5 Pertunjukan yang Wajib Ditonton di Synchronize Fest 2024

Oct 2, 2024

Synchronize Festival atau Synchronize Fest akan kembali digelar tanggal 4, 5, dan 6 Oktober 2024 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.

 

 

Dengan mengusung tema Together Bersama tahun ini, festival menghadirkan total 8 panggung yang terdiri dari Dynamic, Panggung Getar, District, Forest, XYZ, Gigs, Oleng Upuk, dan Salon & Barkaraoke.

“Synchronize Fest tahun ini dengan ‘Together Bersama’ sebagai tema besar menjadi amplifikasi kita semua untuk saling bergandengan tangan dan mendukung ekosistem kreatif di Indonesia, juga masyarakat dunia,” jelas David Karto selaku Direktur Festival Synchronize Fest dalam siaran pers.

Dari total 160 penampil yang disuguhkan, kami memilih 5 pertunjukan yang wajib ditonton beserta beberapa pernyataan dari para musisi dan pihak Synchronize Fest. Simak langsung di bawah ini.

 

Nike Ardilla Live Bersama 

 

Pertunjukan Erwin Gutawa Orchestra dan Brang Breng Brong di panggung Dynamic hari pertama tanggal 4 Oktober 2024 sudah pasti menarik untuk ditonton. Sebelum menyaksikan dua nama itu, yang kami rasa juga menyita perhatian adalah Nike Ardilla Live Bersama di panggung District pukul 18.45 WIB.

Nike Ardilla Live Bersama menampilkan 5 penyanyi wanita seperti Bonita, Danilla, Fanny Soegi, Putri Ariani, dan Tantri (Kotak). Ketika menghubungi Danilla untuk menanyakan bagaimana kesan akan menyanyikan lagu Nike Ardilla nanti, ia mengaku merasa keren.

“Soalnya Nike Ardilla keren. Jadi bawain lagu almarhum akan jadi sesuatu yang sakral buat aku pribadi, hehe,” ketik Danilla hari Rabu (02/10) melalui WhatsApp.

 

Timnas Jatiwangi

 

Selain Nike Ardilla Live, hari pertama Synchronize Fest juga menghadirkan Timnas Jatiwangi adalah Talawengkar, Motherbank, dan LAIR di panggung XYZ pukul 23.45 WIB. Kami menghubungi Raka Novandra selaku Head of Program and Talent Synchronize Fest tentang pemilihan nama-nama ini.

Raka menceritakan pertunjukan tersebut merupakan hasil diskusi dengan Teddy (Lair) soal pergerakan musik di Jatiwangi, sebuah desa yang tak hanya melahirkan Lair, namun juga Motherbank dan Talawengkar yang memainkan alat musik yang sama yaitu genteng.

“Secara narasi sama gitu dan bakal seru kalo disatuin menjadi satu kesatuan. Akhirnya kita asal nyeplos aja, gimana pake IP baru dengan payung nama Timnas Jatiwangi untuk pertunjukan di Synchro nanti,” jelas Raka.

Menggunakan ide IP yang tercetus, tim Synchronize Fest berharap Timnas Jatiwangi melanjutkannya di masa mendatang. “Narasi yang mereka angkat lucu, seru, keren, dan dibungkus dengan groovy. Masing-masing stage act-nya beda-beda tentang keseharian mereka di Jatiwangi,” ungkap Raka.

 

Lagu Anak Masa ke Masa

 

Ketika melihat adanya pertunjukan Lagu Anak Masa ke Masa berserta pemilihan lineup-nya, kami menyadari bahwa saat ini anak-anak Indonesia sudah tidak lagi sering mendengarkan lagu anak-anak. Pertunjukan ini pastinya bisa menjadi refleksi sekaligus ajang nostalgia.

Mereka yang bakal tampil mengisi hari kedua (05/10) Synchronize Fest tepatnya panggung Dynamic pukul 16.30 WIB, antara lain Titiek Puspa, Chicha Koeswoyo, Deredia, Mocca, Enno Lerian, Joshua Suherman, Tasya Kamila, Tina Toon, Melisa (Abang Tukang Bakso), Dhea Ananda & Leony VH (Trio Kwek Kwek), Saskia & Geofanny, serta Ria Enes & Suzan.

Mari berkumpul, anak 90-an!

 

Rock Opera Ken Arok: Harry Roesli 

 

Pertunjukan Rock Opera Ken Arok: Harry Roesli akan menampilkan Arie Kriting, Candil, Dira Sugandi, Fauzan Lubis, Hari Pochang, Indra Lesmana, Isyana Sarasvati, Oslo Ibrahim, Sal Priadi, Soleh Solihun, Sri Hanuraga, dan Teater Mainmonolog di hari kedua (05/10) Synchronize Fest. 

Kami menghubungi Gerald Situmorang selaku Music Director Rock Opera Ken Arok: Harry Roesli hari Rabu (02/10) untuk menanyakan seputar pertunjukan ini. 

“Dari awal diajakin meeting sama Mas Khemod selaku Show Director Ken Arok, udah punya skenografi dan setlist yang jelas. Jadi opera Ken Arok udah pernah dilakukan di tahun ’75 dengan musik prog rock. Terus ada Ken Arok yang kedua by Harry Roesli tahun ’91 versi disko. Cuma di ’91, ada lagu baru yang gak ada versi di ’75. Jadi beberapa lagu baru (pada waktu itu) yang hanya ada di tahun ’91, kami coba mainkan ulang dengan rasa aransemen seperti di tahun ’75. Gue coba dengan arahan Mas Khemod membuat aransemen prog rock seperti di tahun ’75. Ada beberapa lagu kami aransemen ulang. Sisanya memainkan aransemen aslinya dari album Ken Arok tahun ’75,” ungkap Gerald. 

Ia juga menceritakan bagaimana persiapan para penyanyi yang sudah dilakukan mulai bulan Juni 2024 lalu. 

“Gue bikin guide dari album Ken Arok dengan tempo yang kira-kira udah pas di aransemen terbaru ini untuk mereka langsung ikuti lagunya sampai dapat yang pas. Semua penyanyi coba satu per satu lagu, kemudian rekam. Mereka pulang bawa materinya untuk didengarkan kembali karena bukan sekadar menyanyikan tapi nanti ada aktingnya,” jelas Gerald.

 

Inbox SCTV Live

 

Inbox SCTV era 2007 hingga 2018 menjadi ruang promosi musik bagi banyak band dan musisi. Era tersebut diulang kembali dalam sebuah pertunjukan Inbox SCTV Live dengan menampilkan 7Icons, D’Bagindas, Chibi-chibi, Hello Band, dan Repvblik yang dipandu oleh host Gading Marten, Andhika Pratama, dan Audi Marissa.

Mau request lagu apa nih?

 

Penjualan tiket Synchronize Fest masih tersedia melalui website resmi www.synchronizefestival.com. Informasi lengkap cek akun Instagram @synchronizefest.

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Jesse Asa Asal Tuban Menemukan True Soul di Single Perdana Take Me Back

Ingin mengajak kembali ke masa kecil, Jesse Asa, penyanyi dan penulis lagu asal Kota Tuban, Jawa Timur meluncurkan single perdana “Take Me Back” hari Jumat (27/09).     Kembali ke masa kecil yang dimaksud …

Oslo Ibrahim – Head Head Head

Oslo Ibrahim di dalam album terbarunya, Head Head Head, kekurangan satu hal penting yang membuat musisi menonjol yaitu, identitas diri yang kuat.