Stereo Wall – Prologue
Sepuluh tahun konsisten berkarya sebagai sebuah kelompok musik merupakan pencapaian yang tidak semua nama bisa melakukannya. Hambatannya banyak, mulai dari menjaga keutuhan personel, arah musikalitas, hingga hal-hal lainnya. Stereo Wall, termasuk salah satu yang beruntung.
Di tahun 2023 ini, mereka resmi menginjak usia kesepuluh yang dibarengi dengan rilisnya mini album terbaru berjudul Prologue. Sebenarnya dibilang baru-baru amat pun tidak, karena faktanya dari delapan lagu yang ada di Prologue, hanya tiga lagu yang benar-benar baru. Selebihnya adalah kumpulan materi lawas mereka dari berbagai album yang kini dihadirkan kembali dengan warna serta aransemen terbarunya.
Materi lawas yang dihadirkan dengan warna terbaru adalah “Alive”, “Heaven”, “Aku Mengerti”, “Blood & Light”, serta “Tentang Kita” yang kini menghadirkan nama Tuan Tigabelas sebagai kolaborator. Sementara untuk tiga lagu anyar adalah “Home” yang lebih dulu rilis di tahun 2022, “Waktu Yang Hilang”, dan “Jaga Hati Ini” bersama For Revenge.
Mari kita simak beberapa lagu lawas dengan kemasan baru di dalam Prologue.
Jika pada versi aslinya “Alive” kental dengan ajang unjuk gigi kelihaian permainan gitar layaknya sebuah revival alternative rock unit, kini versi terbarunya memuat sisipan-sisipan instrumen elektronik di beberapa bagian. Vokal pun disajikan agak dreamy, namun juga masih menampilkan kekuatan Cynantia sebagai vokalis dengan jangkauan nada-nada tinggi.
Sementara tidak terasa perubahan yang signifkan dari “Heaven”, bagaimana di versi terbarunya ini masih memuat iringan permainan piano dengan set minimalis di setengah durasi lagu berjalan, namun sayup-sayup terdengar sentuhan ambience di sana sebagai bentuk aransemen tambahan.
Itu jika berbicara mengenai beberapa lagu lawas. Sekarang dari lagu-lagu baru Stereo Wall.
Masih ingat dengan “Jakarta Hari Ini”, hasil kolaborasi antara For Revenge dan Stereo Wall beberapa tahun lalu? Kini ceritanya berlanjut melalui “Jaga Hati Ini”. Masih bersama For Revenge dan masih dibalut dengan lirik penuh rasa pasrah dan berbagai pertanyaan, namun “Jaga Hati Ini” berujung pada keikhlasan dan rela untuk melepas sosok yang pernah dicinta. Sebuah konsep sekuel yang saya rasa menarik dan cukup berhasil dihadirkan oleh Stereo Wall.
“Waktu Yang Hilang” menjadi favorit saya di Prologue. Musiknya lebih nge-pop, lebih punya celah untuk dinyanyikan bersama ketika berkesempatan untuk menyaksikan mereka secara langsung. Terasa lebih ceria dibandingkan dengan lagu-lagu lainnya meski jika mengintip lirik yang dinyanyikan, tetap berada di koridor lirik-lirik penuh pertanyaan dari sebuah hubungan.
Cukup disayangkan mengapa hanya tiga lagu baru saja yang dihadirkan oleh Stereo Wall di album ini, mengingat bahwa hadirnya Prologue merupakan sebuah perayaan akan sepuluh tahun perjalanan mereka di blantika musik Indonesia, juga sebagai penanda akan bergabungnya mereka dengan label raksasa Musica Studios.
Rasanya momen tersebut sudah tepat untuk dirayakan dengan lagu-lagu baru yang jumlahnya bisa membuat para penggemar mereka sumringah setelah menunggu cukup lama, atau bahkan dalam bungkusan album penuh, tidak hanya tiga lagu baru dan lima lagu lama dengan warna barunya yang rasanya dihadirkan karena urusan nostalgia semata atau pembuktian akan referensi sound yang kian bertambah seiring perjalanannya.
Namun meski begitu masih ada alasan-alasan untuk menunggu kiprah Stereo Wall selanjutnya. Selain dengan album penuh (tentu saja), alasan lainnya juga dengan harapan akan hadirnya eksplorasi-eksplorasi bermusik yang menembus batas di materi mendatang. Mengingat bahwa di Prologue mereka berani untuk berkolaborasi lintas genre dengan Tuan Tigabelas, bukan tidak mungkin bahwa ke depannya akan hadir kembali konsep kolaborasi tersebut, pun juga dengan musiknya yang pasti akan terus berkembang dari masa ke masa.
Sepuluh tahun terlewati, semoga tahun-tahun setelahnya bisa dilalui oleh Stereo Wall dengan cerita-cerita monumental lainnya.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …