Album yang Mengubah Hidup: Cholil Mahmud
Setiap orang yang menyukai musik tentu memiliki lagu bahkan album tertentu yang bukan hanya favorit, namun benar-benar mengubah cara kita berpikir tentang musik atau mempengaruhi dalam kehidupan dirinya secara signifikan, sebuah album yang mengubah hidup.
Di edisi kali ini, PHI mengundang Cholil Mahmud, penyanyi dan penulis lagu di Efek Rumah Kaca untuk menceritakan apa album yang telah mengubah hidupnya. Apa album yang meninggalkan kesan abadi, album yang telah menyelamatkan dirinya.
Jeff Buckley – Grace
Jeff Buckley adalah musisi asal California, Amerika. Ia adalah putera dari Tim Buckley, musisi folk yang populer di tahun 60-an. Musisi dengan nama lengkap Jeffrey Scott Buckley menghabiskan satu dekade sebagai gitaris session dan ngamen di beberapa klab sebelum akhirnya ia dikontrak Columbia dan merekam Grace, album pertama juga satu-satunya album yang pernah dibuatnya, Grace. Buckley meninggal 29 Mei 1997 akibat tenggelam selagi berenang di sungai Mississippi.
Ketika ditanya apa yang membuat Cholil sangat mengagumi Jeff Buckley. Ia menjawab, “Jeff Buckley- nya sendiri, terus cara dia ngebawain lagu-lagu orang tuh bisa ‘ditelen’ sama dia, dan album Grace memang benar-benar ‘mengena’ di hati gue. Terus abis itu cuma satu-satunya lagi. Abis itu ada album bootleg-bootleg belum jadi, itu jadi menambah misterius. Tingkatnya jadi naik gara-gara cuma satu-satunya itu album.”
Menurut Cholil rekaman yang dirilis secara tidak resmi menjadi pertanyaan. Bagaimana Buckley bernyanyi juga sebagai nilai tambah kekagumannya.
“Suaranya gila, angelic. Terus teknik vokalnya bagus. Kemampuan main gitarnya bagus. Emosinya bagus banget. Cara dia membawakan lagu orang, bahkan bisa ditelen sama dia. Tapi hawa aslinya masih ada. Bahkan mungkin orang tau lagu “Hallelujah” yang paling terkenal dari Leonard Cohen sekarang itu gara-gara dibawain oleh dia,” tambah Cholil.
Sebuah hal yang lumrah dimana penyanyi membawakan lagu orang lain lebih terkenal dari penyanyi aslinya.
“Sebelumnya, mungkin dia juga nggak menciptakan itu langsung dari dianya. Dia meniru orang lain juga, John Cale versinya. Tapi yang bikin orang populer di mana-mana, idol-idol pada nyanyiin gara-gara Jeff Buckley. Bagaimana dia bisa membuat lagu “Hallelujah” jadi begitu. Selain dia bisa nulis lagu, dia juga memberi interpretasi yang bagus terhadap satu lagu,” ujar Cholil.
“Gue dengerin mungkin 95 atau 96. Sebenarnya, ada satu lagu gue merasa terdengar di radio itu single-nya dia. Tapi terus gue dapat CD-nya 95 lah.
Seperti banyak orang yang menjadikan Grace menjadi album yang mengubah hidup, meninggalkan kesan tersendiri, Cholil menganggap Grace adalah album yang sempurna. Semua track di album ini ia suka
Hampir lagu semuanya di album itu gue suka, ya album menurut gue gak ada cacatnya lah”, tutupnya.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …