Di Balik Panggung The 14th Music Gallery

Mar 11, 2024

The 14th Music Gallery sukses berlangsung hari Sabtu (09/03) oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia di Kuningan City, Jakarta Selatan. Festival ini menyediakan 2 area panggung P6 untuk Underground Stage dan P7 Brick Lane Stage.

Underground Stage menampilkan aksi seperti, The Jansen, Morfem, ENVY* x BAP., hingga rumahsakit. Kemudian Brick Lane Stage antara lain The Adams, Andra & The Backbone, Nadin Amizah, dan masih banyak lagi.

Sebelum menyaksikan banyak penampil musik, kami sempat menemui Thezar selaku Project Officer The 14th Music Gallery. Pemuda berusia 19 tahun ini mengatakan, festival juga menyajikan pameran visual yang terletak di dekat area Underground Stage.

Area pameran visual The 14th Music Gallery / Dok. M Tubagus Rizky

 

Mengaku pertama kali bertugas menjadi Project Officer sebuah festival musik, Thezar membagikan pengalaman bertemu idolanya, yaitu Mr. Jarwo, Ariyo Wahab, dan Sandhy Sondoro saat proses persiapan Music Gallery.

“Minggu lalu ikut latihan Mr. Jarwo, Ariyo Wahab, dan Sandhy Sondoro. Saya gak nyangka bisa seruangan sama musisi besar, bahkan sampai lihat mereka latihan,” tutur Thezar.

Thezar, Project Officer The 14th Music Gallery / Dok. M Tubagus Rizky

 

Meski ID yang diberikan kepada kami dan rekan-rekan media lain bisa dibilang kurang layak karena tidak disertai dengan lanyard, namun ternyata sehelai kertas itulah yang membantu kami keluar masuk area balik panggung untuk menulis artikel ini.

Penampil pertama yang kami temui di balik panggung adalah Morfem yang baru-baru ini terlibat dalam proyek film Ali Topan. Saat diminta komentar terkait tenda mereka di balik panggung Music Gallery, Jimi Multhazam mengatakan ruang tunggunya cukup mapan.

Jimi dan Pandu bersantai di balik panggung / Dok. M Tubagus Rizky

 

Bicara soal suasana balik panggung yang ideal bagi Morfem, Jimi sempat melempar gurauan yang membuat rekan-rekannya tertawa.

“Suasana yang ideal di backstage ada studionya gitu friend. Kayak Metallica. Jadi kami gak usah latihan-latihan lagi [tertawa],” canda Jimi.

Pandu tertawa karena candaan sang vokalis / Dok. M Tubagus Rizky

 

Selesai bertemu Morfem, waktu break kami manfaatkan untuk mengisi perut dengan makanan yang dibeli di stan F&B yang tersedia.

Stan makanan dekat Underground Stage / Dok. M Tubagus Rizky

 

Selain panggung musik dan area makan, Music Gallery menyediakan Chill Room untuk para penonton bersantai sambil mendengarkan lagu-lagu pilihan dari meja DJ.

Area santai penonton / Dok. M Tubagus Rizky

 

Waktu break berakhir, kami langsung menemui Nadhif Basalamah dan Rafi Sudirman di balik panggung Brick Lane Stage. Saat tiba di ruangan, tim dua musisi muda ini sedang sibuk mempersiapkan penampilan kolaborasi mereka.

Rafi yang menjadi ketua acara Music Gallery tahun lalu menjelaskan kolaborasinya dengan Nadhif terjadi karena permintaan adik-adik tingkatnya di UI yang saat ini menjadi pengurus festival.

Nadhif dan Rafi di balik panggung Music Gallery / Dok. M Tubagus Rizky

 

“Adik tingkat gue ngajak main, terus gue bilang undang Nadhif Basalamah aja. Mereka jawab, ‘Ya udah gue kolaborasiin sama Rafi Sudirman ya’. Jadi kejadian hari ini,” ucap Rafi.

Di kesempatan ini, 2 musisi muda tersebut membagikan cerita mereka bertemu Tulus saat keduanya didaulat menjadi pembuka rangkaian Tur Manusia tahun lalu.

“Kami dapat kesempatan untuk ngobrol langsung dan belajar banyak dari Tulus,” kenang Nadhif.

Setelah bincang-bincang dengan Rafi dan Nadhif kami langsung turun ke bawah untuk memenuhi janji wawancara dengan duo asal NTB yang kini menetap di Jakarta bernama Dreane.

Dreane berpose di depan tenda mereka / Dok. M Tubagus Rizky

 

Duo yang tahun lalu mendapatkan penghargaan AMI Awards untuk kategori Duo/Grup/Kolaborasi R&B Kontemporer Terbaik ini mengatakan suasana balik panggung Music Gallery sangat nyaman.

Beranggota Andri dan Rara, mereka berterus terang kalau belum memiliki standar khusus tentang harus bagaimana situasi di balik panggung yang ideal. Mengingat belum menemui banyak ruang tunggu selama karier.

