gue tersalurkan atau tidak. Jadi lebih baik gue sebagai pemilik & pencipta karya tidak usah memberikan ijin sekalian,” tutupnya.


 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.
3 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Ardiansyah
Ardiansyah
1 year ago
Dafie
Dafie
1 year ago
Reply to  Ardiansyah

Klo tidak salah anang juga sempat melarang kd menyanyikan lagu² ciptaannya pasca bercerai

Nuhin
Nuhin
1 year ago

Rhoma Irama melarang Inul

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …