5 Alasan Kenapa J-Rocks Enggak Bubar
J-Rocks beranggota Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bas), dan Anton (drum) tampil memeriahkan hari pertama panggung Synchronize Festival yang berlangsung di Gambir Expo Kemayoran.
Semenjak terbentuk di bulan November 2003, band sudah menghasilkan album penuh seperti Topeng Sahabat, Spirit, dan Let’s Go!!. Single terakhir yang dirilis mereka adalah
“Rindu Lalu” yang berkolaborasi dengan Aqeela Calista.
Perjalanan bermusik 2 dekade bagi sebuah band tidak lah mudah. J-Rocks memiliki alasan tersendiri mengapa mereka masih berusaha menunjukkan eksistensi. Simak langsung komentar para personel di bawah ini.
Musik J-Rocks keren
“Yang jelas karena musik J-Rocks tuh musik yang keren di Indonesia. Jangan sampai bubar, sayang itu.” – Anton
Pengakuan sang drumer benar adanya. Di Indonesia, ban yang memainkan musik serupa masih terbilang jarang (CMIIW). Walau tak memiliki lebih dari 1 juta pendengar di layanan streaming musik, penggemar memiliki kenangan manis dengan karya mereka.
Sudah lebih dari ngeband
“Karena kita sudah lebih dari ngeband.” – Sony
Sony mengaku, J-Rocks lebih dari sekadar ngeband. Jika 20 tahun bersama tidak memiliki rasa ini mungkin ada yang salah dari mereka. Artinya, para personel bisa menjadi bukti pertemanan yang sejati.
Satu visi misi
“Karena masih satu visi dan misi.” – Wima
Kunci band bisa bertahan lama, salah satunya kesamaan visi dan misi. Namun, tak semua musisi berhasil melakukan hal tersebut. Sementara Wima menganggap, para personel masih punya tujuan yang sama.
Suportif itu penting
“Karena kita inovatif, kreatif, dinamis, dan juga suportif.” – Iman
Alasan yang disebut Iman memang terbukti, bahwa J-Rocks menjadi band yang tampil berbeda saat mereka manggung di Synchronize Festival. Tepatnya, para personel mengenakan kostum Naruto.
Cicilan
“Karena masih banyak cicilan sih.” – Wima
Sebagian musisi bisa saja menganggap ngeband adalah sekadar hobi, sebagian lagi mungkin merasa ini sumber rezeki. Wima menjawab dengan jujur, kalau J-Rocks belum bubar karena harus bayar cicilan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …