Album yang Mengubah Hidup : Arina Ephipania (Mocca)

Dalam musik, setiap orang yang menyukai musik tentu memiliki lagu bahkan album tertentu yang bukan hanya favorit, namun benar-benar mengubah cara kita berpikir tentang musik atau mempengaruhi dalam kehidupan dirinya secara signifikan, sebuah album yang mengubah hidup.
Minggu lalu kita sudah mendengar cerita menarik Danilla serta album Parachutes-nya Coldplay yang mengubah hidupnya, juga bagaimana Sir Dandy tak pernah bisa lupa dengan album Sore Tugu Pancoran-nya Iwan Fals yang turut berpengaruh kepada ekspresi bermusiknya, Iga Massardi dengan kenangan album Padi yang membekas di dirinya atau bagaimana Stella Gareth menemukan keindahan dalam rock progresif dari King Crimson.
Di edisi keenamnya, PHI mengundang Arina Epiphania dari unit indiepop Mocca untuk menceritakan apa album yang telah mengubah hidupnya. Apa album yang meninggalkan kesan abadi, album yang telah menyelamatkan dirinya.
Mari kita simak bersama.

Album Nikka Costa / dok. istimewa.
Sebagai bungsu dari 5 bersaudara saya lebih sering menampung daripada mencari referensi musik. Sejak usia 4 tahun saya sudah sering menyanyikan bohemian rhapsody dari queen walau liriknya dijamin 90% ngarang dan bahkan sudah tahu wujud dari kaset-kaset Yes dan Reo Speedwagon.
Saya sangat tergila-gila menonton televisi dan video, pada suatu hari saya menyaksikan film Annie (1982) dan mendengar lagu “Maybe” dan “Tomorrow” untuk pertamakalinya.
Sejak itu saya terobsesi untuk menghafal dan mempelajari kedua lagu itu dengan sempurna.. dan kebetulan salah satu kakak saya meminjamkan kaset “Song for children- Nikka Costa” dimana dia meng-cover lagu-lagu tersebut.
Ternyata selain dua lagu tadi seluruh isi album itu benar-benar meresap setiap sel-sel otak saya yang saat itu masih berusia 7 tahun.
Walau saya suka sekali menyanyi, saya sering merasa tidak percaya diri atas suara saya yang terlalu ‘polos’… namun setelah mendengar suara Nikka di album ini muncul secercah harapan.
Akhirnya sejak tahun 1985 saya mendengarkan album itu hampir setiap hari kurang lebih sampai tahun 2001 (Tentu saja setelah audio kaset ditransfer ke CD karena si kaset menyerah juga).
Tanpa album itu sepertinya saya tidak akan memilih profesi sebagai penyanyi. Terimakasih Nikka Costa Cilik! (Kalau sekarang sih.. nyanyian beliau beda buanget.. ya iya lah!

Eksplor konten lain Pophariini
Rise of The Deadtown Jadi Babak Baru Gigs Musik Keras di Wonosobo
Sekian lama tenggelam dalam kesunyian tanpa gelaran musik skala komunitas, Kota Wonosobo akhirnya kembali bergelora lewat acara Rise of The Deadtown hari Sabtu (19/07) di Le Coffee. Perhelatan ini dirasa menjadi sebuah pernyataan lantang …
Royal To Champagne Ceritakan Pendewasaan di Album Mini Perdana
Unit asal Cibubur, Royal To Champagne resmi merilis album mini perdana bertajuk Self-titled hari Selasa (15/07). Perilisan ini penanda penting enam tahun perjalanan band, selebrasi atas persahabatan, kedewasaan, dan mimpi yang pelan-pelan menjadi nyata. …