“Jadi kami sebenarnya terima aja sih apapun bentuk backstage-nya. Yang penting ada backstage dan bisa duduk aja,” kata Rara.

Beranjak dari pertemuan dengan Dreane, kami berpapasan dengan para personel ENVY* yang sedang menuju panggung untuk penampilan kolaborasi mereka dengan BAP. di Underground Stage.

ENVY* dan BAP. bersiap di sisi panggung / Dok. M Tubagus Rizky

 

Meski beberapa kali mengalami gangguan teknis saat tampil, namun baik personel ENVY* dan BAP. mengaku puas dengan apa yang disuguhkan Music Gallery di balik panggung.

“Ini berlebih buat gue. Ada AC, minumannya banyak,” ucap Rama (Quest).

Pernyataan tersebut langsung disetujui rekan-rekannya. Baik ENVY* dan BAP. menganggap suasana di balik panggung Music Gallery sudah ideal bagi mereka.

Salah satu aksi yang paling ditunggu adalah kolaborasi antara Mr. Jarwo (Naif) dengan Ariyo Wahab dan Sandhy Sondoro yang membawakan tembang-tembang hit di era 2000-an seperti, “Benci Untuk Mencinta”, “Papa Rock N Roll”, dan lain sebagainya.

Ditemui usai manggung, Jarwo dan Ariyo yang saat itu masih ada di balik panggung menceritakan bagaimana proyek ini bisa terjadi di Music Gallery.

Mengaku dipersatukan oleh tim penyelenggara festival, Ariyo mengungkapkan persiapan penampilan mereka juga berlangsung dengan sangat cepat.

Jarwo, Ariyo, dan Sandhy Sondoro di balik panggung bersama kerabat dan keluarga / Dok. M Tubagus Rizky

 

“Pas tau kolaborasi sama Jarwo dan Sandhy, walaupun jarang ketemu tapi gue yakin cepat cairnya. Latihan juga cuma sekali, Alhamdulillah lancar semua sampai di panggung. Mungkin karena jam terbang masing-masing kali ya,” ucap Ariyo.

Belum tau bakal membawa format ini ke panggung selanjutnya atau tidak, namun Jarwo sempat memberikan bocoran kepada Pophariini tentang rencana penamaan trio ini.

“Awalnya tuh namanya Tiga Jenggo. Cuma gue pikir kurang, harus lebih ngehek. Jadinya Tiga Jengki,” jelas Jarwo.

Ariyo dan Jarwo di balik panggung Music Gallery / Dok. M Tubagus Rizky

 

Terlambat menonton rumahsakit di Underground Stage, kami agak kesulitan menembus area balik panggung karena terhalang ramainya penonton band yang bakal menginjak usia 30 tahun tersebut.

Saat membawakan “Kuning”, rumahsakit yang juga berkolaborasi dengan Oomleo dan Ardhito Pramono turut menghadirkan kolaborasi kejutan dengan aktor ternama, Jefri Nichol. Penampilan Jefri berhasil membuat para penonton meresponsnya histeris.

Ramainya penonoton rumahsakit / Dok. M Tubagus Rizky

 

Di balik panggung, kami menemui Jefri untuk meminta komentar bagaimana perasaannya tampil di panggung bareng rumahsakit. Ia mengaku, kunjungannya ke Music Gallery awalnya hanya sebagai penonton festival tersebut.

rumahsakit bersama para kolaborator di Music Gallery / Dok. M Tubagus Rizky

 

“Gue dijebak. Tadinya pengin nonton doang terus disuruh naik panggung sama Oomleo dan Ardhito. Gemetar gue, hampir kencing di celana. Tapi seru banget sih,” ucap Jefri soal kolaborasinya bersama rumahsakit, Ardhito, dan Oomleo.

 

Jefri Nichol usai tampil bersama rumahsakit / Dok. M Tubagus Rizky

 

Di sisi lain, Ardhito juga memberikan alasan mengapa ia mengajak sahabatnya itu untuk ikut tampil di panggung.

“Anak ini kan my bro banget. Gue dari dulu suka banget kasih referensi-referensi musik ke doi. Terus nyangkut sama rumahsakit, Monkey To Millionaire, gitu-gitu. Jadi tadi doi gue suruh datang, terus gue panggil aja,” jelas Ardhito.

Music Gallery ditutup dengan penampilan The Adams di Brick Lane Stage. Para penonton sudah pasti gembira menyaksikan penampilan mereka menutup festival tersebut.

Antusias penonton menyaksikan The Adams / Dok. M Tubagus Rizky

 

Meski sempat ragu melihat barisan penampil di awal yang bisa dibilang tidak spesial dibanding festival lain, namun The 14th Music Gallery dengan hanya 2 panggung memberikan hiburan yang menyenangkan bagi para pembeli tiket.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …