Album Indonesia Terbaik Di Kuartal Pertama 2019

May 19, 2019

Memasuki kuartal pertama di 2019, kami di redaksi Pop Hari Ini cukup bersemangat dengan ramainya rilisan lokal yang masuk sepanjang 4 bulan pertama tahun 2019 ini. Jadi kami memutuskan untuk membuat daftar ini sedikit lebih cepat dengan catatan: daftar ini masih berupa kisi-kisi dan masih sangat bisa berubah di penghujung tahun 2019 nanti. Tergantung album-album berikutnya yang akan dirilis di sepanjang 2019 ini. Jadi siapapun yang ada di daftar ini bisa saja digantikan oleh album yang lainnya nanti.

Lalu menjadi catatan juga, karena di era layanan musik streaming digital ini semakin banyak yang mengeluarkan album mini alias extended play (EP), maka kami memutuskan untuk menyertakan juga 5 album mini yang sejauh ini kami anggap menarik.

Tahun ini ada solois, duo, trio, dan tentunya grup musik (band) yang ramai bermunculan. Dan yang juga menjadi catatan kami adalah cukup banyak musisi yang merilis singel menarik. Kami cukup penasaran untuk bisa menikmati karyanya dalam bentuk mini album/album penuh.

Ini dia album Indonesia pilihan kami di kuartal pertama 2019.

Album Penuh

Elephant Kind – The Greatest Ever

Elephant Kind – The Greatest Ever

Setelah sebelumnya merilis beberapa mini album, dan satu album penuh Elephant Kind (EK) merilis album penuh keduanya. Album ini menjadi bukti bahwa penantian lama itu terbayar. Pengemasan visual dan musik yang sangat ciamik, dengan artwork nakal yang provokatif ditunjang dengan begitu stylish nya gaya mereka di atas panggung. Dan apakah saya sudah menyebutkan kalau EK kini sangat piawai menulis lagu pop?

 

The Adams – Agterplaas

The Adams – The Adams.

The Adams membayar 13 tahun penantian dan janji-janji tukang jahit dengan sebuah album yang proporsional, antara eksperimen dan kumpulan calon hits baru di Agterplaas. Menarik!

 

Monkey To Millionaire – Bipolar

Monkey To Millionaire – Bipolar

Sebuah album yang bertaburan kunci-kunci dan notasi-notasi manis, persis seperti apa yang telah mereka lakukan di Lantai Merah. Lewat Bipolar, Monkey To Millionaire telah kembali ke rel musikal mereka.

 

Kimokal – Aries

Kimokal – Aries

Kompleksitas dan keindahan yang tergambar dari Aries membuktikan Kimokal berhasil menjawab pertanyaan ‘ada apa selanjutnya dari Kimokal setelah O?’. Kemampuan eksploratif Kimo dan Kalula di album ini makin meneguhkan bahwa Kimokal memang adalah duo elektronik garda depan yang sulit dicari tandingannya.

 

Barasuara – Pikiran dan Perjalanan

Barasuara – Pikiran dan Perjalanan

Meskipun album keduanya cenderung tertebak, namun suka atau tidak suka dalam satu dekade ke belakang belum ada band rock dengan pencapaian estetika seperti yang telah dicapai oleh Barasuara seperti dalam album kedua mereka, Pikiran dan Perjalanan.

 

Mini Album

Ardhito Pramono – A Letter To My 17 Year Old

Ardhito Pramono – A Letter To My 17 Year Old

Sulit mencari tandingan suara crooner Ardhito Pramono. Mini album ini sedikitnya adalah pembuktian bagi sang penyanyi bahwa menjadi sedikit lebih beda dari kebanyakan adalah lebih baik.

 

Duara – Flights of Imagination

Duara – Flights of Imagination

Duo yang terdiri dari Robert dan Rinata ini memadukan elektro dengan jazz dan R&B jadi begitu ringan dan manis. Bahkan mereka menyelipkan dub/reggae pada lagu “Unfallen Love” dan membuatnya menjadi komposisi yang seksi. Duara akan bermain di We The Fest tahun 2019 ini. Dan kabarnya di bulan Agustus mereka akan mengadakan tur di Inggris.

 

Pijar – Antalogi Rasa

Pijar – Antalogi Rasa

Album ini adalah pencapaian terbaik Pijar sebagai trio paling produktif. 4 tahun mampu menghasilkan 5 album mini dan 1 album penuh, akhirnya Pijar berhasil keluar dari bayang-bayang Franz Ferdinand yang sempat membuat gerah mereka sendiri. Setelah mencari-cari identitas dengan bereksperimen dengan musik mereka, senang mengetahui kalau mereka kini lebih piawai menulis lagu pop sederhana yang bagus.

 

Oslo Ibrahim – Lone Lovers

Oslo Ibrahim – Lone Lovers

Dari barisan solois pria muda ada Oslo Ibrahim, penyanyi asal Medan yang hijrah untuk bermusik di Jakarta. Ia pun hijrah dari penyanyi bergitar akustik ala John Mayer dengan nama Rio Riezky menjadi Oslo Ibrahim yang lebih funky dan idealis. Ia juga menjadi produser, menulis lagu, mengisi gitar dan juga bernyanyi di mini album pertamanya ini. Dan hasilanya sama sekali jauh dari kata mengecewakan.

 

____

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar

Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini.  …