5 Album Indonesia Pilihan Zoo

Sep 10, 2023

Kami menyaksikan penampilan band math rock/eksperimental asal Yogyakarta, Zoo tepat satu minggu lalu (03/09) di Synchronize Festival 2023.

Dalam kesempatan itu, Zoo tampil untuk pertama kalinya dengan formasi baru. Mereka Rully Shabara (vokal), Bhakti Prasetyo (bas), dan Ramberto ‘Obet’ Agozalie (drum) ditemani Tesla Manaf atau yang biasa dikenal dengan nama KUNTARI sebagai pemain gitar dan trompet.

Tesla mengaku tegang untuk penampilan perdananya bersama Zoo. Ia mengatakan, dukungan dari para personel cukup membuatnya tenang selama proses persiapan berlangsung.

“Awalnya sih super tegang banget. Cuma sama anak-anak ditenangin, bahwa kami tuh lebih menonjolkan energi dan spontanitas. Jadi, aku percayakan semua energi teman-teman yang lain supaya bisa melesat di atas panggung,” kata Tesla soal perasaannya bermain dengan Zoo.

 

Rully menambahkan, bahwa masuknya Tesla ke dalam tubuh Zoo semacam asupan untuk mendapatkan inspirasi dan warna baru dalam musik yang dibawakan bersama bandnya.

“Teman-teman di Zoo ini cara melihat instrumennya itu agak berbeda. Bagaimana dia (Tesla) memainkan gitar dan alat tiupnya berbeda. Jadi, itu bagi kami kayaknya menarik kalau dijadikan sumber inspirasi,” ujar Rully tentang Tesla.

Selain tampil perdana dengan Tesla, Zoo juga berkesempatan membawakan 9 lagu baru yang disebut set Khawagaka di panggung malam itu. Rully menyampaikan, Khawagaka sendiri merupakan ajaran turun temurun berisi 6 bab yang menceritakan berbagai macam falsafah untuk menjalani kehidupan.

“Banyak yang menyalahartikan itu sebagai agama, tapi bukan. Hanya ajaran turun temurun dari leluhur,” jelas Rully.

Para personel Zoo juga menyampaikan, bahwa set Khawagaka ini nantinya bakal dirilis dalam format digital dan fisik yang bakal beredar antara akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024.

Sambil menantikan perilisan lagu-lagu terbaru dari Zoo, simak dulu 5 album Indonesia pilihan personel Zoo di bawah ini.


18 – Audy

“Suka banget aja. Kalau dibilang suka, ya Audy album pertama udah [tertawa].” – Tesla

 

Self-titled – Nyawoung Aceh

“Mereka cuma rilis 1 album ini. Tapi dari awal sampai akhir ini sangat bagus, sangat kontemporer pada zamannya. Modern, tapi kental sekali Aceh-nya. Liriknya bahasa Aceh semua tentang syair-syair lamanya Aceh. Lengkap gitu, ada progresifnya, ada modernnya, ada jazz-nya sedikit, ada popnya. Lengkap. Bagus banget. Nama kelompoknya Nyawoung, sudah gak ada lagi kelompoknya kalau gak salah.” – Rully

 

Pada Suatu Ketika – Sujiwo Tejo

“Karena dia dalang. Namanya dalang, dia paham benar apa yang dia omongin. Dia tau cara menyampaikannya. Bagi vokalis, nyanyi itu kan beda ya. Kalau dalang itu nyanyi lebih dari sekadar sebagai penyanyi. Jadi, mantap gitu. Dia bisa jadikan itu album. Cara dia mendalang, menceritakan (lagu) seperti mendalang. Tapi, ini album lagu. Dan ini menurutku unik banget. Ditambah lagi musisi-musisi yang dia pilih di sini lumayan oke-oke. Lagunya jadinya menarik.” – Rully

 

Asai Nanggroe – Rafly KanDe

“Saya suka. Albumnya banyak, banyak banget. Rata-rata semua saya pikir bagus.” – Bhakti

 

Many Skins One Rhythm – Kua Etnika

“Untuk zaman segitu (awal 90-an) udah kompleks sih. Mereka nge-mix (tari) kuntulan, gamelan, atau apapun, dicampur jadi satu di album ini.” – Obet


 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi

“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11).      Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …