Album Debut Astera Kisahkan Perjalanan Mencari Jati Diri
Astera, kuartet pop asal Bali mengawali bulan November ini dengan memperkenalkan Worthy, album perdananya. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak tiga belas nomor mereka nyanyikan di album, termasuk empat yang sudah lebih dulu dirilis seperti “Venita”, “Tell Me Now”, “Flowers” dan “Baby in Red”.
Tiga belas nomor tersebut mempunyai benang merah yang sama, yakni nomor yang masing-masing membawa cerita seputar krisis identitas, perjalanan mencari jati diri, mencintai diri sendiri seutuhnya tanpa harus menjadi sosok yang ‘berbeda’ untuk bisa menyenangkan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
“Dengan isu yang diangkat ialah krisis indentitas dan mencari jati diri, memerlukan alunan yang dapat membuat pendengar kami bersemangat, sehingga beat-beat yang tersaji dalam album ini mendorong aku lebih mudah dalam proses penulisan lirik lagu”, sambut Rio, sang vokalis.
Astera melakukan proses produksi dari album ini hampir setahun lamanya, sebuah perjalanan yang mereka mulai dari Februari 2022. Meski begitu, perancangan aransemen sudah mereka garap sejak dua tahun silam.
“Prosesnya harus cukup bersabar, terlebih kami semua di luar aktivitas bermusik juga membagi waktu dengan pekerjaan masing-masing. Tetapi, komitmen untuk Astera lah yang membuat kami pada akhirnya dapat merilis album perdana ini”, tutur Chandra.
Setelah ini, Astera akan menjajal rangkaian tur hingga bulan Februari 2023. Beberapa titik yang sudah mereka umumkan adalah Jakarta (10-13 November 2022), Yogyakarta (9-11 Desember 2022), Bali (Januari 2023) dan Malang – Surabaya (Februari 2023).
“Kami ingin menyelaraskan semuanya, sehingga opsi satu kota satu bulan adalah format tur yang kami pilih, mengingat masing-masing harus mengatur waktu cuti. Positifnya yang dapat kami tarik seharusnya hal ini membuat fokus promosi tur semakin mengerucut di setiap kotanya sehingga seharusnya tidak akan ada kota yang terkucilkan dalam sisi promosi”, tutup Chandra.
Worthy, album debut dari Astera sudah tersedia di berbagai platform.
Berkenalan kembali dengan Astera, unit ini dihuni oleh empat kepala yang sudah berteman cukup lama. Mereka adalah Rio Bagastyan (vokal), Dode Debby (gitar), Raden Bagus (gitar) dan Chandra Raditya (drum).
Di tahun 2019 silam, mereka sempat merilis sebuah EP bertajuk I’m Okay, I’m Not Okay yang berisi empat nomor.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …